Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Cinta Kasih Tanpa Celah dengan Keyakinan dan Ikrar

 
“Orang-orang selalu ingin membunuh mereka. Jadi, saat melihat orang, mereka merasa takut. Induk ayam selalu melindungi anak-anaknya. Setelah orang-orang datang, induk ayam dibunuh. Anak ayam juga akan dibunuh setelah besar. Kasihan sekali. Mereka bukan dipelihara sebagai hewan peliharaan, melainkan untuk dibunuh dan dimakan. Lihatlah betapa menggemaskannya anak ayam ini. Saya harap orang-orang jangan terus memakan ayam karena mereka sangat kasihan,”
kata Cha Yi Shan vegetarian cilik.

Bodhisatwa sekalian, dengan cinta kasih berkesadaran, kita akan berbelaskasihan terhadap semua makhluk. Berbelaskasihan, mengasihi, dan melindungi kehidupan semua makhluk, ini adalah hal yang baik. Dengan cinta kasih dan belas kasih, kita tidak tega melihat makhluk lain menderita, juga tidak tega melihat makhluk lain dikonsumsi karena nafsu makan.


Banyak hewan yang disembelih dengan kejam demi memenuhi nafsu makan manusia. Dengan kejam, manusia melukai, membunuh, menggoreng, dan memasak hewan. Ini bagaikan neraka di alam manusia. Demi mengonsumsi daging hewan, manusia menciptakan neraka di alam manusia. Ingatlah bahwa sifat hakiki manusia adalah bajik. Kebajikan yang sesungguhnya berawal dari belas kasih. Kita harus memiliki belas kasih.

Jadi, saya berharap di Tzu Chi, semua orang dapat bervegetaris. Kita juga harus menyosialisasikan vegetarisme. Kalian semua sudah sangat senior. Kita harus memiliki kesatuan tekad dan ikrar serta menjalankannya dengan penuh keyakinan.

Tzu Chi adalah sebuah organisasi Buddhis dan semangat ajaran Buddha ialah mengasihi tanpa memandang jalinan jodoh dan memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan. Terlebih, saya terus berkata bahwa kita hendaknya bisa turut merasakan kepedihan dan penderitaan orang lain. Karena tidak tega melihat makhluk lain menderita, kita berusaha untuk membebaskan mereka dari penderitaan. Inilah yang ingin Tzu Chi lakukan dengan hati tertulus.


Sekitar akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020, saya berkata bahwa sulit untuk mengungkapkan pemikiran saya dan tiada seorang pun yang dapat menghentikan pandemi ini. Sesungguhnya, bagaimana menghentikan pandemi COVID-19? Tiada seorang pun yang dapat menghentikannya dan sulit untuk mengungkapkan pemikiran saya.

Selama puluhan tahun, lebih dari setengah abad ini, banyak hal yang ingin saya sampaikan. Saya terus mengimbau insan Tzu Chi untuk menjalankan misi amal. Saya terus menyerukan bahwa niat baik dan cinta kasih hendaklah menjangkau semua makhluk karena kehidupan makhluk lain dan manusia adalah setara. Demikianlah yang Buddha ajarkan.

Merespons pandemi kali ini, kita mengimbau orang-orang di seluruh dunia untuk menaati protokol kesehatan dengan ketat guna melindungi diri dari virus penyakit. Untuk melindungi diri dari virus penyakit, kita harus bervegetaris karena penyakit bisa masuk melalui mulut.

Belakangan ini, saya terus berkata bahwa nafsu makan kita bagaikan sebuah rantai yang menghubungkan mulut kita dengan hewan. Kita harus memutus rantai ini agar tak lagi terhubung dengan hewan. Bencana keluar melalui mulut dan makanan masuk melalui mulut. Apa yang kita makan bisa membuat kita menciptakan karma buruk. Jika seseorang tidak bahagia tanpa makan daging, berarti kebahagiaannya dibangun di atas penderitaan makhluk lain. Jika ingin memiliki tubuh yang sehat dan melindungi bumi, bukan hanya daur ulang yang bisa dilakukan.

 

Sesungguhnya, pencemaran akan banyak berkurang jika manusia tidak menernakkan hewan. Dari sudut pandang ilmiah, ketua dan para dokter misi kesehatan kita memiliki kualifikasi untuk menyosialisasikan vegetarisme. Merekalah yang paling memiliki kualifikasi untuk menyosialisasikan vegetarisme. Kalian yang memiliki kualifikasi hendaklah angkat bicara di tengah masyarakat. Ucapan kalian akan didengarkan oleh orang-orang.

Kalian semua bisa mengemban tanggung jawab ini dan ucapan kalian akan didengarkan. Kalian harus membangkitkan cinta kasih yang tidak membeda-bedakan dan welas asih yang merasa senasib dan sepenanggungan. Ini disebut cinta kasih dan welas asih agung.Mungkin ada orang yang tidak merasakan apa-apa saat hewan dilukai atau disembelih. Meski tahu betapa mengenaskannya kondisi hewan yang disembelih, mereka tidak merasakan apa-apa dan tetap mengonsumsi dagingnya. Namun, di Tzu Chi, kita harus mengembangkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin agung. Mempraktikkan sukacita agung berarti berbudaya humanis dan mempraktikkan keseimbangan batin agung berarti bersumbangsih.

Berhubung berbudaya humanis, kita harus mengulas tentang masalah pola makan dan menyosialisasikan cara meningkatkan kualitasnya.

 Singkat kata, kita semua memahami bahwa cinta kasih tanpa membeda-bedakan adalah karakter yang mulia. Cinta kasih kita adalah cinta kasih universal tanpa celah. Inilah yang sering saya katakan belakangan ini.

 

Kita mengakumulasi tetes demi tetes cinta kasih hingga membentuk cinta kasih universal tanpa celah. Dalam interaksi antarmanusia, kita bisa membentangkan jalan dengan cinta kasih. Asalkan memiliki tekad, kita bisa menyosialisasikan vegetarisme di seluruh dunia.

“Cobalah untuk bervegetaris sebulan dan lihat apa yang terjadi. Nama partisipan ditulis di sini dan tanggal mulainya di sini. Di bawah sini adalah ikrar mereka untuk bervegetaris berapa kali makan dalam sehari. Di bagian belakang ada tanggal. Mereka dapat mengisinya sesuai tanggal. Ini adalah sebuah peta yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Kami akan mencatat berapa banyak keluarga yang telah berpartisipasi. Tiga puluh lima kali empat. Keluargamu telah memakan 140 porsi makanan vegetaris. Coba kita hitung berapa banyak hewan yang telah kalian selamatkan. Selamat, kalian menyelamatkan 10 ekor hewan,” kata Ooi Qiao Yuie Murid Sekolah Internasional Tzu Chi Kuala Lumpur.

Intinya, kita harus menyosialisasikan vegetarisme dan bervegetaris. Kita harus memutus rantai nafsu makan yang melibatkan hewan. Ini demi kesehatan kita sendiri. Singkat kata, saya berharap semua orang dapat membangkitkan niat baik dan berbuat baik. Kita harus membangkitkan niat dan pikiran baik untuk menyosialisasikan vegetarisme dengan tulus. Inilah harapan saya. Intinya, setiap orang dalam empat misi Tzu Chi hendaknya memiliki arah yang sama.

Waktu tidak menunggu siapa pun. Kita harus menggenggam waktu. Berhubung kini ada pandemi, kita harus menyosialisasikan vegetarisme dan bervegetaris. Ini akan mendatangkan pahala yang tak terhingga. Saya bersyukur pada Bodhisatwa sekalian. Terima kasih.

 Membangkitkan belas kasih untuk bervegetaris dan melindungi hewan
Mempraktikkan cinta kasih tanpa celah dengan keyakinan dan ikrar
Mengembangkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin dengan hati yang tulus
Menginspirasi niat baik orang-orang untuk mengantisipasi wabah penyakit
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 April 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 19 April 2021
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -