Ceramah Master Cheng Yen: Memperhatikan Saudara Se-Dharma dan Memperpanjang Jalinan Kasih Sayang


“Melihat kondisi kesehatan para relawan kita memburuk karena mengalami penuaan sesuai hukum alam, kami menyadari bahwa kami perlu membantu para saudara se-Dharma kita menciptakan lingkungan tempat tinggal yang aman. Karena itu, kami berinisiatif menjangkau rumah setiap saudara se-Dharma kita untuk mengevaluasi lingkungan tempat tinggal mereka,”
kata Su Jia-ling, relawan Tzu Chi.

“Kami juga menyadari bahwa dengan memperbaiki keamanan lingkungan tempat tinggal mereka, kami dapat meningkatkan kenyamanan dan keselamatan mereka di rumah. Mereka berbagi dengan kami bahwa setiap kali menggunakan pegangan, menginjakkan kaki di atas keset antislip, atau duduk di kursi mandi, mereka selalu teringat akan perhatian Master dan cinta kasih para saudara se-Dharma,” pungkas Su Jia-ling.

“Tahun ini, Kakak Yu Xiu-luan berusia 75 tahun. Dia tinggal di gang sebelah saya. Setelah suaminya meninggal dunia, dia hidup sebatang kara. Tubuhnya semula memang lemah. Dia sering merasa pusing dan terkadang kakinya lemas saat berjalan. Karena itu, kami sering berkunjung ke rumahnya,” kata He Li-ping, relawan Tzu Chi.

“Suatu kali, kami berkunjung dan duduk mengobrol dengannya. Dia sangat gembira. Lalu, dia berjalan ke dapur untuk menuangkan air bagi kami. Namun, kami melihat dia berjalan dengan satu tangan berpegang pada dinding dan tangan lainnya berpegang pada lemari. Melihat dia pergi menuangkan air seperti itu, kami merasa agak khawatir,” lanjut He Li-ping.

He Li-ping melanjutkan “Kemudian, kami memeriksa kondisi dapur dan kamar mandinya. Kami mendapati bahwa kami perlu memperbaiki keamanan lingkungan tempat tinggalnya. Karena itu, kami mengajukan permohonan ke Tzu Chi untuk memasang tiga pegangan, satu gantungan handuk, dua keset antislip, dan satu rak penyimpanan yang bisa dipasang di dinding untuknya.”

“Semua ini demi menjaga keselamatannya saat bergerak di dalam rumah. Ini membuatnya sangat tersentuh. Dia berkata bahwa dia teringat akan welas asih Master, juga melihat cinta kasih dan perhatian para relawan. Dia merasa bahwa kini dia memiliki sandaran di rumah yang membuatnya sangat tenang,” pungkas He Li-ping.


Kita harus menjaga yang tua dan menginspirasi yang muda. Ingatlah untuk mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma. Sungguh, saudara se-Dharma sangatlah berharga. Jalinan jodoh sebagai saudara se-Dharma terbentuk dari kehidupan ke kehidupan dengan hati yang paling murni dan cinta kasih yang paling berlimpah.

Di tengah masyarakat zaman sekarang, kaum muda memiliki karier dan keluarga masing-masing. Karena itu, tidaklah mudah bagi mereka untuk menghabiskan waktu bersama kita. Mereka mungkin sibuk menuntut ilmu ataupun meniti karier. Sebagai saudara se-Dharma, kita hendaknya saling memperhatikan. Jangan pula kita mengabaikan yang dekat demi menjangkau yang jauh.

Kita hendaknya juga menginspirasi para tetangga kita. Jika mereka tidak mengenal Tzu Chi, kita bisa mengobrol dengan mereka tentang Tzu Chi sekaligus menginspirasi mereka. Ini sangatlah baik. Saat mencurahkan perhatian pada saudara se-Dharma, kita juga bisa berkata pada tetangga mereka, "Di sini tinggal seorang lansia. Tolong bantu kami perhatikan kondisinya." Kata orang, "Tetangga yang dekat lebih baik daripada saudara yang jauh."

Meski kita adalah saudara se-Dharma mereka, tetapi kita tinggal lebih jauh. Meski demikian, kita bisa meminta bantuan tetangga mereka. Kita juga bisa meminta ketua RT atau lurah setempat untuk memperhatikan kondisi saudara se-Dharma kita dan menghubungi kita jika terjadi sesuatu. Inilah yang terbaik.


Terima kasih, Master. Dalam memperhatikan saudara se-Dharma, kami selalu menelepon mereka satu per satu untuk menanyakan kabar mereka dan mencari tahu kondisi terbaru mereka. Bagi relawan yang mengalami keterbatasan gerak, kami selalu mengajak para relawan senior untuk bersama-sama mencurahkan perhatian ke rumah. Kami mengobrol dengan mereka tentang Tzu Chi dan mengenang kontribusi mereka sebelumnya. Mereka bercerita dengan sukacita,” kata Cai Zhou Qin, relawan Tzu Chi.

“Meski ada yang terbaring di ranjang dan ada yang tidak leluasa berjalan karena penyakit Parkinson, tetapi otak mereka masih sangat jernih. Mereka berkata bahwa mereka sangat gembira saat kami mengunjungi mereka. Mereka berharap kami dapat sering mengobrol bersama mereka dan memperhatikan mereka. Mereka merasa, ‘Sungguh menyenangkan memiliki saudara se-Dharma.’ Jadi, mohon Master tenang,” lanjut Cai Zhou Qin.

“Kini, relawan di Linkou juga bergabung dalam tim pemerhati. Kami akan mengajak satu sama lain untuk memperhatikan sesama relawan lansia. Asalkan memiliki waktu luang, kami pasti akan mencurahkan perhatian pada mereka. Mohon Master tenang,” pungkas Cai Zhou Qin.

Kisah yang kalian bagikan penuh kehangatan, yakni tentang saudara se-Dharma yang saling memperhatikan. Saya merasa bahwa inilah yang paling bernilai di dunia ini. Para saudara se-Dharma kita memperhatikan satu sama lain. Di era sekarang, berkat adanya jalinan jodoh baik, kita dapat memperhatikan satu sama lain. Kita bisa melihat dan mendengar kisah tentang para relawan kita yang telah lanjut usia. Ini adalah bagian dari hukum alam.


Dalam kunjungan kali ini, saya melihat sebagian relawan telah beruban. Ada pula yang rambutnya telah sepenuhnya putih dan terlihat sangat indah. Mereka masih sangat sehat. Mereka telah menua dan ini adalah hal baik. Tua adalah bagian dari hukum alam. Memiliki tubuh yang sehat adalah berkah. Jika ada yang kesehatannya kurang baik, kita hendaknya memperhatikan mereka. Yang terpenting, jagalah diri sendiri dengan baik. Kita menyayangi anak cucu kita, tetapi mereka memiliki kesibukan di luar. Kita hanya bisa mendoakan mereka.

Kita adalah saudara se-Dharma. Saudara se-Dharma tak kalah dari saudara sedarah. Kita memiliki saudara sedarah, tetapi jumlahnya terbatas. Selain itu, anak cucu kita juga perlu mengurus keluarga kecil masing-masing. Kita yang merupakan saudara se-Dharma dapat menjaga satu sama lain. Jadi, di saat seperti ini, memiliki saudara se-Dharma sangatlah baik. Mendengar kisah kalian, saya bisa merasakan kehangatan. Selain itu, saya juga sangat tenang dan bersyukur pada kalian semua.

Usia kehidupan kita terus berkurang seiring berlalunya waktu, sedangkan usia kita terus bertambah. Sebagai saudara se-Dharma, kita memiliki topik pembicaraan yang sama, juga memiliki pengalaman yang dapat dibagikan untuk memotivasi satu sama lain. Jadi, pintu Dharma kita akan selamanya terbuka lebar. Ini bergantung pada ketulusan semua orang. Saya sangat bersyukur. Saya berharap kalian dapat bekerja sama dengan harmonis dan menjaga satu sama lain. Intinya, saya sangat bersyukur.

Melihat jalinan kasih sayang antarsaudara se-Dharma, saya sangat sukacita. Sering-seringlah memperhatikan saudara se-Dharma. Yang terpenting, jagalah kesehatan baik-baik. Ingatlah untuk bertutur kata baik setiap hari. Saat berbicara dengan orang lain, jangan lupa untuk berbagi tentang apa yang tengah Tzu Chi lakukan. Dari manakah kalian bisa memperoleh informasi tentang apa yang tengah Tzu Chi lakukan? Dari mana? (Da Ai TV.) Benar, dari Da Ai TV.

Kalian harus menyaksikan Da Ai TV dan mengikuti ceramah saya setiap hari. Jangan menjauh dari saya. Jika mengikuti ceramah saya setiap hari, berarti kalian sangat dekat di hati saya. Singkat kata, saya berharap kalian dapat menghargai waktu dan terus mempertahankan jalinan kasih sayang antarsaudara se-Dharma. Kalian semua adalah orang baik. Kita akan menjadi saudara se-Dharma dari kehidupan ke kehidupan. Jadi, sesama saudara se-Dharma hendaknya mengasihi dan menjaga satu sama lain.

Bodhisatwa berjalan beriringan dan saling menjaga
Menghargai saudara se-Dharma dan saling mendukung
Berbagi kisah Tzu Chi yang penuh kehangatan dan menjaga keharmonisan dengan tetangga
Bekerja sama untuk menyebarkan kebajikan dan memperpanjang jalinan kasih sayang

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 06 April 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 08 April 2025
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -