Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Dharma dalam Keseharian

“Karena Guangning termasuk wilayah pegunungan yang agak tinggi, maka sebagian besar anak muda merantau ke tempat lain untuk mencari pekerjaan. Yang tinggal di sini sebagian besar adalah orang-orang yang sakit dan para lansia. Ada berbagai faktor yang menyebabkan mereka menjadi kurang mampu. Ada yang menderita sakit atau harus melakukan pekerjaan fisik yang berat; ada yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka,” kata Chen Hongxiu, relawan Tzu. Chi.

“Sebelum melakukan survei, kami perlu pergi ke Komite Desa sebanyak 5-6 kali untuk berkomunikasi dengan mereka dan menyampaikan informasi yang diperlukan. Dalam proses ini, kami sungguh menemui banyak kesulitan. Saat mengalami hambatan, tentu saja akan timbul kerisauan. Namun, ketika kita bisa menyelesaikan masalah itu satu per satu, kita akan dipenuhi sukacita,” ujar Yang Shengshu, relawan Tzu Chi.

“Setelah menjalankan usaha selama 20 tahun, sepertinya pandangan saya terhadap uang perlahan-lahan sudah berubah. Budaya humanis Tzu Chi sangat baik. Mereka adalah Bodhisattva dunia yang terjun ke masyarakat secara nyata untuk memberi perhatian serta pendampingan batin. Mereka membawa harapan bagi orang-orang dan membuat kehidupan lebih berarti,” ucap Yu Xifen, relawan.

Tujuan Buddha datang ke dunia adalah untuk membantu semua orang kembali ke sifat yang murni serta memahami bahwa mereka dapat mencapai kebuddhaan. Sebelum menjadi Buddha, seseorang harus mempraktikkan Dharma di Jalan Bodhisattva. Dalam persamuhan Dharma Sutra Teratai, Buddha memberi tahu kita bahwa mempelajari ajaran Buddha bukan hanya memberikan persembahan kepada Buddha dan Sangha, melainkan juga menyerap Dharma dan menyebarkannya.


Jadi, orang yang menyebarkan dan membabarkan Dharma, harus menyerap Dharma ke dalam hati dan memiliki keyakinan serta pemahaman terlebih dahulu. Dengan demikian, barulah bisa menyebarkan dan membabarkan Dharma. Ini berarti memberi persembahan kepada Dharma. Ajaran Buddha merupakan jiwa kebijaksanaan Buddha di dunia. Dharma dapat membantu orang-orang menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Inilah persembahan terbesar, kita harus menggunakan Dharma sebagai nutrisi untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Untuk menyebarkan Dharma, kita tak hanya mendedikasikan tubuh dan kehidupan fisik saja. Yang terpenting adalah menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jiwa kebijaksanaan bersifat abadi.

Semua orang menghormati dan menjunjung tinggi Dharma. Sangat penting bagi kita untuk mendengar, membabarkan, mewariskan, dan menjunjung tinggi Dharma. Itu lebih penting daripada kita memberi persembahan dengan barang-barang berwujud. Sutra Bunga Teratai merupakan wujud seluruh tubuh Dharma dan jiwa kebijaksanaan Buddha. Jadi, kita semua harus sangat memandang penting Sutra ini.

“Dalam mendengar ajaran Buddha, kita harus mendalaminya dan melatih diri dengan sepenuh hati. Dengan demikian, barulah akar kita dapat bertumbuh semakin dalam dan luas seperti pohon besar. Ketika akar kita bertumbuh semakin dalam, kita akan merasa bahwa kebijaksanaan kita dalam melatih diri telah berkembang. Master yang berusia lebih dari 80 tahun setiap pagi bangun pukul 3 tanpa mengeluh lelah. Master lebih tekun dan bersemangat daripada kita. Pukul 3 pagi Master sudah bangun dan sibuk hingga malam hari pukul 10 lebih demi semua makhluk di dunia. Kita harus segera membantu Master melakukannya dan jangan membiarkan Master mengkhawatirkan murid-muridnya,” jelas Zheng Gui-zhen, relawan Tzu Chi.


“Saya harus mendengarkan perkataan Master dan menjadi murid yang baik serta menyebarkan ajarannya. Saya tidak bisa berpidato seperti para profesional dan tak terlalu pandai berbicara tentang prinsip-prinsip kebenaran. Akar kebijaksanaan saya masih sangat kurang. Saya harus lebih tekun dan bersemangat untuk menumbuhkan akar kebijaksanaan saya. Jadi, pada kehidupan berikutnya, bahkan mulai sekarang, saya harus segera berlatih dengan tekun dan bersemangat agar dapat menyimpan akar kebijaksanaan dalam pikiran. Dengan demikian, saya bisa berbagi Dharma dengan orang yang saya temui. Semoga harapan saya ini bisa tercapai,” tambah Zheng Gui-zhen.

Kita harus mendengar, menghormati, dan mempratikkan Dharma. Ini sangatlah penting. Semua orang dapat mempraktikkan Sutra ini dengan tulus. Ketika kita menjunjung tinggi Sutra ini, itu bagaikan kita telah membangun stupa yang berisi tubuh Dharma dari Buddha. Kita harus menghormati Sutra dan menerima prinsip kebenaran yang diajarkan dalam Sutra ini dengan baik. Setelah itu, kita harus mempraktikkan Sutra ini untuk membimbing orang-orang dan membabarkan makna dari Sutra ini.

Kita dapat membimbing orang-orang untuk menerapkan Dharma dalam keseharian. Itu seperti membangun stupa yang berisi tubuh Dharma dan jiwa kebijaksanaan dari Buddha. Ini bagaikan Sarira peninggalan Buddha, yang ditemukan dalam tindakan kita. Kita menerima, memahami, dan menerapkan ajaran Buddha dalam keseharian.

Inilah stupa yang sejati, yakni stupa tubuh Dharma Buddha, karena Sutra ini merupakan tubuh Dharma dan jiwa kebijaksanaan dari Buddha. Kita melakukan segala sesuatu tanpa meninggalkan prinsip kebenaran ini. Setelah kita melakukan sesuatu, kita akan berpikir kembali apakah ini sesuai Dharma. Apakah ini cara yang tepat untuk melakukan sesuatu?


Ketika melakukan sesuatu sesuai dengan prinsip kebenaran dan cara ini, kita tidak akan melakukan kesalahan. Inilah tubuh Dharma dari Buddha. Kita membawa tubuh Dharma dari Buddha ke tengah dunia. Harapan Buddha adalah semua orang berjalan di Jalan Bodhisattva. Ini adalah sesuatu yang harus dilewati setiap orang.

Kita harus mempraktikkan Dharma yang diajarkan dalam Sutra ini kapan pun dan di mana pun. Ini bagaikan membangun stupa permata di mana-mana. Kita sungguh harus memahami kebenaran ini dengan jelas. Kita harus belajar bagaimana bersumbangsih bagi dunia sesuai kebenaran ini.

Jika kita melakukan sesuatu sesuai kebenaran, hati kita akan merasa bebas dan damai. Untuk itu, tentu kita harus melatih diri. Hati kita harus bebas dari kemelekatan dan harus murni. Dharma sangatlah sederhana. Jika kita menerima Dharma dengan hati yang tulus dan menerapkannya dalam keseharian, maka hati kita tidak akan tercemar.

Saudara sekalian, kekuatan cinta kasih datang dari hati kita. Kita harus mentransformasi pikiran kita agar sejalan dengan jalan kebenaran. Setelah pemikiran kita sejalan dengan kebenaran, kita harus menapaki jalan benar ini dan meluruskan diri kita. Berhubung telah menapaki jalan ini, kita harus terus mengenang kembali perjalanan yang telah kita lalui. Kita harus mengenang kembali dan memeriksa jalan yang telah kita tapaki ini.

Apakah kita masih mengingat hal yang telah kita lakukan? Kita harus terus berjalan maju. Jika kita tak berjalan menyimpang di masa lalu dan tak melakukan kesalahan di saat ini, maka jalan di masa depan akan sangat tepat dan kita akan semakin dekat dengan tujuan kita atau sandaran batin kita, yakni pandangan dan pengetahuan Buddha. Kita harus senantiasa bersungguh hati.

Menyebarkan Dharma dengan penuh keyakinan dan pemahaman

Hidup sesuai kebenaran bagaikan membangun stupa

Menerima Dharma dan mempraktikkannya

Tekun dan bersemangat di jalan yang benar


Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Agustus 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 1 September 2018

Editor: Stefanny Doddy

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -