Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Niat Baik dan Meneguhkan Tekad


“Di sini ditempeli kertas peringatan. Di sana juga.”

“Sepanjang jalan ini retak.”

“Ya, retak,”

“Retakannya lebih lebar dari tangan saya.”

“Benar, sangat dalam juga. Terjadi kebocoran air di beberapa tempat. Ini bocor karena pipa air di bawah tanah terjepit sehingga airnya menyembur dari tanah. Semburan air leding keluar dari tanah,” kata 'Chen Yu-lan Lurah Guowu.

“Bangunan yang ditempeli kertas merah atau kuning berarti setelah melalui penilaian dari arsitek dan teknisi yang professional serta diduga memiliki masalah keamanan,” kata Bapak Qiu,  Teknisi Divisi Pembangunan Pemkab Hualien.

Ketika berpikir tentang ketidakkekalan, kita jadi tahu bahwa tiada yang abadi di dunia, semuanya rapuh. Sutra Delapan Kesadaran Manusia Agung dan Sutra Ajaran yang Diwariskan Buddha selalu mengingatkan kita tentang hal ini. Dunia ini tidak kekal dan bumi bersifat rentan. Tiada yang abadi di dunia.

Segala sesuatu mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Pada akhirnya, segala sesuatu pasti akan rusak dan hancur. Fase terbentuk dan berlangsung adalah fase saat bangunan masih layak digunakan sebelum gempa. Ketidakkekalan bisa datang seketika kapan pun.


Meski bangunan berdiri kukuh, tetapi kekuatan alam sangat besar. Tanah bergoyang perlahan saja, bisa merobohkan atau memiringkan bangunan yang berdiri tegak. Bisa dibayangkan betapa hebatnya kekuatan alam. Jangan berpikir, "Tidak perlu takut. Bangunan ini sangat kuat dan kukuh." Janganlah kita berpikir seperti itu. Jadi, segala sesuatu mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur, sedangkan tubuh manusia melalui fase lahir, tua, sakit, dan mati. Semua ini pasti akan terjadi.

Namun, kita bisa berkata pada diri sendiri, "Jika hukum alam memang demikian, yakni segala sesuatu mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, hancur; dan tubuh manusia melalui fase lahir, tua, sakit, mati,  maka yang bisa dikendalikan hanyalah pikiran kita yang sesungguhnya juga mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap." Dapatkah kita senantiasa menjaga pikiran dan niat yang timbul agar tetap baik?

Kita hendaknya senantiasa menjaga pikiran dan niat agar pikiran dan niat yang baik tidak hanya mampir sebentar, lalu pergi begitu saja. Bisakah kita menjaga agar niat baik senantiasa ada? Terdapat 86.400 detik dalam sehari. Pikiran kita bisa mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap kapan pun.

Apakah niat baik yang terbangkitkan akan mengalami perubahan? Kita harus berteguh hati agar niat baik tidak berubah dan lenyap. Apakah kita bisa menggenggam niat baik dengan yakin? Apakah kita bisa bersiteguh agar niat baik tak tergoyahkan akibat ulah manusia, rintangan yang ditemui, ataupun berita provokatif yang menyebar?


Apakah kita bisa membedakan yang benar dan salah? Jika sesuatu itu benar, kita harus meneguhkan tekad agar tidak tergoyahkan dan berubah. Dengan demikian, barulah kita dapat merampungkan rencana jangka panjang. Pikiran kita mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap.

Kita jangan membiarkan niat yang baik lenyap begitu saja. Setelah niat baik terbangkitkan, kita harus menjaga pikiran agar ia tidak berubah dan lenyap. Kita ingin kebaikan dan keteladanan diwariskan ke generasi berikutnya. Ini sangatlah penting. Meski kita berbicara tentang generasi-generasi selanjutnya hingga waktu yang sangat lama, tetapi tetap ada batas waktunya. Namun, kita tetap harus berpegang pada kebenaran, meneguhkan tekad, dan mempraktikkannya. Dengan demikian, barulah dunia bisa tenteram dan hati manusia dapat dibimbing ke arah yang sama.

Lihatlah, gempa bumi terjadi seketika. Setelah gempa terjadi, tenaga medis dari RS Tzu Chi Guanshan dan RS Tzu Chi Yuli masih mengingat misi dan tekad masing-masing. Mereka segera kembali ke rumah sakit. Semangat mereka sungguh luar biasa.

Tzu Chi memiliki rumah sakit di Guanshan dan Yuli, yaitu RS Tzu Chi Guanshan dan RS Tzu Chi Yuli. Korban luka ringan diobati di RS Tzu Chi Guanshan dan RS Tzu Chi Yuli. Sementara itu, korban luka parah segera dilarikan ke RS Tzu Chi Hualien. Tzu Chi memiliki rumah sakit di Hualien, Yuli, dan Guanshan.

Beberapa hari ini, saya merasa bahwa untung saja, badan misi kesehatan Tzu Chi ada di Hualien dan Taitung. Ketika misi kesehatan bergerak, misi amal Tzu Chi tentu juga bergerak pada saat bersamaan. Direktur dan wakil direktur misi amal Tzu Chi juga menuju wilayah selatan untuk melakukan survei. Tzu Chi ada di Hualien. Kali ini, gempa bumi mengguncang wilayah Hualien dan Taitung. Bagaimana bisa kita tidak memperhatikannya? Jadi, untuk bencana kali ini, kita juga harus mengembangkan kekuatan cinta kasih dan membantu pemulihan.


Tzu Chi membantu orang-orang yang membutuhkan di seluruh dunia, terlebih di Hualien dan Taitung yang dekat dengan kita. Jadi, pada bencana kali ini, divisi konstruksi Tzu Chi juga bergerak cepat. Mereka sudah pergi untuk melakukan survei. Saya sangat berterima kasih kepada para relawan, para anggota Tzu Ching, dan para guru yang memberikan perhatian dan memahami usaha yang kita kerahkan.

“Kunjungan kasih kali ini terutama dilaksanakan di daerah perkotaan yang berada di garis patahan. Kami datang dengan membawa doa untuk warga,” terang Huang Li-yun, Relawan Tzu Chi.

“Bagi yang selamat, kita harus segera mengulurkan tangan untuk membantu. Kita ikut maju ke garda terdepan guna menggenggam kesempatan untuk menciptakan berkah, bersumbangsih, dan bersama-sama memberikan perhatian,” ujar Shen Bo-han, A.nggota Tzu Ching.

“Kami sangat memperhatikan mereka. Mereka tidak sendirian. Kita selalu bersama-sama,” tutur Ke Xin-tian, Anggota Tzu Ching.

Kita sungguh harus memiliki kesungguhan hati. Saat melihat lansia yang hidup sebatang kara, para relawan membantunya membersihkan rumah. Hal ini membuat penerima bantuan sangat senang.

Saya sangat berterima kasih atas kekuatan cinta kasih dari para relawan. Saya juga berharap para anggota Tzu Ching bisa memperhatikan berbagai masalah di masyarakat. Masyarakat masa depan adalah milik kaum muda. Jadi, kalian harus memperhatikannya.

Fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur pada segala sesuatu menunjukkan ketidakkekalan
Berterima kasih kepada para tenaga medis yang segera bergerak
Melakukan survei dan memberikan penghiburan dengan terorganisasi dan rapi
Mempertahankan niat baik dan meneguhkan tekad

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 28 September 2022
Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -