Ceramah Master Cheng Yen: Memperingati Hari Waisak dengan Khidmat dan Membalas Budi Luhur Buddha


Satu tahun demi satu tahun telah berlalu. Kita merayakan Hari Waisak setiap tahun. Sebenarnya, kita mengadakan upacara pemandian rupang Buddha pertama pada tahun 1996 yang sekaligus memperingati 30 tahun Tzu Chi untuk membalas budi luhur Buddha. Saya sangat bersyukur saat itu, Kepsek Chang dari Akademi Keperawatan Tzu Chi mendukung upacara pemandian rupang Buddha sehingga murid-murid kita dapat memahami semangat agama Buddha yang berasal dari seorang pangeran dari suku Sakya yang lahir lebih dari 2.500 tahun yang lalu.

Sang pangeran lahir pada tanggal 8 bulan 4 penanggalan bulan. Beliau hidup berkelimpahan di dalam istana. Namun, saat meninggalkan istana, beliau melihat penderitaan akibat siklus lahir, tua, sakit, dan mati serta kemiskinan. Beliau pun membangkitkan welas asih dan merenungkan bagaimana cara untuk membantu rakyatnya.

Beliau merenungkan bagaimana cara untuk membebaskan semua orang dari penderitaan dengan kekuatannya sendiri. Sungguh sulit. Untuk benar-benar membebaskan semua orang dari penderitaan, sungguh tidaklah mudah. Jika membantu mereka dari segi ekonomi, itu hanya bersifat sementara. Beliau berharap semua orang dapat memahami prinsip kebenaran dalam hidup.


Beliau berpikir tentang bagaimana cara menumbuhkan jiwa kebijaksanaan semua orang agar mereka tidak hanya terbebas dari kemiskinan, tetapi juga melenyapkan kegelapan batin. Inilah yang Pangeran Siddhartha inginkan untuk rakyatnya karena dengan terbebas dari kemiskinan dan kegelapan batin, barulah mereka bisa sepenuhnya bebas dari penderitaan.

Jadi, beliau memutuskan untuk mencari kebenaran sejati dan menemukan cara untuk membantu semua orang agar dapat melenyapkan kegelapan batin. Untuk mencapai semua ini, beliau pun meninggalkan istana untuk mencari kebenaran sejati, berbagi kebenaran sejati dengan orang-orang, dan menguraikannya dengan jelas agar orang-orang dapat menyerapnya ke dalam hati dan benar-benar terbebaskan.

Setelah meninggalkan istana, beliau mencari tempat untuk melatih diri. Beliau telah bepergian ke banyak tempat dan mengunjungi banyak pemimpin agama. Pada saat itu, di India terdapat 96 aliran ajaran luar. Setelah mengunjungi satu per satu pemimpin agama dan belajar dari mereka, beliau merasa bahwa hal yang telah diajarkan bukanlah kebenaran sejati. Jadi, beliau sungguh-sungguh merenungkannya dan memanfaatkan waktu dengan baik untuk diam-diam mengamati kondisi alam dan cara kerja alam semesta dari waktu ke waktu.


Siang dan malam silih berganti. Adanya air dan sinar matahari membuat uap air terkumpul di udara. Saat hujan membasahi bumi, segala sesuatu bertumbuh subur. Prinsip kebenaran di dunia ini berkaitan satu sama lain. Jadi, ada banyak sekali prinsip kebenaran. Sulit sekali untuk membahas Bumi, alam semesta, dan makhluk hidup secara terpisah. Jika disampaikan mentah-mentah, akan sulit dipahami. Namun, jika diuraikan satu per satu, jumlahnya terlalu banyak. Jadi, Buddha tidak bisa menguraikan semua prinsip kebenaran dalam masa hidup-Nya.

Dari kehidupan di alam semesta, bagaimana bulan dan matahari menerangi dunia, bagaimana pertumbuhan makhluk hidup, atau bagaimana cara kerja Bumi, sungguh terlalu banyak hal yang harus diuraikan. Untuk itu, bagaimana kita menyebarkan Dharma ke seluruh dunia?

Ini adalah momen yang sangat membahagiakan. Jadi, saya sangat bersukacita bisa mengikuti upacara pemandian rupang Buddha. Ajaran yang kita terima merupakan ajaran yang diberikan oleh Buddha untuk kita dan orang-orang di seluruh dunia,” kata Bhante Chalanda Kepala Vihara Mahabodhi.

“Saya merasa bahwa upacara hari ini sangat bermakna. Selain karena kalian semua berdoa bersama-sama, saya juga dapat merasakan kedamaian. Tidak peduli apa agama yang kita anut, kita senantiasa bekerja sama demi kebaikan Bersama,” kata Julian Leow Uskup Agung Kuala Lumpur.


Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah membangkitkan ketulusan dan menghimpun banyak kekuatan cinta kasih untuk mewujudkan kedamaian dan keharmonisan di dunia. Kita telah melihat bagaimana peringatan Hari Waisak dilaksanakan dengan tertib di semua ladang pelatihan Tzu Chi. Para guru Dharma juga menghadiri upacara ini.

Di 46 negara dan wilayah yang tersebar di seluruh dunia, orang-orang memperingati Hari Waisak bersama-sama dan menyerap Dharma ke dalam hati di ladang pelatihan yang berbeda-beda. Kita telah memetik pelajaran besar dari upacara ini. Kita hendaknya membangkitkan tekad dan menumbuhkan keyakinan. Keyakinan ini sangat menakjubkan. Tanpa saya, Anda, dan semua orang, upacara pemandian rupang Buddha tidak dapat diadakan.

Saya sangat berterima kasih kepada para guru Dharma dan insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah menghimpun kekuatan cinta kasih. Sungguh, rasa terima kasih saya tak habis diungkapkan. Saya berharap kita semua menumbuhkan rasa syukur di dalam hati dan membalas budi luhur Buddha dengan tulus setiap hari. Terima kasih, semuanya.   

Memperingati Hari Waisak dengan khidmat dan membalas budi luhur Buddha
Memahami kebenaran sejati dan melenyapkan kegelapan batin
Menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membawa manfaat bagi semua makhluk
Menyerap Dharma ke dalam hati dan menciptakan berkah bagi dunia 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 18 Mei 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 20 Mei 2023
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -