Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Hati Buddha dan Tekad Guru

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Setahun demi setahun terus berlalu. Tahun ini Tzu Chi sudah berusia 50 tahun. Usia 50 tahun sangatlah panjang, tetapi masih ada waktu yang sangat panjang di hadapan kita. Untuk mengemban misi Tzu Chi hingga masa yang sangat panjang, setiap tahun kita memerlukan relawan Tzu Chi dari seluruh dunia untuk menginspirasi relawan baru dan menyebarkan benih cinta kasih yang tak terhingga.

Kalian harus menebarkan benih di negara masing-masing. Seiring berlalunya waktu, kini benih-benih ini sudah matang, bertunas, dan bertumbuh. Semoga pohon-pohon kecil kita dapat bertumbuh menjadi pohon besar.

Benih yang tak terhingga bertumbuh dari satu benih. Setiap batang pohon besar bersumber dari sebutir benih. Setelah benih ini bertumbuh menjadi pohon, ia akan berbuah dan menghasilkan banyak benih lain. Sebatang pohon dapat menghasilkan benih yang tak terhingga. Saya berharap setiap orang dapat membangun tekad dan ikrar luhur untuk menebarkan benih cinta kasih Tzu Chi dan menginspirasi lebih banyak orang.

Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Hati Buddha dan Tekad Guru

Acara Pemberkahan Akhir Tahun yang pertama tahun ini diadakan di Aula Jing Si Banqiao dan lebih dari 400 relawan menjalani pelantikan. Setiap orang hendaknya menghargai jalinan jodoh dengan Tzu Chi. Relawan pertama yang berbagi kisah adalah Bapak dan Nyonya Lin dari Malaysia. Bapak Lin berkata bahwa dia tinggal di Malaysia 30 tahun kalah dari bergabung di Tzu Chi 3 tahun. Setelah bergabung dengan Tzu Chi dalam waktu yang singkat ini, dia mengenal banyak teman baik dan saudara se-Dharma yang bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia.

Lihatlah, dia seharusnya menjadi relawan Tzu Chi sejak awal, tetapi jalinan jodohnya datang terlambat. Kita harus memberi kesempatan kepada orang agar lebih cepat berjodoh dan bergabung dengan Tzu Chi. Dengan bertambahnya benih relawan Tzu Chi, maka orang baik di dunia juga akan bertambah.

Selama 50 tahun ini, Tzu Chi menggarap ladang berkah di Taiwan dan berjalan selangkah demi selangkah dengan mantap hingga hari ini. Kita juga mendengar kisah Relawan Jia, seorang anak muda dari Hong Kong. Dia datang ke Taiwan untuk mencari tahu tentang Tzu Chi. Dia datang sendirian dan menetap di Griya Jing Si untuk merasakan kehidupan di Griya Jing Si. Selama beberapa hari tinggal di Griya Jing Si, dia bersama dengan bhiksuni lainnya bekerja di sawah. Dia tidak mengatakan apa-apa. Dia datang diam-diam untuk merasakan dan memahami semangat Tzu Chi. Semua itu semakin meneguhkan tekadnya untuk bergabung dengan Tzu Chi dan membangun ikrar luhur. Dia berharap dapat menjadi Qing Xiu Shi untuk berfokus mengemban misi Buddha dan memikul tanggung jawab bagi semua makhluk di dunia.

cm4nov16

Selama 50 tahun ini, kita dapat melihat relawan Tzu Chi menyalurkan bantuan bencana internasional kepada lebih dari 90 negara. Kita sungguh tidak menyia-nyiakan waktu yang ada. Adakalanya, bantuan bencana disalurkan ke beberapa negara sekaligus, bukan hanya ke satu negara saja. Adakalanya, kita menyalurkan bantuan bencana sekaligus ke beberapa negara. Saat ada negara yang diguncang gempa, dilanda banjir, dan diterjang badai, relawan Tzu Chi menyalurkan bantuan bencana ke beberapa negara pada saat yang bersamaan. Saya dapat merasakan semangat Buddhisme.

Tzu Chi tidak membeda-bedakan agama dan kewarganegaraan karena di seluruh dunia ini, masih banyak orang yang menunggu untuk mendapatkan bantuan. Saya sungguh berharap kalian semua dapat sungguh-sungguh membangun tekad dan ikrar luhur.

Saya dapat melihat beberapa tahun ini, kalian mengikuti ceramah pagi saya. Kita mendengar seorang relawan dari Australia berbagi bahwa saat mendengar ceramah pagi, dia sama sekali tidak mengerti. Hanya satu kalimat yang dia pahami. Apakah itu? Lebih bersungguh hati. Dia tidak pernah absen mengikuti ceramah pagi. Dia tetap mendengar ceramah pagi setiap hari meski hanya memahami kalimat “lebih bersungguh hati”. Untungnya, ada orang yang membantu menerjemahkan untuknya. Dia juga bertekad untuk bervegetaris. Asalkan memiliki niat, maka kalian akan memahami perkataan saya.

cm4nov16

Hati kalian akan berdekatan dengan saya dan menjadikan misi saya sebagai misi kalian. Saya berharap setiap orang dapat menjadikan tekad Guru sebagai tekad sendiri dan hati Buddha sebagai hati sendiri. Setelah mendengar Dharma, kita harus memahami kemuliaan Buddha.

Dunia masa kini dipenuhi oleh kekeruhan. Hanya dengan ajaran Buddha, kita dapat menyucikan hati manusia. Karena itu, kita harus membangun tekad dan ikrar luhur karena kita memiliki sifat hakiki yang setara dengan Buddha. Setiap orang dapat mencapai kebuddhaan. Kita harus menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri. Kita jangan hanya melafalkan nama Buddha lewat mulut.

Di dalam hati setiap orang terdapat hakikat kebuddhaan. Pada saat melafalkan nama Buddha, kita harus menyerap cinta kasih dan welas asih Buddha ke dalam hati. Kalian juga harus menjadikan tekad saya sebagai tekad sendiri. Kalian harus memiliki hati Buddha dan tekad Guru. Paham? (Paham) Baik.

Di depan dada kalian tersemat sebuah korsase bunga teratai yang berarti murni tak ternoda meski tumbuh di tengah lumpur. Kita harus bertekad untuk terjun ke tengah umat manusia tanpa terpengaruh oleh kritikan dan masalah yang akan menumbangkan pohon bodhi kita. Apakah kalian paham maksud saya? (Paham) Setelah memahami perkataan saya, kalian harus ingat untuk memiliki hati Buddha dan tekad Guru.

Relawan Tzu Chi bukan hanya berikrar untuk membantu orang di negara masing-masing, melainkan juga menjangkau negara lain untuk memberi bantuan. Saya berharap setiap orang dapat membangun tekad dan ikrar luhur untuk bersumbangsih bagi semua makhluk di dunia. Ini harapan saya terhadap kalian semua.

Menghargai jalinan jodoh dan membangun ikrar luhur
Mempertahankan hati Buddha dan tekad Guru
Melenyapkan jala kegelapan batin dengan kebijaksanaan
Berusaha untuk membantu semua makhluk yang membutuhkan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 November 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 6 November 2016

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -