Ceramah Master Cheng Yen: Memperingati Hari Kelahiran Buddha dan Menyelami Prinsip Kebenaran

Insan Tzu Chi bersungguh-sungguh menjalankan misi demi ajaran Buddha dengan mengadakan upacara pemandian rupang Buddha di seluruh dunia sehingga orang-orang bisa melihatnya. Setelah datang ke dunia ini, Yang Mahasadar Di Alam Semesta menyadari semua kebenaran yang terkandung di alam semesta dan terjun ke tengah masyarakat. Ajaran Beliau sangat bermanfaat bagi kita untuk memahami kebenaran tentang dunia ini serta fisik dan batin kita.

Yang Mahasadar Di Alam Semesta datang ke dunia untuk membimbing kita dan membawa kecemerlangan. Kita harus menyerap ajaran Buddha secara luas karena bagaikan setetes air yang dapat menimbulkan riak-riak air, dengan menerima ajaran Buddha, kita akan semakin memahami hal dan kebenaran di dunia ini. Karena itu, setiap tahun, kita hendaklah menyebarkan kekuatan cinta kasih, semangat, dan ajaran Buddha.

Kita melihat pemandian rupang Buddha yang sangat agung di Indonesia. Upacara ini dihadiri oleh lebih dari 5.000 orang dari lima agama yang berbeda-beda, termasuk pemuka agama Islam, Katolik, Kristen, dan lain-lain. Ada banyak pemuka agama lain yang hadir dalam pemandian rupang Buddha. Semuanya menampilkan keharmonisan dan gerakan mereka sangat serentak. Ini juga sangat menyentuh.

Upacara pemandian rupang Buddha di Manila juga dihadiri oleh para biarawati dan anggota Sangha. Gerakan mereka juga sangat serentak. Pascatopan Haiyan lima tahun lalu, kita menjangkau Filipina untuk menyalurkan bantuan. Cinta kasih berkesadaran kita telah membentuk jalinan jodoh di sana. Selama lima tahun ini, warga setempat setiap tahun menghadiri pemandian rupang Buddha dengan tertib.

Pemandian rupang Buddha di Penang, Malaysia dihadiri oleh para anggota Sangha dan insan Tzu Chi setempat. Relawan kita tidak melupakan asal mula berdirinya Tzu Chi dan menampilkan formasi celengan bambu. Saat direkam dari udara, pemandangan yang terlihat tetap penuh suasana pelatihan. Inilah upacara di Kantor Cabang Tzu Chi Penang. Selain itu, upacara di Kantor Cabang Tzu Chi Kuala Lumpur dan Selangor juga dihadiri oleh banyak orang. Anggota Sangha dari berbagai ladang pelatihan setempat juga hadir.

“Memperingati Hari Kelahiran Buddha dengan mengasihi semua makhluk jauh lebih bermakna. Belakangan ini, kita melihat bahwa akibat pemanasan global, temperatur Bumi terus meningkat dan iklim menjadi tidak bersahabat sehingga menimbulkan berbagai bencana. Kita hendaknya giat menggalakkan konsep bervegetaris untuk melindungi kehidupan,” tutur Master Ming Ji, Ketua Wisma Buddhist.

Buddha telah menginspirasi cinta kasih kita. Tema yang saya berikan tahun ini ialah bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan; harmonis tanpa pertikaian, menciptakan berkah bersama. Benar, inilah imbauan saya tahun ini. Semoga setiap orang dapat mementingkan kehidupan. Berhubung semua kehidupan setara, maka kita hendaknya menghormati, mengasihi, dan melindungi kehidupan. Saya berharap setiap insan Tzu Chi dapat menjadikan diri sendiri sebagai teladan dengan mencoba bervegetaris. Dengan bervegetaris, kita bisa lebih banyak menciptakan berkah dan meredam perubahan iklim yang ekstrem.

Dengan mengendalikan nafsu makan, kita dapat membawa manfaat besar bagi Bumi. Saya sering berkata bahwa akibat karma buruk kolektif semua makhluk, banyak bencana yang terjadi di dunia ini. Sesungguhnya, setiap malam, saya akan menonton siaran berita tentang apa yang terjadi di seluruh dunia. Empat unsur alam sudah tidak selaras.

Ketidakselarasan empat unsur alam terjadi di lima benua. Selain perubahan iklim yang ekstrem, juga ada serangan hama, perebakan virus, dan lain-lain. Begitu ada beberapa ekor hewan ternak yang terjangkit virus di suatu tempat, semua hewan ternak di sana akan dibasmi. Bayangkanlah, demi nafsu makan manusia, orang-orang terus menernakkan hewan. Banyaknya peternakan turut berkontribusi atas perubahan iklim yang ekstrem dan pertumbuhan bakteri. Ini merupakan siklus yang buruk.

Karena itulah, mengonsumsi daging dapat mengganggu kesehatan manusia. Alangkah baiknya jika setiap orang dapat menghormati dan mengasihi kehidupan. Kita sungguh harus menghormati kehidupan dan mengembangkan cinta kasih. Sesungguhnya, kesehatan bisa dijaga dengan mengonsumsi tanaman pangan, yakni sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan lain-lain. Semua itu bisa memenuhi kebutuhan gizi kita.

Dalam pemandian rupang Buddha tahun ini, kita melihat barang hasil daur ulang. Bukankah botol plastik yang bersih bagaikan kristal? Kita memiliki hati yang murni bagaikan kristal. Asalkan lebih bersungguh hati, kita bisa mengubah botol plastik bekas menjadi karya seni. Kita sebaiknya mengurangi penggunaan plastik agar produksinya berkurang dan masalah sampah pun berkurang.

Banyak negara yang tidak tahu bagaimana mengatasi masalah sampah. Inilah kerisauan akibat sampah yang terakumulasi. Selain sampah yang terakumulasi selama ini, dengan semakin bertambahnya populasi manusia dan berkembangnya ekonomi masyarakat, kelak kita juga harus berusaha untuk menghentikan produksi plastik dan mengatasi sampah yang tercipta dalam proses produksi.

Jadi, di dunia ini, hal yang penuh kontradiksi terjadi setiap hari. Namun, jika kita dengan tulus menerima ajaran Buddha, maka secara alami, kita akan menyadari dan menghargai berkah serta tak akan lagi melakukan hal-hal yang menimbulkan kerisauan. Demikianlah ajaran Buddha.

 

Memperingati Hari Kelahiran Buddha dan menyelami prinsip kebenaran

Antarumat beragama bersatu hati, harmonis, dan saling mengasihi

Tema upacara pemandian rupang Buddha ialah bervegetaris dan melestarikan lingkungan

Bersih dari sumbernya dengan mengendalikan nafsu keinginan dan hidup hemat

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Mei 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 17 Mei 2019

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -