Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Tekad dengan Tulus dan Teguh

Kondisi iklim sudah tidak selaras. Kita melihat kepanikan di 10 negara bagian AS akibat hujan deras yang berkepanjangan. Hingga kini, sekitar 8 juta orang terancam dan terkena dampak bencana. Para warga juga sangat sedih. Lantas apa yang dapat mereka perbuat? Harta yang mereka kumpulkan seumur hidup mungkin sudah terendam air. Tidak heran mereka begitu sedih. Kita sering membahas bahwa agar iklim selaras, kuncinya terletak pada manusia. Manusia harus sungguh-sungguh menyucikan batin masing-masing dan memperbaiki hubungan antarsesama.


Kemarin, beberapa kepala departemen merayakan ulang tahun ke-100 seorang dokter. Sesungguhnya, hari ulang tahunnya ialah hari ini. Saya sempat membahasnya beberapa hari lalu. Saat Akademi Keperawatan Tzu Chi berdiri 30 tahun lalu, kita memintanya memimpin karena kita tidak menemukan orang lain. Kita memohon pada Profesor Yang Sze-piao. Beliau adalah kepala RS Universitas Nasional Taiwan. Saat kita membangun rumah sakit, beliau sangat peduli dan mendukung. Bantuan yang beliau berikan sangat besar. Beliau sangat mendukung kita. Saat beliau akan pensiun dari RS Universitas Nasional Taiwan, Akademi Keperawatan Tzu Chi berdiri. Kebetulan di tahun itu beliau bisa pensiun. Kita lalu memintanya untuk menjabat sebagai kepala akademi. Beliau pun menyanggupi. Begitulah beliau akhirnya menerima tanggung jawab yang diberikan.

Angkatan pertama akademi kita akhirnya lulus dan meraih banyak pencapaian. Ada yang bekerja di organisasi besar dan memikul tanggung jawab besar. Ada pula yang bekerja di instansi pemerintah. Atas segala keberhasilan ini, saya sungguh berterima kasih kepada beliau. Terlebih lagi, beliau adalah teladan bagi kita. Hingga di usianya yang 90-an tahun, beliau masih berkunjung ke Hualien setiap hari Jumat.


“Setiap hari Jumat, saya selalu datang ke RS Tzu Chi Hualien untuk mengajar para dokter muda dan mahasiswa cara menganalisis hasil rontgen,” ucap Prof. Yang Sze-piao.

“Saat melihat hasil rontgen, kita mungkin hanya berfokus pada kelainan yang terlihat, tetapi Prof. Yang akan memulai analisis dari kondisi paru-paru pasien secara keseluruhan serta memperhatikan riwayat penyakit pasien. Setelah itu, barulah beliau menjelaskan secara lebih menyeluruh,” kata Guo Heng-an, Mahasiswa kedokteran Tzu Chi.

Beliau bertekad untuk membantu pasien yang memiliki masalah paru-paru. Setiap Jumat, beliau pasti datang ke Hualien dan mengajar dengan sungguh-sungguh. Beliau tidak pernah absen. Saya sungguh mengagumi beliau, juga sangat berterima kasih kepada beliau. Beliau telah sangat membantu Tzu Chi dengan begitu tulus hingga di usianya yang ke-100 tahun.

“Bagi saya, tidak mungkin untuk benar-benar pensiun,” kata Prof. Yang Sze-piao dalam acara ulang tahunnya.


Saat ditanya apakah beliau akan pensiun, beliau menjawab tidak. Beliau menjawab dengan berani. Sungguh, saat ditanya apakah akan pensiun, beliau menjawab beliau tak akan pensiun. Meski sudah lanjut usia, beliau tak akan pensiun. Inilah yang benar. Siapakah orang yang berhak pensiun? Kita semua dilahirkan dengan membawa misi. Dengan talenta masing-masing, kita harus mengemban misi ini hingga napas terakhir. Inilah nilai bagi kehidupan kita. Jangan mengira kita dapat bersenang-senang setelah pensiun. Setelah pensiun, kita baru tahu betapa membosankannya kehidupan kita. Setelah pensiun, kita tidak memiliki aktivitas dan tidak tahu harus berbuat apa.

Prof. Yang sangat bijaksana. Kemarin, saat ditanya apakah akan pensiun, beliau menjawab tak akan pensiun. Inilah keteladanan yang mengagumkan. Hari ini adalah ulang tahun beliau yang ke-100. Da Ai TV juga akan mulai menayangkan drama kisah kehidupan beliau. Selain itu, drama singkat kisah dr. Du dan dr. Zeng juga akan segera ditayangkan. Mereka semua sangat berjasa dalam misi kesehatan dan pendidikan Tzu Chi. Drama kisah hidup mereka akan ditayangkan. Semoga kalian dapat menyaksikannya karena kisah-kisah itu berisi nilai-nilai kehidupan yang patut diteladani.


Kehidupan kita haruslah bermakna seperti itu. Janganlah kita menjalani kehidupan tanpa arah yang jelas. Jika demikian, kita akan tersesat. Kehidupan kita akan seperti perjudian. Saat menang, kita tidak mau berhenti. Saat kalah, kita semakin penasaran. Ini tak luput dari hukum sebab akibat. Ada orang yang harus menanggung beratnya kekuatan karma hingga kini.

Lihatlah seorang pasien yang mengidap kanker sejak berusia 36 tahun hingga kini berusia 70 tahun. Dia juga sudah pernah berkeluarga. Karena penyakitnya, dia akhirnya bercerai. Dia tidak merasakan adanya cinta dalam kehidupan ini. Kini, setiap kali makan, dia harus berbaring dan menghabiskan waktu 4 jam. Bukankah sangat menderita? Dia tak dapat mengendalikan nasibnya. Saat dia terkena penyakit kanker, keluarganya tercerai-berai. Istrinya menceraikannya. Dia hidup seorang diri. Begitulah kehidupannya.


“Dalam kegiatan bedah buku, saya mendengar Master berkata manusia punya rintangan karma. Diri sendirilah yang harus menghadapi dan mengatasinya. Saya merasa kata-kata Master sangat baik. Saya sering berpikir bahwa kehidupan saya ini begitu menderita. Master berkata bahwa saya bukanlah yang paling menderita. Di dunia ini, masih banyak yang lebih menderita dari saya. Saya berpikir ini benar. Saya bukanlah yang paling menderita. Dahulu saya merasa manusia sangat dingin. Kini saya baru menyadari bahwa tidak begitu. Masih ada insan Tzu Chi yang begitu baik. Beruntung, saya kini bergabung dengan Tzu Chi. Jika masih ada kesempatan di kehidupan mendatang, saya tetap akan bergabung dengan Tzu Chi,” ucap Zhang Ming-xin, Warga lanjut usia.

Meski kehidupan bagai sandiwara, tetapi saya sering mengingatkan kalian untuk memperhatikan peran apa yang kita mainkan. Contohnya, Prof. Yang tadi memainkan perannya dengan sangat benar. Beliau tidak pensiun meski sudah berusia lanjut. Inilah yang benar. Beliau sungguh-sungguh mengukir kehidupan yang bernilai.  

Kehidupan tak luput dari kekuatan karma
Meneguhkan tekad pada arah yang ditetapkan
Tulus dan teguh dalam mendidik generasi penerus
Menyebarkan keteladanan yang bermanfaat bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 Juni 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 6 Juni 2019

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -