Ceramah Master Cheng Yen: Memperluas Jalinan Jodoh Baik dan Menginspirasi Semua Makhluk
“Saya Willin Chan dari Filipina dan ini ibu saya, Linda. Saya merasa sangat penuh berkah bisa memiliki ibu seperti ibu saya. Saya yang hari ini adalah wujud dari keteladanan yang beliau berikan dan semangat Tzu Chi yang beliau wariskan. Semangat Tzu Chi dan tindakan nyata dari ibu saya mengingatkan saya setiap hari bahwa kehidupan yang berakar pada welas asih dan pelayanan adalah kehidupan yang benar-benar sempurna,” kata Willin Chan, relawan Tzu Chi.
“Seiring melanjutkan perjalanan ini, saya membawa nilai ini di dalam hati saya. Saya bersyukur bisa mendapat kesempatan untuk berkontribusi menjalankan misi cinta kasih dan harapan Tzu Chi. Master, terima kasih karena sudah menjadi pelita yang mengarahkan jalan kami,” pungkas Willin Chan.
“Murid-murid dari Filipina akan mendengarkan, membabarkan, menyebarkan, dan mempraktikkan Dharma. Kami juga akan selalu bersungguh hati, selalu tekun dan bersemangat, mempraktikkan Dharma secara nyata, menjalankan yang sulit dijalankan. Kami akan mempraktikkannya."
Saya sangat bahagia. Saya berterima kasih kepada relawan Filipina karena bersedia bergabung dengan Tzu Chi. Sedari awal bergabung hingga sekarang, mereka sudah menghabiskan lebih dari 30 tahun. Saya mengenal semua relawan yang memulai pekerjaan Tzu Chi di Filipina. Dengan cinta kasih, mereka memberikan pelayanan kesehatan serta pengobatan dan pergi ke banyak pulau untuk mengadakan baksos kesehatan gratis di sana.
Setiap harinya, pasti ada telepon yang masuk ke saya. Dengan hati yang penuh rasa hormat, orang yang menelepon atau orang-orang di sekitarnya yang mendengar akan berlutut ketika saya berbicara dengan mereka. Rasa hormat ini terwujud karena ada saya di dalam hati mereka. Tentu saja, mereka bagai membawa serta saya ke sana. Saya sangat bersyukur karena ini semua berkat jalinan jodoh kita di masa lalu. Jadi, saya sangat berharap kita bisa melakukan perbuatan baik. Untuk itu, juga dibutuhkan banyak jalinan jodoh baik.
Sebenarnya, kita telah melihat banyak orang menderita yang memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi. Dengan adanya jalinan jodoh, relawan Tzu Chi dapat bertemu mereka dan akhirnya membantu mereka. Jalinan jodoh ini sangat luar biasa. Saya berterima kasih kepada relawan Tzu Chi.
Sebenarnya, mulanya kita tidak kenal satu sama lain, tetapi karena kalian memiliki cinta kasih, kalian jadi bisa menginspirasi dan membimbing mereka. Linda adalah pencetusnya, kemudian ada Manuel dan Alfredo, lalu daftar namanya terus berlanjut hingga sekarang. Saya sangat berharap apa yang kita lakukan sedari dahulu hingga sekarang bisa diteruskan oleh kalian semua. Jangan biarkan ini berhenti.
Untuk mengajak orang bergabung ke Tzu Chi, dibutuhkan jalinan jodoh yang luar biasa. Setelah orang bersedia bergabung, jangan biarkan jalinan jodoh itu terputus. Kita hendaknya menjaga jalinan jodoh dan membimbing mereka dengan baik.
Dahulu, saat Buddha masih hidup, Beliau membimbing banyak orang. Orang-orangi ini mungkin adalah keluarga-Nya pada kehidupan lampau. Jadi, kita harus memiliki pandangan bahwa semua orang pernah membantu kita di masa lalu. Mungkin sekarang kita bisa membantu mereka karena kita telah memiliki jalinan jodoh dari kehidupan sebelumnya. Alhasil, di kehidupan yang sekarang, kita bisa bertemu dan membantu mereka.
Kita sering berkata, "Sayalah yang menolongnya." Sebenarnya, merekalah yang menolong kita karena sebelum bertemu mereka, kita tidak menyadari penderitaan. Kita hendaknya menyadari bahwa kita memiliki jalinan jodoh baik dengan orang-orang. Sebuah keluarga harus sama-sama memiliki jalinan jodoh berkah. Jika kita mempunyai jalinan jodoh berkah dengan anak, dia akan masuk ke keluarga kita untuk membalas budi.
"Saya sangat senang sudah bisa memiliki anak." Begitu anak ini lahir ke dunia, dia memberi kebahagiaan bagi seisi keluarga. Dalam keluarga, anak ini terus-menerus memberi kita ketenangan dan sukacita serta tumbuh besar dengan baik. Inilah yang disebut jalinan jodoh berkah. Jalinan jodoh berkah datang dari kehidupan masa lalu kita. Jadi, kita hendaknya selalu bersyukur atas satu sama lain.
“Saya adalah relawan Tzu Chi generasi kedua. Kakek Guru, anakmu telah kembali. Saya sangat bersyukur kepada Kakek Guru karena telah mendirikan Tzu Chi. Saya juga sangat bersyukur kepada ibu saya yang telah membawa saya ke Tzu Chi. Saya bersyukur pula karena memiliki berkah untuk menjadi bagian dari Tzu Chi,” kata Wang Ming-yi, relawan Tzu Chi.
“Kakek Guru sering berkata, ‘Kita hendaknya memupuk berkah, bukan hanya mengimbangi karma buruk.’ Saya telah menyimpan ajaran Kakek Guru di dalam hati dan bertindak secara nyata. Karena kini sudah menjadi relawan yang dilantik, saya akan berpegang pada tekad awal dan lebih bersemangat. Saya akan ingat untuk mewujudkan hati Buddha dan tekad Guru dan menjadi murid yang baik,” pungkas Wang Ming-yi.
“Pada Januari tahun ini, saya dilantik menjadi komisaris kehormatan dan pertanyaan pertama Kakek Guru pada saya ialah, ‘Apa kamu datang hari ini untuk dilantik menjadi anggota komite Tzu Chi?’ Pada saat itu, Kakek Guru mengingatkan saya untuk berusaha keras agar dapat menjadi anggota komite dan mendorong saya untuk segera bergabung dalam barisan Tzu Chi,” kata Shi Rui-ying, relawan Tzu Chi.
“Setelah pulang, saya pun dengan tekun mengikuti pelatihan sampai akhirnya bisa memenuhi harapan Kakek Guru dan kembali ke hadapan Kakek Guru secepat mungkin untuk dilantik sebagai anggota komite Tzu Chi. Semoga saya tidak membuat Kakek Guru menunggu lama,” lanjut Shi Rui-ying.
Shi Rui-ying melanjutkan “Saya bersyukur kepada Kakek Guru karena telah mendirikan Tzu Chi. Saya juga bersyukur kepada ayah saya karena telah membawa saya ke Tzu Chi. Saya yang tadinya sering membandingkan-bandingkan dan bersikap perhitungan, perlahan-lahan belajar untuk bersyukur. Saya bersyukur bisa bertemu banyak penolong dalam hidup ini.”
“Saya bersyukur atas segala jalinan jodoh yang saya miliki. Jalinan jodoh buruk telah mengajarkan kepada saya untuk memantapkan hati untuk melatih diri dan jalinan jodoh baik memperkuat tekad pelatihan diri saya. Setiap jalinan jodoh menjadi kekuatan yang membantu saya untuk melangkah maju,” pungkas Shi Rui-ying.
Melihat anak muda sekarang yang bersedia mengenakan seragam komite Tzu Chi dan menata rambut sesuai aturan Tzu Chi, membuat saya merasa, "Bukankah dahulu saya seperti ini? Seperti inilah penampilan kita dahulu." Perempuan berambut panjang dikepang dua, lalu digulung ke atas, ini adalah gaya rambut dari puluhan tahun lalu.
Melihat sekumpulan anak muda ini, saya sungguh merasa dekat di hati. Seperti itulah keluarga mereka. Mereka telah menerima apa yang dilakukan orang tua mereka. Selain itu, mereka sangat tulus dan bersukacita dalam membalas budi orang tua. Mereka sangat patuh dan mengikuti orang tua menapaki Jalan Bodhisatwa. Suasana ini sangat menghangatkan. Saya bersyukur dan bersukacita.
Hal terpenting yang perlu dilakukan ialah bersemangat, bukan semata-mata demi uang, melainkan untuk membimbing orang lain. Saat kalian membimbing sesama, mereka dapat mencurahkan keluh kesah. Setelah keluh kesah mereka tercurahkan, kalian dapat membantu dan membimbing mereka, bahkan mungkin bisa mengembalikan keharmonisan dan kebahagiaan keluarga mereka. Inilah yang disebut membimbing semua makhluk.
Kita membantu orang beserta keluarganya untuk kembali harmonis dan bahagia, serta menjadi keluarga utuh yang dapat menciptakan berkah. Jadi, kita hendaknya lebih banyak berbuat baik. Saudara sekalian, terima kasih atas semangat, kesungguhan hati, dan cinta kasih kalian.
Bodhisatwa dunia bertekad memberikan pengobatan
Dengan tulus bersyukur dan membimbing semua makhluk
Siapa yang menabur benih berkah akan menuai buahnya
Bertekun dalam sukacita Dharma untuk merajut jalinan jodoh baik
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 12 Januari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 14 Januari 2025