Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Tekad Awal dan Mewariskan Cinta Kasih untuk Selamanya
Mendengar pelafalan nama Buddha yang khidmat dalam ritual Namaskara, hati saya merasa sangat tenang. Hati manusia pada hakikatnya tidak berbeda dengan hati Buddha. Dunia Buddha sangatlah indah. Setiap orang hendaknya meneladani Buddha. Hal itu dapat membuat hati kita tersucikan. Jika hati kita tersucikan, maka bumi akan terbebas dari pencemaran. Inilah tujuan yang harus kita capai. Kita bisa melihat di India, ada seorang laki-laki yang membangkitkan sebersit niat baik dan mengumpulkan sekelompok relawan yang memiliki kesatuan tekad untuk membersihkan sebuah sungai sepanjang 160 kilometer. Mereka terus mengerahkan tenaga untuk membersihkan sungai itu.
Di dunia ini, tidak ada hal yang sulit jika kita memiliki tekad. Asalkan kita memiliki tekad, maka tidak ada hal yang sulit untuk dijalankan. Ini juga sesuai dengan ajaran Buddha bahwa mencapai kebuddhaan tidaklah sulit jika kita dapat membangun dan mempertahankan tekad untuk menghindari segala perbuatan jahat dan melakukan semua perbuatan baik. Hanya sesederhana ini. Kita harus membangun tekad agung untuk menapaki jalan agung, yakni Jalan Bodhi yang tujuannya adalah kesadaran. Kesadaran harus dimulai dari hati kita. Jika setiap orang memiliki cinta kasih berkesadaran, maka secara alami, dunia ini akan penuh dengan keharmonisan. Jika semua orang saling membantu dan mengasihi, bukankah masyarakat akan harmonis?
Kegelapan batin yang terbangkitkan telah menimbulkan bencana akibat ulah manusia. Kondisi para pengungsi semakin memprihatinkan. Di perbatasan Yunani, terdapat lebih dari 10.000 pengungsi. Sesungguhnya, ke mana mereka harus pergi? Dunia ini sangat luas, tetapi di manakah rumah mereka? Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Ini semua ditimbulkan oleh bencana akibat ulah manusia. Selain itu, ketidakselarasan empat unsur alam juga membuat orang sangat khawatir.
Kemarin, Sumatera, Indonesia diguncang gempa bumi berkekuatan 5,7 skala Richter. Afganistan juga diguncang gempa bumi. Berhubung empat unsur alam tidak selaras, kita sungguh sangat membutuhkan orang yang dapat menginspirasi cinta kasih sesama. Contohnya dalam pembersihan sungai sepanjang 160 kilometer di India itu. Dengan adanya satu orang yang membangun tekad dan menginspirasi orang lain untuk bergabung, sungai sepanjang 160 kilometer itu dapat dibersihkan. Ini sungguh mengagumkan. Alangkah baiknya jika setiap orang dapat membangun tekad seperti ini.
Kita juga melihat
insan Tzu Chi yang sangat bersungguh hati. Kepala RS Chien dan para staf dari
RS Tzu Chi Taichung segera membersihkan sampah di jalan saat subuh setelah
kirab tahunan Mazu berlalu. Kepala RS Chien memimpin sekelompok tenaga medis untuk
membersihkan jalan. Pada pagi hari, semua jalan sudah bersih. Orang-orang di
dalam kendaraan yang berlalu-lalang dapat melihat bahwa semua jalan sudah
bersih. Semua jalan bersih kembali berkat adanya orang yang membangun tekad untuk
membersihkan jalan dan memungut sampah yang dibuang sembarangan. Agar dapat
mengerahkan kekuatan cinta kasih, semua orang hendaknya saling menginspirasi
dan mendukung.
Kemarin, saya
bertemu dengan anggota TIMA dari Filipina. Di antara mereka, yang paling senior
sudah berdedikasi selama 21 tahun di TIMA. Mereka yang kembali ke Griya Jing Si
kemarin berbagi tentang baksos kesehatan pertama yang mereka gelar pada tanggal
7 April, 21 tahun yang lalu di wilayah pedesaan yang terpencil. Saat itu,
sumber daya mereka terbatas, tetapi para dokter sangat antusias. Saat itu, tim
medis dipimpin oleh Wakil Kepala RS Leh. Sebelum menggelar baksos kesehatan, para
dokter harus membersihkan lokasi, memasang lampu, memperbaiki jendela, dan
lain-lain. Inilah yang mereka lakukan di masa-masa awal. Hingga kini, mereka
telah menggelar baksos kesehatan berskala besar sebanyak 206 kali. Mereka tidak
melaporkan baksos berskala kecil, hanya melaporkan tentang baksos yang melayani
2.000 hingga 3.000 pasien. Baksos kesehatan berskala besar saja sudah digelar
sebanyak 206 kali dalam waktu 21 tahun.
Setiap kali, kita bisa melihat banyak orang yang penderitaannya teringankan berkat cinta kasih para dokter TIMA. Konferensi TIMA di Filipina kali ini dihadiri oleh anggota TIMA dari tujuh negara. Tokoh dari berbagai agama juga turut hadir, seperti bhiksu, biarawati, pastor, dan pendeta. Mereka semua sangat memuji para dokter TIMA. Ada pula seorang gadis berusia 18 tahun yang datang untuk berbagi kisahnya. Dahulu, kulit kepalanya menyerupai otak. Meski merupakan baksos kesehatan, tetapi dokter TIMA dari departemen bedah umum, bedah plastik, dan dermatologi bekerja sama untuk melenyapkan penderitaannya dari akarnya dan membantu memulihkan kecantikannya.
Mereka bukan hanya mengobatinya secara gratis, tetapi juga membantunya menerima pendidikan. Ini semua mereka lakukan tanpa pamrih. Kisah seperti ini sungguh tidak sedikit. Singkat kata, ini sangat menyentuh. Konferensi TIMA kali ini mendapat pujian dari setiap orang. Sungguh, saya sering berkata bahwa langkah awal TIMA dimulai di Filipina. Merekalah yang pertama membentuk TIMA dan tidak pernah berhenti memberi pelayanan hingga sekarang. Selain itu, kelengkapan fasilitas di klinik mata mereka juga tidak kalah dari rumah sakit besar ataupun pusat medis. Mereka memperoleh banyak pujian. Singkat kata, pujian yang ingin saya sampaikan sangatlah banyak. Bodhisatwa dunia memiliki hati yang dapat merangkul alam semesta. Ini tidak sulit dan dapat dilakukan oleh setiap orang. Segala kesulitan pasti dapat diatasi jika kita memiliki tekad.
Sungai yang panjang di India berhasil dibersihkan
Bertekad untuk menapaki Jalan Bodhi demi membangkitkan cinta kasih berkesadaran
Tenaga medis Tzu Chi terjun ke masyarakat untuk menjaga kebersihan bumi
Mewariskan cinta kasih dokter humanis untuk selamanya
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 April 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 April 2016