Ceramah Master Cheng Yen: Memperhatikan Saudara Se-Dharma bagai Satu Keluarga

Kesempatan saya untuk mengunjungi Hsinchu sangat sedikit. Kini, saya hanya bisa berkunjung ke sini dua kali dalam setahun. Kunjungan berikutnya adalah akhir tahun nanti. Saya juga tidak tahu apakah saya sungguh bisa berkunjung ke sini akhir tahun nanti. Hidup manusia tidaklah kekal. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam setengah tahun ini.

Pada pertengahan tahun ini, banyak relawan luar negeri kembali ke Taiwan. Tahun ini, relawan dari 28 negara dan wilayah mengikuti pelatihan di Taiwan. Peserta kamp yang berjumlah lebih dari 1.000 orang berangsur-angsur kembali ke Taiwan. Kita mendengar bahwa insan Tzu Chi Taoyuan menangani segala kebutuhan mereka.

Setiap tahun, ada beberapa kelompok relawan luar negeri yang kembali ke Taiwan. Relawan yang kembali sangatlah banyak. Insan Tzu Chi Taoyuan harus menjemput dan mengantar mereka yang tiba di waktu yang berbeda-beda. Saat ada yang tiba di tengah malam, insan Tzu Chi Taoyuan akan menyediakan tempat tinggal dan makanan untuk mereka serta membuat mereka merasa nyaman seperti berada di rumah sendiri. Tahun lalu saja, insan Tzu Chi Taoyuan melayani lebih dari 10.000 relawan luar negeri. Saya sungguh sangat kagum pada mereka.

doc tzu chi

Selama bertahun-tahun, insan Tzu Chi Taoyuan bekerja sama dengan harmonis dan selalu membagi tugas.  engan membentangkan jalan kebenaran dalam hidup mereka, mereka telah menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Mereka juga mendengar Dharma. Setelah mendengar Dharma, mereka menyerapnya ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam keseharian. Mereka memperlakukan semua orang dengan sopan dan hangat. Mereka sungguh pantas dipuji.

Setiap kali pergi ke Taoyuan, saya bisa melihat kerja sama yang harmonis dalam keluarga besar ini dalam melayani relawan luar negeri. Kata orang, jika ingin keluarga sejahtera, seluruh anggota keluarga harus bersatu hati. Sungguh, dengan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong, kesulitan sebesar apa pun bisa diatasi. Selain itu, mendengar bagaimana relawan kita mencurahkan perhatian bagi saudara se-Dharma, saya sungguh merasa tidak sampai hati. Saya merasa tidak sampai hati karena relawan yang mereka perhatikan adalah relawan-relawan yang sangat senior.

Relawan kita saling mengasihi dan mendampingi. Sesama relawan Tzu Chi saling memperhatikan dengan penuh kehangatan, inilah semangat keluarga besar Tzu Chi. Insan Tzu Chi selalu segera bergerak untuk memperhatikan orang-orang yang tidak kita kenal. Di mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi selalu menjangkau lokasi bencana untuk memberikan bantuan. Ini sungguh pantas dipuji. Mengasihi tanpa mementingkan jalinan jodoh dan memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan. Semangat Bodhisatwa dalam ajaran Buddha ini telah kita praktikkan.

doc tzu chi

Saya sangat bersyukur Hsinchu selalu aman dan tenteram. Kita harus bersyukur atas hal ini. Jika ada yang membutuhkan bantuan, insan Tzu Chi Hsinchu juga akan mempraktikkan semangat mengasihi tanpa mementingkan jalinan jodoh dan memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan. Saya yakin kalian semua bisa melakukannya.

Saya juga mendengar tentang pasien di Genesis Social Welfare Foundation. Saat saya berkunjung ke Taipei, anggota TIMA berbagi tentang baksos kesehatan yang mereka gelar di Taitung dan Su’ao. Di Taitung, baksos kesehatan digelar bagi pasien Genesis Social Welfare Foundation. Bukan hanya dokter gigi, dokter spesialis penyakit dalam dan dokter bedah juga harus berada di samping pasien untuk memantau tanda-tanda vital pasien.

Jadi, untuk membersihkan karang gigi saja, ada tujuh hingga delapan orang yang berada di sekeliling pasien. Mendengarnya, saya sungguh terharu dari lubuk hati saya. Saya juga sangat bersyukur kepada para relawan yang pergi ke sana sehari lebih awal untuk memasang perlengkapan yang dibutuhkan dalam baksos.

Sehari sebelum dokter pergi ke sana, sekelompok pahlawan di balik layar ini sudah pergi ke sana untuk membersihkan lingkungan dan melakukan persiapan baksos. Mereka melakukan persiapan dengan teliti dan bersungguh hati agar para dokter bisa langsung memberi pelayanan begitu tiba. Mereka harus memastikan bahwa semua peralatan bisa digunakan. Ini membutuhkan kerja keras. Meski yang membersihkan karang gigi satu pasien hanya satu dokter gigi, tetapi secara keseluruhan, dibutuhkan tujuh hingga delapan orang untuk memantau tanda-tanda vital pasien. Saya sungguh sangat bersyukur.

doc tzu chi

Dari Taitung, mereka menuju Su’ao untuk mencurahkan perhatian kepada nelayan asing. Melihat dokter kita mengasihi semua orang bagai keluarga sendiri, saya sangat tersentuh. Demi menolong para nelayan asing saja, kita bisa mengatasi berbagai kesulitan, apalagi demi saudara se-Dharma yang bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa dan mempraktikkan Enam Paramita dengan kesatuan tekad.

Kita menapaki jalan yang sama dan memiliki tujuan yang sama, yakni mencapai kebuddhaan. Untuk itu, kita harus melakukan praktik nyata. Singkat kata, antarsaudara se-Dharma harus saling memperhatikan. Sesuai hukum alam, semua orang akan menua dan jatuh sakit.

Anggota keluarga besar Tzu Chi juga membutuhkan cinta kasih dan perhatian seperti yang kita berikan kepada orang-orang yang tidak kita kenal. Terhadap saudara se-Dharma, kita harus memberikan pendampingan dan perhatian jangka panjang.

Tzu Chi di Hsinchu sudah dimulai sejak masa-masa awal Tzu Chi. Ada Gui-mei, Zheng Zhuang, dan masih banyak relawan senior lain yang terus mendedikasikan diri hingga sekarang. Kita bersusah payah baru bisa membangun Aula Jing Si Hsinchu. Meski agak jauh dari perkotaan Hsinchu, tetapi tempat ini sangat luas. Kita harus memanfaatkan tempat ini untuk membawa manfaat bagi komunitas. Jadi, kita harus menghargai dan melindungi tempat ini. Kita harus menyucikan hati warga Hsinchu. Untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, satu-satunya cara adalah menyucikan hati manusia. Jika hati masyarakat tersucikan, maka semua orang akan hidup aman dan tenteram. Jika hati semua orang tersucikan, maka tidak akan terjadi konflik dan masyarakat akan harmonis dan tenteram.

Menjemput dan mengantar relawan luar negeri tanpa takut bekerja keras
Menggelar baksos kesehatan dengan penuh cinta kasih
Mendampingi saudara se-Dharma bagai satu keluarga
Menyucikan hati manusia untuk membawa manfaat bagi masyarakat

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Juli 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 7 Juli 2017
Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -