Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Cinta Kasih dan Kebajikan untuk Menstabilkan Masyarakat


Belakangan ini, saya sering berkata bahwa kita harus menginventarisasi nilai kehidupan kita. Saya selalu merasa bahwa insan Tzu Chi adalah orang-orang yang paling dipenuhi berkah. Selama puluhan tahun ini, masyarakat kita sungguh dipenuhi berkah dan kondisi ekonomi kita pun cukup baik. Jadi, sebagai generasi yang lebih muda, kalian sungguh dipenuhi berkah. Namun, saat dipenuhi berkah seperti ini, pernahkah kalian berpikir bahwa kita hendaknya menciptakan berkah bagi dunia?

Saya yakin dalam keluarga besar Tzu Chi, sebagian besar sudah pernah mendengar bahwa orang yang dipenuhi berkah hendaknya kembali menciptakan berkah. Jika hanya menikmati berkah, berkah akan habis suatu hari nanti. Karena itulah, kita harus kembali menciptakan berkah. Jangan hanya menikmati berkah tanpa menciptakan berkah.

Jika orang tua kalian menciptakan berkah, tetapi kalian dan anak kalian tidak terus menciptakan berkah, berkah ini akan habis. Ini bagaikan tabungan. Kita harus terus menyimpan berkah di dalam bank berkah kita. Inilah kebijaksanaan yang sesungguhnya. Dapat menciptakan berkah saat dipenuhi berkah, inilah kebijaksanaan.

“Saat mengikuti kegiatan Tzu Chi, saya sering melihat banyak paman dan bibi Tzu Chi yang dengan sukacita memperkenalkan anak atau cucu mereka yang menapaki Jalan Tzu Chi bersama mereka. Saya dan adik perempuan saya tahu bahwa saat ibu kami tidak ada di rumah, beliau pasti tengah menjalankan Tzu Chi. Beliau memiliki keberanian, semangat, dan keteguhan tekad sehingga saya menjadikannya sebagai teladan. Master pernah berkata bahwa jika anak-anak bisa memasuki pintu Tzu Chi, orang tua akan merasa tenang dan sukacita,” kata Huang Yu-ting relawan dalam pelatihan.


“Saat masih duduk di bangku kelas enam SD, saya menonton drama Da Ai bersama ibu saya sehingga benih kebajikan tertanam di dalam hati saya. Saat masuk perguruan tinggi dan melihat Klub Tzu Ching, saya pun bergabung dengan gembira. Saat menjadi relawan untuk pencegahan wabah, sesungguhnya, sebagai anak muda, saya pun merasa agak lelah mengenakan pakaian pelindung sepanjang hari. Namun, para paman dan bibi Tzu Chi tetap bersumbangsih dengan sukacita,”
kata Gao Zhu-ting relawan dalam pelatihan.

“Saat melakukan daur ulang pada malam hari, saya juga melihat para paman dan bibi Tzu Chi memindahkan barang-barang daur ulang yang berat. Saat itu, saya sungguh merasa bahwa generasi muda harus turut mendedikasikan diri dan mewarisi tanggung jawab,” pungkas Gao Zhu-ting.

Setiap hari, lewat program Da Ai TV, saya juga melihat relawan yang membimbing kaum lansia untuk berolahraga. Menyaksikan program itu, saya pun ingin berolahraga. Caramu membimbing kaum lansia sungguh menggemaskan.

“Setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya melihat banyak relawan daur ulang yang sudah lanjut usia. Saya merasa bahwa mereka yang sudah lanjut usia sangat bersusah payah. Karena itu, saya berharap dapat menggunakan keahlian saya untuk membantu para relawan yang sudah lanjut usia atau kesehatannya kurang baik agar mereka makin sehat dengan berolahraga. Berkat Master, kini saya tengah melakukan banyak hal. Saya harap dapat memiliki kehidupan yang bermakna. Dahulu, saya hanya ingin menjalani hidup yang nyaman, tetapi kini, saya ingin bersumbangsih bagi semua makhluk,” kata Lu Bo-ren relawan dalam pelatihan.

Kamu dan kakakmu sungguh sangat menyentuh. Kesungguhan hati kalian dalam mengasihi orang-orang dan ketulusan cinta kasih kalian dalam bersumbangsih sungguh sangat menyentuh. Kita juga melihat bagaimana perawat kita menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Dia menggenggam tangan seorang pasien lansia dengan erat. Tangannya sangatlah indah.


“Saat seorang kakek tiba-tiba meninggal dunia, ART asing yang sudah lama mendampinginya langsung berlinang air mata. Lalu, seorang bibi Tzu Chi segera merangkul ART asing itu dan terus menghiburnya. Saat saya berterima kasih padanya karena telah membantu kami menghibur ART asing itu, beliau hanya berkata, ‘Ini sudah seharusnya dilakukan oleh insan Tzu Chi.’ Saat melihat tasbih ini, saya akan teringat bahwa semua ini berawal dari sebersit niat baik. Jadi, sebagai tenaga medis, saya harus menghibur lebih banyak pasien yang menderita,”
kata Li Shu-yi relawan dalam pelatihan.

Saya bisa merasakan bahwa semangat Tzu Chi terus diwariskan dari generasi ke generasi. Para relawan generasi muda juga memiliki tekad yang sama. Dengan terjun ke tengah masyarakat, para relawan kita dapat melihat penderitaan dan menyadari berkah. Dengan demikian, mereka dapat lebih memahami penderitaan di dunia. Mereka juga perlu memandang ke seluruh dunia. Jika memandang ke seluruh dunia dengan bijaksana, kita akan menyadari bahwa kita dipenuhi berkah dan memahami bahwa segala sesuatu di dunia ini akan mengalami perubahan pada waktunya. Ini telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan.

Pada zaman-Nya, Buddha mengajarkan tentang eksistensi ajaib dalam kekosongan. Kita harus menggunakan pengetahuan kita untuk mengamati lingkungan sekitar dan dunia ini agar kita dapat mengembangkan kebijaksanaan dan memahami bahwa segala materi mengalami pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran. Jadi, waktu terus berlalu dan kehidupan tidaklah kekal.

Tadi, kalian baru berbagi tentang kakek nenek atau orang tua yang meninggal dunia. Ini merupakan hukum alam yang tidak bisa dihindari. Contohnya saya yang sudah lanjut usia. Saya merasa bahwa saya harus menggenggam kehidupan dan setiap detik yang ada serta mengerahkan seluruh tenaga saya untuk memberikan ceramah. Saya juga sangat bersyukur kepada diri sendiri. Selain bersyukur kepada orang tua, saya juga bersyukur kepada diri sendiri.


Saya bersyukur kepada orang tua yang memberi saya kehidupan dan diri sendiri yang memiliki arah yang benar sehingga dapat menginspirasi begitu banyak orang di seluruh dunia untuk menjalankan Tzu Chi. Baik generasi sebelumnya maupun generasi kalian sekarang, semuanya telah melakukan kebajikan. Keluarga yang melakukan kebajikan akan dipenuhi berkah yang berlimpah.

Kalian harus menggenggam kesempatan untuk memikul bakul beras bagi dunia. Makin berat bakul beras ini, makin cepat pula langkah kita. Saat memikul beban yang berat, kita akan berusaha untuk berjalan lebih cepat. Singkat kata, jangan takut mengemban tanggung jawab. Dengan mengemban tanggung jawab, barulah kehidupan kita akan benar-benar berguna dan bernilai.

Generasi muda sekarang hendaknya menjaga ketenteraman masyarakat dengan mempraktikkan cinta kasih dan kebajikan di tengah masyarakat. Demikianlah cara menciptakan berkah bagi dunia. Sesungguhnya, menciptakan berkah bagi masyarakat berarti menciptakan berkah bagi diri sendiri dan mengembangkan kebijaksanaan diri sendiri.

Kita harus bersungguh hati untuk memahami penderitaan serta kebaikan dan keburukan di dunia ini. Kita harus bersungguh hati menganalisis dan memahaminya. Jadi, kita harus menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat bagi masyarakat dan meneladan kehidupan orang-orang yang bernilai. Kita juga harus bersumbangsih bagi generasi penerus. Intinya, kita harus melakukan perencanaan untuk masa depan dari sekarang. 

Melihat penderitaan di era yang makmur
Menciptakan berkah dan mewariskan Dharma dengan kebijaksanaan
Mempraktikkan cinta kasih dan kebajikan untuk menstabilkan masyarakat
Bersedia mengemban tanggung jawab dan melakukan perencanaan untuk masa depan     

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 November 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 27 November 2022
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -