Ceramah Master Cheng Yen: Memperpanjang Jalinan Kasih Sayang
“Saya bergabung di SD Fu-cheng pada tahun 1994. Saat itu saya sudah bergabung dengan Tzu Chi. Dalam hati saya juga berpikir untuk berbagi semangat Tzu Chi dengan semua guru di sana. Jadi, saat pergi ke sana, ini merupakan harapan saya yang sangat besar. Lalu, saya sering mengobrol dengan mereka. Saat membicarakan perilaku anak-anak, saya memberi tahu mereka Kata Renungan Jing Si yang mana yang bisa digunakan untuk membimbing anak-anak. Usai pelajaran, kami saling berbagi pengalaman. Saya merasa mengajar merupakan hal yang sangat menggembirakan. Jadi, saya berbagi kegembiraan ini dengan orang-orang,” kata Zhu Yan-lun, anggota Asosiasi Guru Tzu Chi
“Saya pergi ke Nepal dengan membawa ajaran Master Cheng Yen untuk menjelaskan kepada para guru dan anak-anak tentang kebenaran hidup yang Buddha ajarkan kepada kita. Saat memikirkannya kembali, saya menyadari bahwa tanpa Master, kehidupan saya pasti akan sia-sia. Namun, berkat Master, kehidupan kita menjadi lebih cemerlang. Saya berharap kita dapat memiliki jalinan jodoh yang lebih baik sehingga dapat menjalankan misi pendidikan kita untuk membimbing anak-anak di Nepal. Saya berharap dapat melihat pencapaian misi pendidikan kita di Nepal,” sambung Zhu Yan-lun.
Pagi ini, mendengar bahwa para guru dan komite kita mengikuti ceramah saya, saya merasa sangat gembira. Saya juga mendengar mereka mengemban misi pendidikan setelah topan Morakot menerjang Taiwan. Saat itu, seluruh insan Tzu Chi dari wilayah utara dan tengah Taiwan pergi ke wilayah selatan untuk membantu pembersihan. Inilah yang kita lakukan pascatopan Morakot. Relawan dari lebih dari 50 negara dan wilayah, baik yang berada maupun kurang mampu, semuanya turut memberikan bantuan. Relawan yang berada mengirimkan cek ke sini. Lalu, bagaimana cara relawan kurang mampu memberikan bantuan? Mereka menggalang dana dengan mengembangkan kekuatan cinta kasih. Kita bisa melihat di negara miskin, para relawan membawa kotak dana untuk menggalang dana di jalan. Lalu, mereka mentransfer dana yang terhimpun ke Taiwan. Meski jumlahnya tidak besar, tetapi cinta kasih yang terkandung di dalamnya sangat besar. Banyak orang penuh cinta kasih dari lebih dari 50 negara yang menghimpun kekuatan bersama. Lihatlah, pada tahun itu, demi para korban topan Morakot, kita mendirikan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Shanlin. Pembangunan lebih dari 700 unit rumah dirampungkan dalam waktu 88 hari.
“Pada tanggal 7 Agustus 2009, topan Morakot menerjang wilayah selatan Taiwan. Anak-anak di wilayah pegunungan dan pedesaan terpaksa melanjutkan pendidikan mereka ke berbagai sekolah di Cishan pada saat itulah, para relawan dari berbagai tim fungsional Tzu Chi di Kaohsiung mulai memasuki lokasi bencana untuk menghibur anak-anak dan mengadakan kelas bimbingan belajar. Sejak hari itu hingga kini, cinta kasih kita terus berada di sana. Sekarang, kelas bimbingan belajar di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Shanlin diadakan setiap Rabu sore dan setiap Senin hingga Jumat malam. Selama ini, Tim Pendidikan Tzu Chi terus mengemban tanggung jawab ini. Kita juga bisa melihat sumbangsih dan kerja keras seluruh tim,” kata Zhu Yan-lun, anggota Asosiasi Guru Tzu Chi.
Kita bisa melihat para guru kita berbagi pengalaman mereka. Sungguh, orang-orang di wilayah selatan Taiwan sangat ramah dan penuh cinta kasih. Begitu pula dengan para guru. Mereka bukan hanya ramah dan penuh cinta kasih, tetapi juga sepenuh hati berdedikasi untuk pendidikan. Mereka bukan hanya mendidik murid-murid, tetapi juga masyarakat Taiwan sekaligus negara lain. Pada liburan musim dingin dan musim panas, mereka juga pergi ke luar negeri. Begitu ada waktu luang atau hari libur, mereka juga berebut untuk menyalurkan bantuan bencana internasional.
Jadi, mengemban misi pendidikan tidak harus di dalam ruang kelas. negara-negara lain yang dilanda penderitaan juga membutuhkan para guru. Pada setiap liburan musim dingin dan panas, para guru kita selalu membagi diri dalam beberapa kelompok untuk pergi ke negara yang berbeda-beda guna berbagi metode pengajaran Kata Renungan Jing Si. Orang-orang di setiap tempat yang kita jangkau selalu memberikan tanggapan yang sangat positif. Mereka berharap para guru kita dapat membimbing mereka dan saling berbagi pengalaman dengan mereka setiap tahun. Mereka ingin memahami metode pendidikan kita.
Sesungguhnya, pendidikan bukan hanya bisa diperoleh di sekolah, tetapi juga bisa diperoleh di rumah. Jika kita tidak membeli barang yang mewah, melainkan barang yang sederhana maka anak kita tidak akan bersikap konsumtif. Dengan begitu, kita bisa mengurangi banyak pemborosan dan menghemat banyak sumber daya. Untuk mendidik masyarakat, tahun ini kita akan menggalakkan cinta kasih universal dan jalinan kasih sayang. Kita harus terus membentangkan jalan dengan cinta kasih. Seperti yang saya katakan, para relawan di Afrika tidak memiliki banyak uang, tetapi mereka memberikan bantuan setiap bulan. Dari manakah dana amal mereka berasal? Saat mereka membutuhkan bantuan dana, kita akan membantu mereka. Namun, saya selalu memberi tahu mereka bahwa mereka harus mengandalkan tenaga mereka sendiri dan memanfaatkan sumber daya setempat. Dengan begitu, barulah mereka bisa menggarap dan memperluas ladang berkah. Kita harus memberi tahu mereka bahwa mereka tidak harus bergantung pada bantuan orang lain. Setiap orang dapat menolong sesama. Kita harus membimbing mereka menanam benih berkah agar mereka tidak kekurangan seumur hidup dan tetap kekurangan pada kehidupan berikutnya.
Saya berharap para relawan kita di Afrika dapat membimbing warga setempat membangkitkan niat untuk menolong orang lain dalam keseharian dengan menyisihkan sedikit uang, baik sepuluh sen maupun lima puluh sen, ke dalam celengan bambu setiap hari. Lihatlah, mereka juga bisa menghimpun begitu banyak dana untuk membeli banyak tepung atau beras guna menolong orang yang membutuhkan. Di negara yang miskin, orang yang mampu hendaknya menolong orang yang membutuhkan. Inilah yang kita ajarkan kepada warga Afrika dan mereka benar-benar mempraktikkannya. Meski kekurangan secara materi, tetapi batin mereka sangat kaya. Jadi, saya berharap cinta kasih dapat menyebar dan berakar di setiap tempat. Jadi, saya berharap cinta kasih dapat menyebar dan berakar di setiap tempat. Mereka juga menyisihkan koin seperti kita demi menolong orang yang membutuhkan. Inilah kekuatan cinta kasih. Saya berharap kita yang berada di Taiwan yang begitu makmur dapat membentangkan jalan cinta kasih ke seluruh dunia dan memperpanjang jalinan kasih sayang hingga selamanya.
Menyerap inti sari Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya secara nyata dengan tekun
Menyalurkan bantuan bencana dan menggalang dana dengan antusias dan tulus
Berbagi budaya humanis misi pendidikan Tzu Chi dengan para guru di berbagai wilayah
Memperpanjang jalinan kasih sayang hingga selamanya
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan di DAAI TV Indonesia tanggal 9 Desember 2015
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Desember 2015