Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Cinta Kasih dan Menghargai Jalinan Jodoh Baik


Belakangan ini, saya terus mengulas tentang inventarisasi kehidupan. Hari ini, saya melihat banyak insan Tzu Chi, yakni para anggota Tzu Cheng, komite, dan komisaris kehormatan. Ada orang yang telah menjadi relawan Tzu Chi, ada yang belum bergabung, ada pula yang tengah mengikuti pelatihan relawan. Saya juga melihat sekelompok relawan senior.

Hari ini, ada sekelompok relawan yang dilantik menjadi anggota Tzu Cheng dan komite. Saya bersyukur kepada komisaris kehormatan yang bertekad untuk bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih dan mendukung Tzu Chi untuk menjangkau seluruh dunia.

Saya sering berkata bahwa dalam penyaluran bantuan di luar Taiwan, relawan kita selalu terlebih dahulu memanfaatkan sumber daya setempat. Jika ada yang kurang, barulah Tzu Chi Taiwan akan memberikan bantuan. Berhubung Tzu Chi berasal dari Taiwan, maka kita hendaklah memancarkan kecemerlangan dari Taiwan.

Belakangan ini, saya sering mengulas tentang kunang-kunang. Bagaikan cahaya seekor kunang-kunang, kekuatan satu orang sangatlah kecil, tetapi setiap orang dapat menyisihkan sedikit uang setiap hari untuk menolong sesama. Ini tidak akan memengaruhi kelangsungan hidup kita, tetapi kekuatan yang terhimpun akan sangat besar.


“Hei yo hei yo hei hei yo”

“Kereta lembu akhirnya naik ke lereng gunung”

Kita bisa melihat para insan Tzu Chi membangkitkan cinta kasih. Setiap orang menyambut imbauan saya untuk mendukung pembelian vaksin. Dalam kunjungan saya kali ini, semua orang menunjukkan ketulusan mereka dalam menyambut imbauan saya.

Dalam keseharian, mereka menyisihkan uang sedikit demi sedikit ke dalam celengan bambu. Saat saya berkunjung ke sini, mereka pun menuangkannya. Mereka menuangkan isi celengan bambu mereka ke dalam beberapa guci di sebuah kereta beroda empat.

Ci Yue memberi tahu saya bahwa di kereta beroda empat itu, semua guci telah penuh dengan uang logam yang dituangkan oleh para insan Tzu Chi. Dari sini bisa diketahui besarnya kekuatan cinta kasih yang terhimpun.

Sumbangsih banyak orang dapat membentuk kekuatan besar untuk menolong orang yang membutuhkan. Demikianlah kita memancarkan kecemerlangan cinta kasih dari Taiwan. Ini adalah kecemerlangan yang paling damai dan indah. Kita tidak memiliki pamrih dan terus mempertahankan cinta kasih.

Para relawan kita berkreasi dengan tanda terima donasi. Mereka meminta saya untuk menarik gulungan tanda terima donasi. Saya mengira hanya ada beberapa lembar, ternyata gulungan itu tidak ada habisnya. Mereka mengumpulkan selembar demi selembar tanda terima donasi. Setiap lembar merupakan tanda kontribusi.


Saya sering berkata bahwa saya tidak mengukur kemampuan diri. Saat melihat orang-orang yang menderita, saya selalu berkata, "Pikullah tanggung jawab untuk menolong mereka." Sesungguhnya, berapa banyak orang yang bisa memikul tanggung jawab ini?

Saya selalu yakin bahwa diri sendiri tanpa pamrih dan setiap orang memiliki cinta kasih. Benar. Sebagai guru dan murid, kita memiliki keyakinan seperti ini. Berhubung yakin bahwa diri sendiri tanpa pamrih, kita bisa berbagi tentang Tzu Chi dengan setiap orang yang ditemui.

“Saat itu, saya berkata kepada kakak laki-laki saya bahwa mendukung pembelian vaksin oleh Tzu Chi dapat membawa manfaat bagi orang banyak dan menciptakan pahala yang tak terhingga. Saya menggalang sejuta dolar NT darinya dan dia langsung menyanggupinya. Namun, kesehatan kakak saya tidak baik dan dia meninggal dunia sebelum berdonasi. Saya lalu berkata kepada anak-anaknya, ‘Ayah kalian hendak mendukung pembelian vaksin yang dapat menciptakan pahala besar.’ Setelah mendengar penjelasan saya, mereka langsung menyetujuinya. Mereka langsung menyetujuinya karena berbakti pada ayah mereka,” kata Huang Jin-lai relawan Tzu Chi.

Mereka dengan cepat mentransfer donasi mereka ke rekening yayasan kita. Tentu saja, mereka juga terus berdonasi untuk membentuk lautan pahala. Jadi, saya sangat bersyukur kepada Master yang memberi kami begitu banyak kesempatan untuk menggarap ladang berkah. Dengan menggarap ladang berkah, kami dapat membantu mewujudkan ketenteraman masyarakat,” pungkasnya.


Saat berada di lantai atas, saya juga mendengar tentang betapa ulet dan pandai berbicaranya para Bodhisatwa kita. Meski sudah berusia lanjut, pikiran mereka masih sangat jernih. Selain berdisiplin, mereka juga yakin bahwa diri sendiri tanpa pamrih dan setiap orang memiliki cinta kasih.

Relawan kita bisa berbagi tentang Tzu Chi dengan setiap orang yang ditemui dan mengajak mereka mendukung pembelian vaksin karena yakin bahwa setiap orang memiliki cinta kasih dan akan terinspirasi untuk mencurahkan cinta kasih dan berbuat baik. Jadi, di dunia ini, menolong sesama dengan cinta kasih adalah hal yang paling membahagiakan.

Saya sangat bersyukur ada begitu banyak orang yang bergabung dengan Tzu Chi. Sifat hakiki manusia ialah bajik. Buddha juga mengatakan bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Sifat hakiki manusia yang bajik ialah hakikat sejati yang murni tanpa noda. Inilah hakikat kebuddhaan yang dikatakan oleh Buddha.

Buddha Sakyamuni lahir di dunia ini dan menyaksikan penderitaan tak terkira semua makhluk. Karena itu, Beliau bertekad untuk melatih diri. Beliau lalu mencapai pencerahan tertinggi dan terbebas dari penderitaan duniawi.


Akan tetapi, karena tidak tega terhadap makhluk yang menderita di dunia ini, Beliau pun kembali ke dunia ini untuk membimbing orang-orang mengembangkan kebijaksanaan, memahami kebenaran alam semesta, dan menciptakan berkah bagi dunia.

Sebagai umat Buddha, kita hendaklah menapaki Jalan Bodhisatwa dan memperhatikan orang yang menderita. Saya bersyukur kepada seluruh anggota Tzu Cheng, komite, komisaris kehormatan, dan donatur yang menghimpun tetes demi tetes cinta kasih.

Kehidupan sekarang merupakan buah dari benih yang kita tabur di kehidupan lampau. Jika menabur benih berkah di kehidupan lampau, kita akan menuai berkah di kehidupan sekarang. Apa yang ditabur, itulah yang dituai. Di dalam buah karma yang dituai juga terkandung benih. Jadi, kita hendaknya bersungguh-sungguh berbuat baik dan menapaki Jalan Bodhisatwa.

Semoga kita dapat meneruskan jalinan jodoh baik untuk bersama-sama mendalami ajaran Buddha dan menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Inilah ikrar kita.  

Menghimpun kecemerlangan dari kekuatan kebajikan
Menyalakan pelita hati untuk memikul tanggung jawab dengan berani
Yakin bahwa diri sendiri tanpa pamrih dan memiliki sifat hakiki yang bajik
Mempertahankan cinta kasih dan menghargai jalinan jodoh baik    
           
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 November 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 12 November 2021
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -