Ceramah Master Cheng Yen: Memperpanjang Jalinan Kasih Sayang di Jalan Bodhisatwa
“Kami telah berjalan selama satu minggu penuh. Kami tidak punya makanan dan tidak memiliki tempat berlindung,” kata Mohamed Kheir Issack warga.
“Bagaimana jika anak Anda meninggal akibat kelaparan dalam perjalanan?”
“Tidak ada cara lain selain mengubur mereka,” kata Adego Abdinur warga.
“Area tenda di belakang saya, 48 jam yang lalu sama sekali tidak ada. Setiap harinya, ratusan ribu orang datang ke kamp untuk meminta bantuan. Kalian dapat melihat betapa seriusnya masalah ini,” kata Petroc Wilton Juru bicara WFP.
“Ketiga cucu saya menderita kelaparan. Hari ini, saya hanya membawa dia ke sini karena dia kelaparan dan sakit. Ternak saya semuanya mati karena kekeringan,” kata Agnes Ekereru warga.
Lihatlah, negara itu mengalami kekeringan dan kekurangan pasokan air. Semua makhluk tidak dapat hidup tanpa air. Ketika suatu negara mengalami kelaparan, apa yang bisa dilakukan? Negara lain harus memberikan bantuan. Inilah yang disebut bantuan kemanusiaan.
Semangat kemanusiaan dapat melepaskan kita dari perang yang terjadi antarnegara. Jangan hanya karena perang antarnegara, ketika satu negara mengalami kekeringan dan kekurangan pangan, negara lain tidak mau membantu. Sebaliknya, semua negara harus berhimpun atas nama kemanusiaan.
Dibutuhkan banyak orang dari berbagai negara untuk menyatukan kekuatan cinta kasih dan membawa bantuan. LSM adalah organisasi amal tanpa batas negara. Tzu Chi adalah LSM dan badan amal yang diakui PBB. Jadi, kita selalu membawa bantuan bagi negara mana pun yang terkena bencana.
Untuk menyalurkan bantuan bencana internasional, kita harus menyatukan tetes demi tetes cinta kasih. Tanah yang mengering dan retak membutuhkan tetes demi tetes air dari Anda dan saya untuk membasahinya. Dengan demikian, tanah tersebut dapat ditaburi benih dan menghasilkan tanaman pangan.
Kita adalah salah satu makhluk hidup yang mengandalkan tanah untuk bertahan hidup. Untuk mengenyangkan perut kita dan orang lain, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih, seperti berusaha memelihara tanah agar benih padi dapat tumbuh dengan baik. Sebagai manusia, hendaklah kita bersumbangsih melalui tenaga, dana, cinta kasih, ataupun kasih sayang.
Hendaklah kita memperpanjang jalinan kasih sayang. Dengan adanya jalinan kasih sayang, ketika kita memberi imbauan, orang-orang akan bersedia turut serta dan terinpirasi untuk memberikan cinta kasih. Inilah yang disebut dengan cinta kasih berkesadaran dan membentangkan cinta kasih agung. Oleh karena itu, hendaklah kita terus berbagi tentang kebenaran dan mempraktikkannya. Inilah cara kita menabur berkah dan menghasilkan berkah. Dengan adanya buah berkah yang kita miliki, kita akan terlahir di masyarakat yang harmonis dan keluarga yang indah. Demikianlah kehidupan.
Saya telah melihat sebuah keluarga besar yang bergabung dengan Tzu Chi. Yang paling senior telah bergabung dengan Tzu Chi selama lebih dari 30 tahun dan sangat mendukung misi Tzu Chi. Seluruh keluarganya adalah komisaris kehormatan yang telah memberikan sumbangan besar lebih dari satu kali. Mereka berkata, "Tahun ini, saya telah menjadi komisaris kehormatan, begitu pun dengan tahun depan dan tahun-tahun berikutnya. Saya seorang akan merampungkan seribu komisaris kehormatan." Mereka telah menciptakan berkah terus-menerus dan senantiasa membangun tekad dan ikrar.
Lihatlah anak perempuan ini. Saya memberinya angpao. Ketika saya ingin memakaikan gelang Buddha, dia segera meletakkan angpaonya dan meraih gelang itu dengan cepat. Semua orang berkata, "Dia sungguh memiliki kebijaksanaan. Dia lebih memilih gelang dan meletakkan angpaonya." Dapat dikatakan bahwa tidak masalah jika kita mengesampingkan berkah dan mengutamakan kebijaksanaan. Dengan kebijaksanaan, kita akan selalu berada di jalan kebajikan. Jika kita hanya melihat berkah dan bersumbangsih demi memohon berkah, berkah yang kita terima pun akan terbatas. Ketika kita bersumbangsih tanpa pamrih dan tidak peduli pada berapa banyak yang telah kita lakukan, kita akan mendapatkan pahala tak terhingga.
Hendaklah kita menggenggam waktu untuk bersumbangsih. Bersumbangsih akan mendatangkan sukacita. Dengan sumbangsih tanpa pamrih, kita akan dipenuhi dengan sukacita Dharma. Sukacita Dharma adalah benih dari berkah. Hendaklah kita semua menciptakan berkah. Ada banyak orang yang menderita di dunia. Hendaklah kita menyatukan cinta kasih untuk membawa bantuan bagi orang lain. Saya sungguh berharap bahwa kita dapat senantiasa berhimpun bersama.
Dari kehidupan ke kehidupan, entah saya yang mengikuti Anda atau Anda yang mengikuti saya, kita harus tetap bersatu membentuk kelompok Bodhisatwa dan menapaki Jalan Bodhisatwa bersama-sama. Banyak insan Tzu Chi berkata kepada saya, "Master, kami akan mengikuti Master dari kehidupan ke kehidupan." Jika semuanya telah berikrar dengan tulus, saya juga berikrar bahwa dari kehidupan ke kehidupan, kita akan senantiasa menjadi Bodhisatwa yang saling membimbing dan menginspirasi. Mereka yang berjalan di depan harus membimbing orang yang di belakang; Orang yang di belakang harus memberikan dukungan kepada orang yang di depan.
Belakangan ini, saya selalu berharap agar kita memperpanjang jalinan kasih Bodhisatwa dan memperluas cinta kasih agung di dunia. Jangan hanya kita seorang yang bersumbangsih. Bukan hanya Anda dan saya, tetapi juga dia. Kita harus berhimpun dan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama bersama-sama. Kita harus terus menjalin jodoh baik dengan orang lain. Dengan demikian, kita akan melakukan hal baik, menanam benih yang baik, dan menghasilkan buah yang baik pula.
Hendaklah kita membentuk jalinan jodoh baik dengan semua orang di sekitar kita sehingga dapat membawa kedamaian dan bersama-sama membantu mereka yang membutuhkan. Inilah yang disebut menciptakan berkah. Bersumbangsih tanpa pamrih adalah kebijaksanaan. Inilah membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Masyarakat yang harmonis, damai, dan bahagia adalah wujud tanah suci Bodhisatwa yang sesungguhnya.
Membawa bantuan kemanusiaan tanpa batas negara
Berhimpun bersama dan memperpanjang jalinan kasih sayang
Bersumbangsih dengan sukacita demi membina berkah dan kebijaksanaan
Saling membimbing dan menginspirasi di Jalan Bodhisatwa
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Oktober 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 16 Oktober 2022