Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Dharma dengan Kemurnian Hati Tanpa Celah
Setiap hari, kita harus merenungkan di manakah pusat perhatian kita. Berhubung kini berada di sini untuk mendengarkan Dharma, kalian harus memusatkan perhatian pada Dharma. Saat mendengar ceramah saya, kalian menyerapnya ke dalam hati. Kalian mendengarnya dan menganalisisnya satu per satu sehingga bisa memahaminya. Setelah memahaminya, kalian baru bisa mengingatnya di dalam hati.
Kita harus mengingatnya di dalam hati. Jika tidak, ia akan segera hilang. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus menyerap Dharma ke dalam hati. Saat mendengar Dharma, kita harus membuat catatan dan mengingatnya di dalam hati. Dengan mengingatnya di dalam hati, saat ada orang yang bertanya pada kita, kita bisa langsung menjawabnya berdasarkan ingatan kita.
Saat mendengar ceramah saya, kalian selalu membuat catatan. Tanpa memahami ceramah saya, bagaimana kalian bisa memegang alat tulis untuk menulis kata demi kata dalam catatan kalian? Selain mendengar Dharma, kita juga harus mempraktikkannya. Dengan mendengar satu prinsip kebenaran, kita bisa memahami berbagai hal. Jadi, mendengar satu prinsip kebenaran bisa membuat kita memahami banyak hal.
Dengan kesungguhan, kelapangan, dan kemurnian hati, satu prinsip kebenaran saja bisa kita terapkan dalam berbagai hal. Inilah yang disebut mempraktikkan Dharma. Inilah nilai Dharma. Mari kita bersungguh hati.
“Pada bulan Maret, saya masih mendapat gaji. Bulan April, saya diminta untuk mengambil cuti tahunan. Setelah itu, saya mengambil cuti di luar tanggungan. Kini PHK terjadi di mana-mana. Awalnya, saya tidak terbiasa. Namun, saya hanya bisa menerimanya dan melakukan lebih banyak hal untuk membekali diri sendiri. Selain mengikuti kebaktian dalam jaringan, saya juga membaca buku. Hanya dengan lebih sering mendengar Dharma, barulah kita bisa menumbuhkan kebijaksanaan. Saat kebijaksanaan kita bertumbuh, hati kita akan lebih tenang,” kata Relawan Tzu Chi yang bekerja di Singapura, Zhou Ai-ming, terpaksa berhenti bekerja akibat wabah COVID-19.
Jadi, dengan hati yang murni, kita bisa memahami semua prinsip kebenaran, begitu pula sebaliknya. Kita harus bersungguh hati dalam hal ini. Jika sifat hakiki kita meredup, kita tidak akan bisa memahami Dharma. “Apa yang kamu katakan? Saya sama sekali tidak paham. Mengapa kamu berbicara panjang lebar?” Jika demikian, bagaimana kita bisa memahami dan menyerap Dharma ke dalam hati? Kita tidak akan paham.
Kita dirintangi oleh noda dan kegelapan batin sehingga saat mendengar Dharma, kita tidak bisa memusatkan perhatian dan tidak memahaminya. Karena itu, kita harus senantiasa memusatkan perhatian dan menjaga kemurnian hati kita. Kita harus memusatkan perhatian untuk mempelajari Dharma. Kita harus berusaha untuk menyelami Dharma.
Saat mendengarkan ceramah saya di sini, jika kalian tidak memusatkan perhatian, kalian tidak akan memahami Dharma. Jika kalian memusatkan perhatian untuk menyelami Dharma, kalian akan mendengar Dharma dengan tenang dan sungguh-sungguh agar bisa memahami Dharma. Ini berarti kita memusatkan perhatian untuk menyelami Dharma.
Jika kalian tidak memusatkan perhatian, meski saya telah menjelaskannya, kalian juga tidak bisa memahami Dharma. Kalian semua duduk di sini untuk mendengarkan ceramah saya. Namun, apakah inti sari Dharma sudah meresap ke dalam hati kalian? Jika tidak, berarti kalian tidak bersungguh hati. Kalian hanya mendengarkan ceramah saya, tetapi tidak menyelami Dharma. Jika bisa memahami semua ini, kita akan tahu bahwa dalam melatih diri, kita harus tekun, bersemangat, dan bersungguh hati. Dengan bersungguh hati, kita baru bisa memahami Dharma.
Saudara sekalian, sudahkah Dharma meresap ke dalam hati kalian? Sudahkah kalian menyaksikan prinsip kebenaran dari Sutra Teratai dalam semua orang dan hal yang dihadapi? Jika sudah menyaksikannya, Sutra ini akan selamanya ada di dalam hati kalian. Kita harus menerapkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menghadapi semua orang dan hal, kita harus menggunakan Dharma.
Bodhisatwa sekalian, kita harus sepenuh hati mempelajari Dharma dan mempraktikkannya secara nyata setiap waktu. Kita harus sepenuh hati mendengar Dharma. Untuk membabarkan Dharma, dibutuhkan perpaduan berbagai sebab dan kondisi. Karena itu, setelah mendengar Dharma, kita harus merenungkannya berulang kali agar bisa menyerapnya ke dalam hati hingga akhirnya bisa mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kita harus memahami bahwa di alam semesta tempat tinggal kita ini, segala sesuatu mengandung prinsip kebenaran yang menakjubkan dan sulit ditemui dalam miliaran kalpa. Jika sudah memahami prinsip kebenaran, kita akan memiliki banyak waktu untuk mempraktikkannya. Jika tidak, detik demi detik akan berlalu tanpa kita sadari. Jika kita bersungguh hati, prinsip kebenaran yang kita pahami dalam sedetik dapat kita praktikkan seumur hidup. Jadi, mari kita senantiasa bersungguh hati.
Mendengar
Dharma dan menganalisisnya hingga bisa menyerapnya ke dalam hati
Selamanya
mengingat Dharma di dalam hati
Memahami
Dharma dengan hati yang murni tanpa rintangan batin
Mempraktikkan Dharma dalam keseharian
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 26 Juni 2020