Ceramah Master Cheng Yen: Memperpanjang Jalinan Kasih Sayang di Tzu Chi

Saya sangat gembira melihat anggota TIMA dari 24 negara dan wilayah berkumpul di Hualien. Di dalam Aula Jing Si, semua orang melindungi “bulan batin”. Setiap orang memiliki hati yang cemerlang dan murni. “Bulan batin” setiap orang selalu sangat murni, cemerlang, bulat, dan jernih.

Kebijaksanaan agung bagaikan bulan yang bulat yang merefleksikan sifat hakiki kita. Bulan bagaikan cermin yang jernih yang merefleksikan sifat hakiki setiap orang. Inilah yang disebut “bulan batin”. Bulan batin ini sangat hening dan jernih serta tanpa kemelekatan dan noda.

Demikianlah pelatihan diri kita. Kita bukan mencari keluar, melainkan mencari ke dalam hati. Kita harus menemukan sifat hakiki kita yang murni, bagai bulan batin yang tidak ternoda. Bulan ini terdapat di mana-mana. Dengan hati yang murni, kita tidak akan membeda-bedakan kamu dan saya ataupun dekat dan jauh. Baik jauh maupun dekat, semua orang memiliki kesatuan hati. Contohnya anggota TIMA dari 20-an negara yang kembali tahun ini.

 

Seorang anggota TIMA dari Paraguay, Amerika Selatan kembali setiap tahun meski jaraknya sangat jauh. Kemarin, saya juga melihatnya, yaitu istri dr. Meza. Melihatnya, saya teringat akan dr. Meza. Demi menyelamatkan kehidupan, beliau meminta anak-anaknya mempelajari ilmu kedokteran. Setiap tahun, mereka kembali untuk menghadiri Konferensi Tahunan TIMA. Namun, dr. Meza telah meninggal dunia empat tahun yang lalu. Sang istri berkata pada saya bahwa dr. Meza memintanya untuk menghadiri Konferensi Tahunan TIMA setiap tahun.

Mereka merupakan dokter TIMA. Selama bertahun-tahun, mereka hampir setiap tahun menghadiri Konferensi Tahunan TIMA. Beliau dan keluarganya kembali ke Taiwan setiap tahun. Tahun ini, saya juga melihat istrinya di antara para peserta. Begitu pula dengan tahun lalu. Mereka melakukannya tanpa henti. Kehidupan mereka sungguh luar biasa.

Kemarin, saya menerima kabar dari rumah sakit bahwa Wakil Ketua Chen Shao-ming telah meninggal dunia. Saat masih hidup, beliau mendedikasikan diri untuk keluarga dan misi Tzu Chi serta terus mengikuti langkah saya. Saat saya bertekad untuk membangun rumah sakit, istrinya adalah seorang komite. Setiap kali istrinya datang untuk menyerahkan donasi yang terhimpun, beliau selalu menemani istrinya.

 

Saat rumah sakit sedang dibangun, beliau perlahan-lahan turut berpartisipasi dalam pembangunan rumah sakit, rapat, dan lain-lain. Saat pembangunan rumah sakit rampung, beliau pun pensiun lebih awal untuk membantu saya. Setelah sekolah kita dibangun, yang kini dikenal dengan Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi, beliau mengurus administrasi dan pendidikan di sana selama 30 tahun. Beliau sangat tekun dan bersemangat.

Singkat kata, dalam kehidupan ini, beliau telah mendedikasikan 30 tahun lebih untuk Tzu Chi. Jadi, jalinan kasih sayangnya dengan Tzu Chi sangat mendalam. Beliau mendedikasikan diri untuk Tzu Chi tanpa kerisauan. Meski setiap orang mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati, tetapi saya merasa bahwa beliau bagai tidak mengalami fase tua. Beliau selalu terlihat muda dan penuh semangat dalam merawat keluarga dan menjalankan misi Tzu Chi.

Saya tidak pernah merasa bahwa beliau tua ataupun sakit. Hingga waktunya tiba, beliau pun pergi dengan damai. Tubuhnya beristirahat dengan tenang dan kesadarannya telah pergi. Kesadarannya yang murni tanpa noda telah pergi dan tubuhnya beristirahat dengan tenang.

 

Wakil Ketua Chen sangat luar biasa. Selama hampir setengah abad, beliau mendedikasikan diri di Tzu Chi dan bersumbangsih bagi dunia. Beliau membimbing insan berbakat, mengurus administrasi universitas, dan menjalankan misi pendidikan. Beliau tidak pernah menyimpang dari ajaran Buddha.

Saya yakin bahwa kini beliau sangat damai dan tenang, bagai terbebaskan atau mencapai nirvana. Meski nirvana yang diajarkan Buddha masih sangat jauh dari kita, tetapi kehidupan demi kehidupan bagaikan detik demi detik dan menit demi menit yang terus terakumulasi. Keduanya dilandasi oleh prinsip yang sama.

Dengan menyerap tetes demi tetes Dharma ke dalam hati, prinsip kebenaran akan semakin jelas sehingga hati kita semakin murni dan semakin memahami kebenaran. Saat kita memahami semua kebenaran, hati kita akan hening dan jernih.

Bersama-sama membina kebijaksanaan agung
Cinta kasih TIMA terus diwariskan
Menjalankan Misi Tzu Chi selama puluhan tahun
Kembali pada sifat hakiki yang hening dan jernih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 September 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 September 2019
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -