Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Tekad untuk Menyebarkan Aliran Jernih

“Empat tahun yang lalu, saya mendengar satu kalimat, yaitu  menggalang lebih banyak Bodhisatwa. Saya merasa kalimat ini sangat menyentuh saya. Setelah terjun ke komunitas, saya telah belajar banyak. Kita tak bisa memperkenalkan Tzu Chi jika tak tahu informasinya. Jadi, saya mulai menonton televisi dan membaca buku Master. Semakin banyak menonton Da Ai TV dan membaca buku Master, saya merasa hati saya semakin dekat dengan Master sehingga saya bisa tahu bahwa mengapa Master berharap kita bisa terjun ke komunitas dan menggalang lebih banyak Bodhisatwa. Ada orang yang langsung mengusir kami. Sebenarnya, saat itu hati saya merasa sangat risau dan sedih. Namun, begitu teringat ajaran Master bahwa kita harus menyebarkan Dharma kepada semua orang, saya pun merasa saya memikul tanggung jawab yang besar. Jadi, saya tetap harus melakukannya,” tutur Zhu Xin-ru, Relawan Tzu Chi.

Jika dipikir kembali, saat ingin mendirikan Da Ai TV, prosesnya sangatlah sulit. Pada saat itu, tidak banyak orang yang mendukung untuk mendirikan Da Ai TV. Namun, saya beranggapan bahwa berhubung kita sudah memiliki misi amal, misi kesehatan, dan misi pendidikan, kita seharusnya memiliki misi budaya humanis untuk menyebarkan semangat Tzu Chi. Lihatlah, banyak relawan yang kembali ke Taiwan untuk mempelajari cara menjalankan misi amal karena mereka melihat pentingnya budaya humanis.

Tahun ke-20 Da Ai TV akan segera berlalu dan kita sudah mulai melakukan persiapan untuk menyambut ulang tahun yang ke-21. Saya melihat proyek pembangunan kita dari atas, tiang baja yang sangat kukuh telah dipasang. Kita bisa membayangkan bahwa di masa depan, Da Ai TV akan beroperasi di gedung yang luas ini. Itu akan menjadi tempat baru Da Ai TV untuk menyebarkan Dharma. Berita dari seluruh dunia akan dikumpulkan di sana untuk disiarkan. Bangunan yang kukuh saja tidaklah cukup, kita membutuhkan para staf yang bekerja dengan semangat Tzu Chi dan memiliki jiwa cinta kasih. Semangat Tzu Chi harus ada di dalamnya. Kita memikul tanggung jawab atas dunia.


Lihatlah dunia kita saat ini, Buddha berkata bahwa dunia ini adalah dunia yang penuh dengan lima kekeruhan. Apakah kita sungguh ingin membiarkan ia terus penuh dengan kekeruhan? Untuk mengubahnya, dibutuhkan adanya para guru yang membabarkan Dharma agar orang-orang bisa menerima dan memahami Dharma.

“Saya sangat berterima kasih kepada Master karena telah memberi tim opera kami kesempatan untuk menyebarkan Dharma lewat opera. Kami menggunakan berbagai cara untuk menyebarkan Dharma lewat opera. Master berharap penampilan kami tak hanya sebatas pertunjukan saja, melainkan juga menjadi pembabaran Dharma. Jadi, dalam memproduksi "Kisah Para Guru", kami melakukannya dengan sungguh hati dan berharap dapat menampilkannya dengan senyata mungkin. Dalam dinasti dan masa yang berbeda, para guru besar selalu bersumbangsih demi semua makhluk dan mendedikasikan diri dengan segenap jiwa dan raga demi ajaran Buddha. Kami membuat kisah para guru besar dengan bersungguh hati,” ujar Tang Mei-yun, Ketua Tim Opera Tang Mei-yun.

“Mahabhiksu Zhi Zhe hanya hidup sampai usia 60 tahun saja. Beliau lahir di masa Enam Kerajaan yang penuh dengan kekacauan. Beliau merupakan murid dari  Master Chan Hui Si. Saat mereka akan berpisah, Master Chan Hui Si berpesan satu kalimat padanya, "Jangan biarkan Dharma mati bersamamu." Berpegang pada kata-kata itu, Mahabhisku Zhi Zhe pergi ke Jinling yang merupakan ibu kota saat itu dan mulai menyebarkan Dharma. Para guru ini tidak takut lelah, yang paling mereka takutkan ialah hanya sedikit orang yang menerima Dharma dan tak dapat terus menyebarkan Dharma. Jadi, Mahabhiksu Zhi Zhe berpikir untuk mensistematisasi ajaran Sutra Bunga Teratai dan menyusunnya dalam tulisan agar bisa tersebar luas,” terang Zhuang Shi-hong, Penulis skenario edisi Kisah Para Guru.

Saya sangat menghormati setiap guru besar. Namun, Mahabhiksu Zhi Zhe yang paling menginspirasi saya karena berkat risalah-risalahnya tentang Sutra Bunga Teratai, saya jadi tahu makna dari Sutra Bunga teratai. Saya juga mendedikasikan hidup saya untuk Sutra Bunga Teratai. Saya tak hanya membabarkannya saja, tetapi juga membentangkan jalan. Saya membentangkan jalan terlebih dahulu agar orang-orang bisa berjalan masuk ke Jalan Bodhisatwa yang ditunjukkan Sutra ini. Saya berharap orang-orang di dunia bisa menjadi Bodhisatwa dunia.


Bodhisatwa membentangkan jalan dengan cinta kasih dan cinta kasih ini berasal dari Sutra Bunga Teratai. Jadi, kita harus membuka jalan dan membentangkan jalan. Saya sungguh sangat bersyukur. Jika di depan tak ada jalan yang sudah dibentangkan dengan baik, bagaimana mungkin kita bisa membuka pintu mazhab Tzu Chi? Setelah membuka Jalan Bodhisatwa, kita membuka mazhab Tzu Chi dengan empat misi, yaitu misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis.

Kita membutuhkan semangat ajaran Jing Si untuk terus mengembangkannya. Jadi, kita harus mempraktikkan ajaran silsilah Dharma Jing Si dan mazhab Tzu Chi dengan tekun. Selama lebih dari 50 tahun ini, saya menjalaninya tanpa menyia-nyiakan waktu sedetik pun. Ini adalah arah satu-satunya dalam hidup saya. Saudara sekalian, meski kalian bekerja untuk misi budaya humanis dan menyebarkan semangat budaya humanis kepada orang lain, kalian sendiri juga harus memiliki Dharma dan menerapkannya dalam keseharian. Semua orang ada mendengar Dharma.

Saya juga mengimbau kepada semua orang untuk membaca buku tentang Mahabhiksu Zhi Zhe dan mengikuti bedah buku. Skrip "Kisah Para Guru"  ditulis dengan sangat baik. Saya sangat memujinya. Jangan biarkan Dharma mati bersama kita, artinya ialah jangan menjadi orang yang tahu Dharma, tetapi tak menyebarkannya. Benih kesadaran ini jangan dibiarkan terputus. Kita harus menyebarkan Dharma dengan sungguh-sungguh. Inilah Dharma yang penuh kesadaran.

Dunia sekarang ini membutuhkan kita untuk bekerja keras. Setiap hari saya juga bekerja keras. Tubuh saya seperti kendaraan tua yang sudah rusak, tetapi saya masih harus menggunakannya setiap hari. Saya harus memulihkan diri di malam hari. Pada malam hari, saya mulai memberi semangat pada diri sendiri. Pada siang hari, saya menggunakan energi saya yang disimpan di malam hari karena saya tak rela berhenti begitu saja. Jadi, kita harus menggenggam setiap menit ataupun detik dan jangan menyia-nyiakannya. Jika kita berhenti, semangat kita akan ikut berhenti.


Intinya, kita harus mendorong satu sama lain untuk menyambut tahun baru dan ulang tahun Da Ai TV yang ke-21 karena itu merupakan saatnya bagi kita untuk memulai sesuatu yang baru. Sekarang kita harus mulai mengencangkan tali sepatu. Dengan begitu, barulah kita bisa melangkah maju dengan mantap. Saya berterima kasih kepada para Bodhisatwa yang telah menghimpun kekuatan cinta kasih dan terus menjaga aliran jernih. Terima kasih. Saya mendoakan kalian.

 

Da Ai TV menyiarkan budaya humanis yang benar, bajik, dan indah

Mempertahankan tekad awal dalam menyebarkan aliran jernih

Membentangkan jalan sesuai Sutra Bunga Teratai

Menjalankan Empat Misi Tzu Chi dengan penuh semangat

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Desember 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 9 Desember 2018

Editor: Khusnul kotimah

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -