Ceramah Master Cheng Yen: Memperdalam Jalinan Jodoh Dharma dengan Kesatuan Hati


“Saat melihat foto ini, saya kembali menangis. Di Nepal masih terdapat perbedaan kasta. Saat itu, anak laki-laki yang mengenakan kemeja ini memungut sekuntum bunga yang dijatuhkan oleh orang lain. Melihat saya melihatnya memungut bunga itu, dia pun memberikannya kepada saya. Saat saya melihat foto ini lagi, entah kalian menyadarinya atau tidak, anak di belakang kami ini tidak mengenakan pakaian seragam sekolah. Tangannya tidak berani menyentuh tubuh saya karena dia tahu bahwa di Nepal terdapat perbedaan kasta,” kata seorang relawan dalam sharingnya.

Melihat foto itu, saya merasa sangat sedih. Kita bisa melihat anak di belakang mereka yang ingin merangkul, tetapi tidak berani menyentuh mereka. Ini menunjukkan bahwa perbedaan kasta di sana tidak pernah berubah. Sesungguhnya, Buddha mengajarkan kepada kita bahwa semua manusia setara, bahkan semua makhluk hidup juga setara. Umat Buddha melatih diri dengan terjun ke tengah masyarakat. Saat ada orang yang dilanda penderitaan, kita menjangkau mereka untuk melenyapkan penderitaan mereka serta berusaha untuk menciptakan berkah, kebahagiaan, sukacita, dan ketenangan bagi mereka. Setelah melenyapkan penderitaan mereka, kita juga harus berbagi Dharma dengan mereka. Dengan demikian, barulah kita benar-benar bisa menolong semua makhluk. Setelah menarik mereka dari penderitaan serta menenangkan fisik dan batin mereka, kita mulai berbagi ajaran Buddha dengan mereka agar mereka dapat semakin memahami penderitaan di dunia ini dan dapat terbebas dari penderitaan. Dengan cara inilah kita meringankan penderitaan fisik dan batin mereka.

Selain penderitaan fisik, kita juga meringankan penderitaan batin. Kegiatan amal yang kita lakukan juga berdasarkan semangat budaya humanis. Kita bersumbangsih tanpa pamrih. Kita ingin membantu orang-orang memahami kebenaran hidup. Pagi tadi, saya mendengar kabar tentang ketidakkekalan dan penderitaan hidup. Jika seseorang sudah mengenal ajaran Buddha maka saat menghadapi ketidakkekalan, dirinya bisa mengatasi penderitaan batinnya sendiri. Contohnya sepasang suami-istri yang merupakan anggota Tzu Cheng dan komite. Putra mereka meninggal dunia karena bertabrakan dengan sebuah mobil saat mengendarai sepeda motor. Setelah kecelakaan ini, pengemudi mobil itu dengan tulus berkunjung ke rumah mereka. Saat melihatnya, kedua relawan kita ini tidak menyalahkannya, tetapi malah menghiburnya.

Tidak apa-apa. Baik Anda maupun putra saya, kalian sama-sama tidak ingin hal ini terjadi. Ini merupakan karma kalian di masa lampau dan memang harus dituntaskan pada kehidupan ini. Dengan demikian, karma buruk kalian baru bisa berkurang,” kata relawan Tzu Chi tersebut, “saya sangat berterima kasih kepada relawan di komunitas saya atas curahan perhatian mereka. Mereka setiap hari mendampingi kami dan memperhatikan apakah kami makan dan tidur atau tidak. Setiap hari, mereka datang untuk menghibur kami dan membuat kami merasakan perhatian saudara se-Dharma seperti yang Master katakan. Kami sungguh sangat bersyukur.”

Pendampingan saudara se-Dharma membuat mereka merasakan kehangatan. Jadi, pagi tadi mereka datang untuk mengungkapkan rasa syukur mereka, bukan untuk menceritakan penderitaan mereka. Mereka berkata kepada saya bahwa mereka bersyukur mendapat perhatian dari saudara se-Dharma. Mereka juga bersyukur telah mengenal Dharma dan menyerap Dharma ke dalam hati sehingga dapat berpikiran terbuka.

Kita juga mendengar insan Tzu Chi Dajia berbagi kesan dan pengalaman mereka. Tahun ini, ada banyak lurah yang mengundang warganya satu demi satu untuk menghadiri acara doa bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah. Insan Tzu Chi juga hadir di sana untuk berbagi dengan orang-orang tentang cara mempraktikkan keyakinan yang benar. Mereka mengimbau orang-orang untuk tidak membakar kertas sembahyang dan mengubah tradisi yang tidak baik.

Tahun ini, yang dilakukan oleh insan Tzu Chi Dajia sungguh pantas dipuji. Ini semua karena sumbangsih mereka telah memperoleh kepercayaan dari para lurah. Kita juga bisa melihat sepasang ibu dan anak yang didampingi oleh insan Tzu Chi Longjing. Sang putri tidak bisa berjalan dengan leluasa. Bagaimana cara dia merawat ibunya? Tadi saya berkata kepadanya, “Ibumu bisa dirawat oleh orang lain. Kamu harus segera berobat untuk menyembuhkan kakimu. Kamu harus segera berobat. Jika tidak, terus menunda pengobatan juga tidak baik bagimu.” Para relawan kita juga berkata kepadanya bahwa dia tidak perlu khawatir. Mereka bisa meminta orang lain untuk merawat ibunya. Sesungguhnya, insan Tzu Chi juga akan terus mencurahkan perhatian. Saat dia diopname, kita juga akan memperhatikannya. Para relawan kita berusaha untuk membantunya mengatasi kesulitan terbesar.

Di Malaysia, para insan Tzu Chinya begitu bersungguh hati. Mereka memperdalam Dharma dan jalinan jodoh dengan saya. Mereka juga menyerap Dharma ke dalam hati dan menjalin jodoh yang erat dengan saya. Jadi, saya sangat tersentuh. Dengan adanya jalinan jodoh, kita akan memiliki kekuatan. Dengan adanya kekuatan jalinan jodoh dan kerja sama yang harmonis, saya yakin di dunia ini, tidak ada hal yang tidak bisa kita lakukan. Kekuatan cinta kasih sungguh besar. Berkat adanya cinta kasih, barulah masyarakat bisa harmonis dan kalian semua bisa bersumbangsih bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara Berlengan dan Bermata Seribu. Kalian mengulurkan sepasang tangan kalian dan menghimpun kekuatan bersama untuk membawa manfaat bagi orang lain. Kekuatan cinta kasih di dunia ini dapat menyucikan hati manusia dan melenyapkan bencana.

Pada awal tahun ini, Malaysia dilanda banjir besar. Saat itu, semua relawan di Malaysia menyatukan kekuatan mereka untuk bersumbangsih. Kita bisa menyaksikan bagaimana mereka menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita bisa melihat kesatuan hati mereka. Bukan hanya insan Tzu Chi Malaysia dan Taiwan, semua orang di seluruh dunia seharusnya memiliki kesatuan hati. Singkat kata, jalinan jodoh antarmanusia sungguh tidak bisa diprediksi. Jika memiliki jalinan jodoh baik, kita pasti akan berkumpul bersama. Dengan adanya jalinan jodoh baik, kita secara alami akan bekerja sama dengan harmonis untuk menciptakan berkah bagi dunia dan membawa keharmonisan bagi masyarakat. Saya berharap kita semua dapat melapangkan hati dan terus menapaki Jalan Bodhisatwa sehingga misi Tzu Chi semakin berkembang dan tersebar luas ke seluruh dunia. Semoga kalian dapat menciptakan berkah, membina kebijaksanaan, dan hidup tenteram setiap hari. Terima kasih.

Memandang semua makhluk dengan cinta kasih dan welas asih yang setara

Melenyapkan penderitaan dengan kelapangan hati dan berbagi Dharma dengan sesama

Memperdalam jalinan jodoh dengan Dharma dengan kesatuan hati

Menghimpun kekuatan untuk menciptakan dunia yang harmonis

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 September 2015

Ditayangkan tanggal 24 September 2015

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -