Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Cinta Kasih, Welas Asih, Sukacita dan Keseimbangan Batin


Cinta kasih tidak memandang batasan negara. Dengan menumbuhkan cinta kasih, kita dapat membawa manfaat dan kehangatan bagi semua makhluk. Orang-orang di seluruh penjuru dunia memiliki cinta kasih yang sama. Yang membedakan hanyalah gaya hidup di setiap negara. Semua orang memiliki cinta kasih yang sama.

Saya telah melihat pemandangan yang penuh kehangatan. Saya mendengar para relawan kita berbagi tentang bagaimana mereka membangun tekad. Setiap orang memiliki jalinan jodoh masing-masing. Dalam ajaran Buddha, dikatakan bahwa jalinan jodoh sungguh tidak terbayangkan. Kita hendaknya menggenggam jalinan jodoh ini. Segala sesuatu bisa dicapai seiring berjalannya waktu. Jadi, kita harus menggenggam waktu dengan baik.

Hari ini, saya melihat Bapak Ali Uslanmaz dari Turki. Saya ingat beberapa tahun lalu, relawan kita, Bapak Hu, menemani Bapak Ali datang menemui saya. Ini semua berkat jalinan jodoh. Ketika kita bertemu, cinta kasih yang sama di antara kita menciptakan suasana yang harmonis. Kita juga telah melihat sebuah lukisan dari Turki.

“Saya akan berbagi cerita tentang lukisan yang kami bawa ini. Awalnya, kami memasukkan gambar ini pada tanda terima barang bantuan agar dapat memberikan kehangatan kepada masyarakat yang menerima bantuan. Kemudian, seorang murid menggambar lukisan ini dengan pensil. Dari sini, kita dapat melihat bahwa cinta kasih dapat mewujudkan segala sesuatu,” kata Basil Halil relawan Tzu Chi Turki.


Sungguh terharu melihat lukisan selimut yang dipegang dengan kedua tangan ini. Demikianlah cinta kasih tidak memandang batasan negara. Sepasang tangan ini mengingatkan saya akan tangan-tangan Bodhisatwa pelestarian lingkungan. Kalian semua seharusnya masih ingat bahwa dalam salah satu ceramah saya 30 tahun lebih yang lalu, berhubung orang-orang terus bertepuk tangan ketika saya sedang berbicara, saya mengatakan kepada semua orang, "Gunakanlah sepasang tangan yang bertepuk tangan untuk melakukan pelestarian lingkungan." Itulah awal dimulainya pelestarian lingkungan.

Dalam kehidupan kita, terdapat banyak kisah yang berkaitan satu sama lain. Contohnya, upacara pelantikan hari ini. Seiring bertambahnya relawan Tzu Chi yang dilantik setiap tahunnya, cinta kasih semua orang saling terhubung. Dengan kekuatan cinta kasih, kita menautkan hati satu sama lain dan saling bekerja sama.

Setiap orang memiliki sepasang tangan. Saat banyak orang bekerja sama, kekuatan yang terhimpun menjadi sangat besar. Ini semua berkat kekuatan ikrar. Namun, sebesar apa pun kekuatan ikrar seseorang, dia tak akan bisa mewujudkan pencapaian besar sendirian. Butuh kekuatan ikrar banyak orang untuk bisa mewujudkan pencapaian besar bagi dunia.

Saya benar-benar berharap kita dapat menghimpun kekuatan kebajikan di seluruh dunia. Kekuatan kebajikan yang terhimpun dapat menghalau energi buruk sehingga kita dapat melihat langit yang cerah. Dengan mengenakan seragam biru putih, para relawan kita telah berjuang supaya dapat menciptakan energi baik dan keharmonisan.


Setiap orang menumbuhkan cinta kasih di dalam hati. Saya sangat bersyukur. Dengan cinta kasih, kita bersumbangsih secara sukarela untuk menyelamatkan semua makhluk. Inilah hal yang ingin kita capai bersama-sama. Kita mendedikasikan diri secara sukarela. Inilah cinta kasih agung yang juga bisa disebut sebagai cinta kasih tanpa pamrih, kasih, rahmat, atau welas asih. Mereka telah mempelajari nilai-nilai ini dari banyak kisah dalam kitab suci.

Dalam Sutra Buddha, terdapat kebenaran mendalam tentang alam semesta dan segala sesuatu di dunia ini. Ada banyak prinsip yang dapat diuraikan, tetapi intinya adalah cinta kasih dan welas asih. Buddha mengajari kita untuk mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin agung. Mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin berarti bersumbangsih tanpa pamrih dengan sukacita.

Saya selalu mengatakan bahwa kita hendaknya menggenggam waktu dan memanfaatkan kehidupan. Meski waktu terus berlalu tanpa henti, kita hendaknya menggenggam saat ini. Sesungguhnya, berhubung waktu terus berlalu, tidak ada yang bisa disebut "saat ini". Meski demikian, kita tetap menyebutnya "saat ini". Dalam ajaran Buddha, inilah yang disebut semu. Kita menyebutnya saat ini, padahal tidak ada saat ini.


Dengan berlalunya setiap detik, momen sekarang akan menjadi masa lalu, tetapi kita terus menyebutnya sebagai "saat ini". Saya tidak tahu sudah berapa kali menyebutkan "saat ini" dan ratusan detik telah berlalu. Inilah yang disebut semu. Seperti yang kalian lihat, usia saya terus bertambah. Seiring berlalunya detik demi detik, saya terus menua dan anak-anak terus tumbuh besar. Kita sering mengabaikan waktu dan tidak memanfaatkannya dengan maksimal.

Beberapa menit telah berlalu sejak kita mendengar cerita para relawan, tetapi kita masih mengingat orang-orang dan hal-hal yang telah mereka bagikan. Kita semua telah menghimpun kekuatan cinta kasih. Saya berharap kita semua dapat membagikan dan mendokumentasikan hal-hal yang telah kita lakukan. Semua ini adalah kitab sejarah yang berharga.

Dunia ini masih dipenuhi banyak penderitaan. Jadi, harap kita semua mengetahui bahwa hanya dengan mendengar dan melihat penderitaan, barulah kita bisa menyadari berkah dan menggenggam setiap kesempatan untuk menciptakan berkah bagi dunia. Saya mendoakan kalian semua. 

Cinta kasih tidak memandang batasan negara dan membawa manfaat bagi dunia
Jalinan jodoh baik membawa kehangatan dan menciptakan keharmonisan
Menjalankan ikrar agung dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Mengingat ajaran dalam kitab suci agar dapat melihat langit yang cerah

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 21 Desember 2023
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -