Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Keyakinan, Ikrar, dan Tindakan
Melihat kondisi dunia ini, kita sungguh harus membangkitkan ketulusan dan percaya pada kekuatan ketulusan. Selama beberapa tahun ini, saya terus-menerus mengulas tentang ketidakselarasan empat unsur alam. Hampir setiap hari, saya mengimbau orang-orang untuk mawas diri dan berhati tulus. Saya terus berkata bahwa kebajikan dan cinta kasih tidak boleh terputus. Kita harus lebih tekun dan bersemangat mempraktikkan kebajikan dan cinta kasih.
Dunia ini penuh ketidakberdayaan. Adakalanya, akibat tiupan angin kegelapan batin, orang-orang yang telah membangkitkan tekad menjadi lengah dan lelah bagai orang yang mengantuk. Ini sungguh membuat orang merasa khawatir. Setiap hari, saya mengingatkan orang-orang untuk meningkatkan kewaspadaan akan hal ini. Meski demikian, orang-orang sepertinya tidak mudah tersadarkan.
Namun, kita bisa melihat kekuatan ikrar agung Bodhisatwa dunia. Membangkitkan kekuatan ikrar agung bukanlah hal yang mustahil. Contohnya Bodhisatwa di Afrika Selatan. Mereka membangun tekad dan ikrar untuk menolong semua orang di Afrika. Kini mereka telah menjangkau negara ketujuh, Namibia.
“Kami datang ke sini karena kita semua adalah satu keluarga. Kami ingin memperhatikan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Ayo, kita pergi,” kata Pan Ming-shui seorang relawan Tzu Chi.
Jarak antara Durban dan Namibia sejauh 2.350 kilometer, sangat jauh. Dalam kunjungan pertama ke Namibia, ada lima orang pengusaha Taiwan, termasuk Relawan Pan, Relawan Wu, dan Relawan Zhang, serta dua orang relawan lokal dari Durban yang berjumlah tujuh orang. Awalnya, mereka berharap dapat bekerja sama dengan gereja setempat. Namun, meski telah melakukan dua kali kunjungan, tetapi harapan mereka masih tidak terwujud. Karena itu, mereka langsung menjangkau komunitas kurang mampu untuk berbagi semangat dan filosofi Tzu Chi.
Mereka sama sekali tidak patah semangat. Baik yang hadir banyak maupun sedikit, mereka tetap berbagi tentang Tzu Chi dengan penuh semangat. Setiap tempat merupakan ladang pelatihan, tidak terkecuali tempat yang asing. Para relawan kita mengumpulkan orang-orang di bawah pohon. Lihatlah, berhubung tidak ada meja, orang-orang menggunakan punggung relawan untuk mengisi formulir pendaftaran relawan. Ini terjadi pada kunjungan kedua kalinya.
Untuk pergi ke Namibia dan kembali lagi, para relawan harus menempuh jarak lebih dari 4.700 kilometer. Mereka rela bersumbangsih seperti ini. Kunjungan ke Namibia untuk ketiga kalinya dilakukan oleh 4 orang relawan lokal dari Durban. Mereka harus ganti bus sebanyak 3 kali dan baru bisa tiba di Namibia setelah perjalanan selama tiga hari dua malam.
“Saya berdiri di sini, di tempat yang disebut Kilimanjaro. Warga di sini sangat kekurangan. Karena itu, hari ini, kita memutuskan untuk mengadakan acara ramah tamah yang besar,” kata Ci Di, relawan Tzu Chi.
Saat pergi ke Namibia, relawan kita juga mengimbau warga setempat untuk datang ke Afrika Selatan agar lebih memahami bagaimana mengemban misi Tzu Chi. Sebagian warga setempat bertanya, “Siapa kalian?, dari mana kalian berasal?, dari agama apa organisasi kalian?, dari partai politik apa organisasi kalian?” Para relawan kita menjawabnya satu per satu dengan sangat baik. Meski merupakan organisasi Buddhis, tetapi kita menyebarkan cinta kasih tanpa membeda-bedakan suku dan agama.
“Dapat bersumbangsih adalah berkah. Menurut saya, orang yang memberi lebih dipenuhi berkah daripada orang yang menerima. Itulah tujuan utama kami. Jadi, kalian sama dengan kami. Kita memiliki kekayaan batin meski hidup kekurangan,” kata Lü Du seorang relawan Tzu Chi.
Relawan kita terus mengimbau warga setempat datang ke Afrika Selatan untuk melihat secara langsung bagaimana insan Tzu Chi di Afrika Selatan mengemban misi untuk memperbaiki kehidupan orang yang menderita dan bagaimana mereka memperoleh kebahagiaan setelah membuka pintu hati dan meningkatkan nilai hidup. Relawan kita terus berbagi dengan warga Namibia.
Beberapa orang di Namibia benar-benar memutuskan untuk pergi ke Afrika Selatan. Namun, sebelum mereka berangkat, banyak orang yang berkata, “Kalian berani sekali. Kalian mungkin akan dibunuh di Afrika Selatan.” Banyak orang yang menakut-nakuti mereka. Salah satu di antara mereka bermimpi bahwa ada seorang relawan muda mudi di Kebun Cinta Kasih Tzu Chi yang hijau di Afrika Selatan yang melambaikan tangan padanya dan memintanya untuk segera pergi ke sana.
Karena itu, dia membulatkan tekad dan memberanikan diri untuk pergi ke Durban. Setelah tiba di Durban, Afrika Selatan, insan Tzu Chi mengajak mereka untuk melakukan survei kasus di tiga desa. Relawan kita juga mengajak mereka mengunjungi panti asuhan dan Kebun Cinta Kasih Tzu Chi untuk melihat bagaimana kita menanam sayur dan menyediakan makanan untuk anak yatim piatu.
Selama 4 hari, relawan dari Namibia mengikuti relawan di Durban melakukan survei kasus dan menyaksikan penderitaan di dunia ini. Mereka belajar bagaimana melakukan survei kasus dengan penuh cinta kasih. Mereka juga melihat pencapaian insan Tzu Chi Durban, seperti bagaimana relawan kita membesarkan anak-anak yang terkena AIDS, bagaimana relawan kita mengolah sebidang lahan menjadi kebun untuk menanam sayuran, dan lain-lain.
Insan Tzu Chi Durban juga menjelaskan ajaran Tzu Chi kepada mereka secara mendetail untuk membangun kepercayaan dan memperkuat keyakinan mereka. Mereka juga diajari tata krama Tzu Chi, seperti tata krama berjalan dan memberi penghormatan. Insan Tzu Chi Durban menjelaskan kepada mereka makna dari gerakan yang diajarkan. Insan Tzu Chi dari Afrika Selatan pergi ke barat untuk menyebarkan Dharma, sedangkan relawan baru dari Namibia pergi ke timur untuk mendalami Dharma.
Lihatlah, ini sungguh membuat orang tersentuh. Dharma telah tersebar hingga ke tempat-tempat yang paling menderita. Bodhisatwa sekalian, setelah melihat kondisi mereka, pikirkanlah kondisi kita. Bisakah kita bermalas-malasan? Bisakah kita menyimpang dari Jalan Bodhisatwa? Demi mendalami dan menyebarkan Dharma, para relawan di Afrika harus menghabiskan 6 hari 5 malam di perjalanan. Mereka begitu bekerja keras.
Lihatlah, meski hidup mereka begitu kekurangan, tetapi mereka bisa mengatasi segala kesulitan. Bagaimana dengan kita? Saya berharap setiap orang dapat membangkitkan sebersit niat baik.
Manusia hendaknya tersadarkan melihat ketidakselarasan empat unsur alam
Memiliki niat baik yang tidak terputus serta tetap tekun dan bersemangat
Mengatasi segala kesulitan untuk menyebarkan Dharma guna menolong semua orang
Bertekad untuk mendalami Dharma serta membangun keyakinan dan ikrar
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 Oktober 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Oktober 2016