Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Tekad Awal untuk Menapaki Jalan Bodhisatwa

 “Halo, semuanya. Nama saya adalah Tang Shao-fan. Tahun ini saya telah berusia 90 tahun. Saya berasal dari Pingtung. Saya telah menjadi relawan dokumentasi selama 18 tahun. Saya berharap dengan menjadi relawan dokumentasi, saya bisa menjadi saksi zaman dan menulis sejarah Tzu Chi,” ucap Tang Shao-fan, Relawan Tzu Chi.

Di Pingtung, ada seorang relawan, Relawan Tang, yang tahun ini telah berusia 90 tahun. Dia bergabung ke dalam barisan relawan dokumentasi. Dengan kameranya, dia meninggalkan semangat misi dan menulis sejarah Tzu Chi. Dia sungguh mengagumkan. Dia memiliki semangat dan stamina yang kuat serta arah tujuan yang benar. Pada bulan Juni lalu, saya pergi ke Pingtung. Saat saya akan meninggalkan Pingtung, dia masih berdiri di antara kumpulan orang-orang untuk mengantar saya. Pada akhir November, saya kembali mengunjungi Pingtung. Saat berjalan ke dalam, saya melihat Relawan Tang di koridor. Dibandingkan dengan enam bulan yang lalu, kondisinya berbeda sama sekali. Di koridor, dia dengan hati-hati mengeluarkan sepucuk surat yang ditulisnya dan membacakannya untuk saya.

“Master yang terhormat dan terkasih, saya berterima kasih kepada Master. Dalam kehidupan ini, Master setiap hari hadir di rumah saya untuk mengajari saya ajaran Buddha. Saya bersyukur kepada Master dan seluruh anggota keluarga Tzu Chi yang selama ini melantunkan Sutra Bhaisajyaguru untuk mendoakan saya. Di kehidupan berikutnya, saya ingin kembali ke dunia ini untuk melatih diri. Saya ingin kembali ke keluarga besar Tzu Chi sebagai seorang Bodhisatwa cilik yang melatih diri tanpa terputus. Terima kasih, Master,” kata Tang Shao-fan, Relawan Tzu Chi.

Ceramah Master Cheng Yen

Hidupmu sudah sangat bermakna. Kamu sudah melakukan hal yang harus dilakukan .Hidupmu penuh makna. Jadi, kamu harus melapangkan dan menenangkan hati. Kamu harus mengingat kata-kata saya. Kamu telah menyerap Dharma ke dalam hati. Saya mendoakanmu. Apa pun yang saya katakan padanya, dia menerimanya dengan gembira. Dia merasa sangat damai. Dia berkata bahwa dia akan menuruti perkataan saya. Setelah saya meninggalkan Pingtung, dia diopname di RS Tzu Chi Dalin. Namun, dia tetap berharap dapat kembali ke Hualien untuk menjadi Silent Mentor. Kemarin petang, saya mendengar bahwa Relawan Tang telah meninggal dunia dengan damai.

Kita bisa melihat dia mulai bersumbangsih pada usia 75 tahun dan menjalani hidupnya dengan penuh makna. Dia sangat bertanggung jawab terhadap keluarga. Dia juga memikul tanggung jawab terhadap masyarakat. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, dia bersumbangsih bagai Bodhisatwa dunia. Meski telah berusia 90 tahun, tubuhnya masih sangat tegak. Dia tidak terlihat seperti berusia 90 tahun. Namun, dia tetap tak terhindar dari hukum alam. Sesungguhnya, hidup selama 90 tahun sudah cukup panjang umur, tetapi kehilangan orang sebaik dirinya, kita merasa sangat tidak rela.

Saya masih ingat percakapan kami pada bulan Juni di Pingtung. Saat Topan Nepartak menerjang pada bulan Juli, dia juga bertugas melakukan dokumentasi. Saat saya kembali mengunjungi Pingtung pada akhir November, kondisinya sudah berbeda. Inilah kehidupan, berubah seiring berlalunya waktu. Jadi, kita harus senantiasa ingat bahwa hidup ini tidaklah kekal. Setiap orang perlu mengembangkan kekuatan cinta kasih. Dengan bersungguh hati bersumbangsih bagi sesama, kita bisa memperbaiki pola pikir manusia dan pola hidup masyarakat.

Ceramah Master Cheng Yen

Tahun ini, relawan dari Myanmar, U Thein Tun, telah menjalani pelantikan. Dia telah menyelesaikan pelatihannya. Selama beberapa tahun ini, dia telah memperbaiki kehidupannya. Dahulu, setiap kali musim tanam tiba, dia harus meminjam bibit padi yang bunganya sangat tinggi. Jika meminjam satu karung, entah berapa banyak yang harus dibayarnya. Karena itu, hasil panennya hanya cukup untuk dikonsumsi keluarganya. Tidak ada yang tersisa untuk dijual. Saat menjangkau Myanmar untuk memberikan bantuan bencana, insan Tzu Chi menjalin jodoh dengan petani setempat. Kita memberikan bibit padi kepada para petani sehingga mereka tidak perlu meminjam lagi.

Relawan U Thein Tun sangat bersungguh hati dan menyerap ajaran Tzu Chi ke dalam hati. Dia mempraktikkan Dharma dalam keseharian dan bersiteguh mendengar Dharma. Inilah ketekunannya. Dia juga merupakan teladan dan petani pertama di Myanmar yang dilantik menjadi relawan. Dia sangat bersungguh hati. Saat dia kembali ke Taiwan untuk dilantik, saya berpesan padanya, “Setelah pulang, kamu harus berbagi pengalaman untuk menginspirasi lebih banyak orang memiliki pola pikir sepertimu.” “Kamu harus menyebarkan ajaran kebajikan.” Inilah pesan saya untuknya.

Ceramah Master Cheng Yen

Para pengusaha Taiwan di Myanmar juga sangat mendukung kegiatan Tzu Chi dan bekerja sama dengan relawan setempat untuk menginspirasi orang-orang. Dengan kekuatan cinta kasih, kita bekerja sama dengan harmonis. Kita saling mendukung untuk melangkah menuju arah tujuan yang sama. Sesungguhnya, berapa lama kita bisa menjalin jodoh dengan seseorang?

Relawan Tang hidup selama 90 tahun. Dia merupakan murid saya yang baik. Saya merasa bahwa 90 tahun tidaklah cukup. Namun, inilah hukum alam. Dia yakin bahwa dia akan kembali lagi dan tidak ingin saya merasa khawatir. Hingga akhir hayatnya, dia tidak berjalan menyimpang serta tetap damai dan tenang. Singkat kata, bisa mempertahankan niat dan kesadaran untuk kembali menapaki jalan yang benar, inilah yang terpenting. Dalam ceramah pagi, saya juga berkata bahwa kita hendaknya mengingat tekad awal kita dari kehidupan ke kehidupan. Tidak peduli hidup dalam lingkungan seperti apa, kita hendaknya tidak kehilangan kesadaran dan tetap bersumbangsih demi mendalami Dharma. Saya yakin di kehidupan berikutnya, Relawan Tang akan menapaki Jalan Bodhisatwa dalam waktu yang lebih panjang.

Memikul tanggung jawab untuk menulis sejarah Tzu Chi

Mempersembahkan tubuh diri sendiri untuk menjadi Silent Mentor

Menyebarkan ajaran kebajikan dan menjadi teladan

Mempertahankan tekad awal untuk menapaki Jalan Bodhisattva

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Desember 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 14 Desember 2016

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -