Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Dharma dengan Sukacita

“Pada Bulan Tujuh Penuh Berkah, Master Cheng Yen sering mengulas tentang asal mula membakar kertas sembahyang. Setelah mendengarnya, kita tahu bahwa setelah meninggal dunia, kita tidak membutuhkan materi. Jadi, membakar kertas sembahyang bagai menukar uang asli dengan uang palsu. Membakar kertas sembahyang tidak membawa manfaat apa-apa. Saya memiliki pemikiran seperti ini. Saat ayah mertua saya meninggal dunia, saya berkata bahwa saya tidak ingin membakar kertas sembahyang. Berdasarkan tradisi di desa kami, saat seseorang meninggal dunia, setiap orang akan membeli kertas sembahyang untuknya,” kata Cai Meishen, relawan Tzu Chi.

“Saya memberi tahu pedagang kertas sembahyang, ‘saya tidak membakar kertas sembahyang. Jika ada yang ingin membelinya, tolong minta mereka memasukkan uangnya ke dalam celengan bambu untuk kegiatan amal Tzu Chi. Pahala mereka akan tak terhingga’. Di luar dugaan, semua orang mendukung saya. Uang yang terkumpul lebih dari seribu yuan. Beruntung, uang tersebut tidak digunakan untuk membeli kertas sembahyang sehingga bisa digunakan untuk menolong orang-orang yang dilanda bencana atau penderitaan. Ini merupakan hal yang benar,” kata Cai Meishen lagi.

Berdasarkan tradisi di sana, saat seseorang meninggal dunia, para kerabat dan teman akan membakar banyak kertas sembahyang untuknya.

Relawan kita yang bijaksana menolak dengan halus. Karena itu, pemakaman berlangsung tanpa menimbulkan polusi. Kebijaksanaannya telah menginspirasi warga desanya. Semua orang merasa bahwa itulah hal benar yang harus dilakukan, terlebih pedagang kertas sembahyang.

Ada banyak orang yang ingin membeli dagangannya dan setiap pedagang tentu berharap dagangannya laris, tetapi dia malah menasihati orang untuk tidak membakar kertas sembahyang dan berkata bahwa dia tidak ingin menjual kertas sembahyang lagi.


“Saya berkata pada pembeli, ‘Meishen tidak membakar kertas sembahyang
dalam pemakaman ayah mertuanya, melainkan berharap kita berdonasi’. Semua orang setuju dan memasukkan donasi mereka ke dalam kantong plastik, lalu disalurkan ke Tzu Chi oleh Meishen. Saya berkata, ‘bagus sekali. Semua orang dipenuhi sukacita. Ada orang yang berkata, jika begitu, kamu tidak bisa menghasilkan uang’. Saya mengatakan lebih baik berdonasi pada Tzu Chi untuk menolong orang yang membutuhkan, seperti korban banjir atau gempa bumi,”
kata Chen Xiaoqin, tetangga Meishen yang juga penjual kertas sembahyang.

Dia memahami kebenaran bahwa membakar kertas sembahyang dapat menimbulkan polusi dan kini alam telah mengalami kerusakan. Banyak orang yang terinspirasi dan memahami kebenaran karena hal ini.

Kita melihat seorang pengusaha sarung tangan di Malaysia yang merupakan pengusaha besar. Beliau selalu mengadakan perjamuan pada ulang tahun perusahaannya. Dalam rangka memperingati ulang tahun perusahaan yang ke-28, beliau mengadakan perjamuan vegetaris. Setiap tamu memuji hidangan dalam jamuan tersebut. Ada banyak orang yang berkata bahwa mereka akan mulai bervegetaris.

Dalam perjamuan vegetaris itu, beliau juga berbagi tentang penyebab pencemaran lingkungan yang pernah saya ulas. Menjaga kelestarian lingkungan harus dimulai dari sumbernya, yaitu mengendalikan nafsu makan dalam kehidupan sehari-hari. Beliau berikrar untuk menjaga kelestarian lingkungan dan berharap setiap orang membangun ikrar yang sama. Beliau bisa menginspirasi banyak orang. Meski merupakan pengusaha besar, beliau bisa mempelajari ajaran Buddha.


Buddha berkata bahwa sulit bagi orang kaya untuk mempelajari ajaran Buddha. Sesungguhnya, asalkan ada tekad, maka tidak ada hal yang sulit. Lihatlah, beliau bisa membuka pintu hati dan dengan penuh sukacita berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Beliau mencarter pesawat terbang ke Taiwan untuk menjalani pelantikan. Pengawalnya menginap di hotel besar, sedangkan beliau dan para anggota Tzu Cheng yang akan dilantik menginap bersama di Tzu Chi.

Beliau berkata pada saya, “Master, selain menjadi anggota komite, saya juga ingin menjadi anggota Tzu Cheng.” Saya berkata, “Anggota Tzu Cheng harus mengatur lalu lintas.” Beliau berkata, “Saya telah melakukannya. Pengawal saya duduk di bawah pohon dan saya berdiri di tengah jalan untuk mengatur lalu lintas.” Banyak orang yang menyaksikannya. Jadi, meski merupakan orang kaya, tidak sulit baginya untuk mempelajari Dharma. Beliau cukup mengubah pola pikir.

Buddha juga berkata bahwa hati adalah pelopor segalanya, termasuk para Buddha di tiga masa. Asalkan bertekad untuk melatih diri, tidaklah sulit untuk mengatasi kesulitan. Untuk itu, kita harus membaca Sutra dan menyerapnya dengan penuh sukacita agar hati kita selaras dengan kebenaran. Tidak ada yang tahu panjang atau pendeknya usia kehidupan seseorang, tetapi kita tahu bahwa sesuai hukum alam, kematian tidak bisa dihindari.

Buddha juga berkata bahwa sulit untuk mengendalikan usia kehidupan dan menghindari kematian. Tidak ada seorang pun yang bisa mengendalikan usia kehidupan. Jadi, sulit untuk mengendalikan usia kehidupan dan menghindari kematian.

 

Buddha juga berkata bahwa sulit untuk terlahir sezaman dengan Buddha. Sulit bagi kita untuk terlahir sezaman dengan Buddha. Lebih dari 2.500 tahun silam, Buddha Sakyamuni datang ke dunia ini. Dari lahir hingga memasuki parinirvana, Buddha hidup di dunia ini selama 80 tahun. Berhubung Buddha Sakyamuni telah memasuki parinirvana, kita hanya bisa menanti kedatangan Buddha Maitreya ke dunia ini. Kita mungkin harus menanti miliaran tahun.

Agar bisa terlahir sezaman dengan Buddha, kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk mempelajari Dharma. Kita harus bersungguh-sungguh mendengar, mendalami, membabarkan, dan mewariskan Dharma. Setelah mendengar Dharma, kita harus menanamnya dalam-dalam di dalam kesadaran kedelapan, bahkan kesadaran kesembilan kita agar benih Kebuddhaan kita bisa bertunas. Dengan demikian, barulah kita bisa bertemu dengan Buddha Maitreya.

Berhubung sulit untuk terlahir sezaman dengan Buddha maka kita harus menghargai kesempatan untuk mendalami Dharma. Buddha juga berkata bahwa sulit untuk bertemu ajaran Buddha. Apakah semua orang berkesempatan untuk bertemu ajaran Buddha?

Kini ada banyak cara untuk membaca Sutra. Dengan sentuhan ujung jari pada ponsel saja, kita bisa membaca Sutra. Pertanyaannya ialah apakah kita bersedia membacanya, apakah kita akan dipenuhi sukacita setelah membacanya, dan apakah kita akan menyerapnya ke dalam hati. Ini sangatlah penting. Yang lebih penting ialah mempraktikkan Dharma secara nyata.

Buddha berkata bahwa ada lima kesulitan di dunia
Dengan membuka hati dan mengubah pola pikir, tiada hal yang sulit

Memahami kebenaran dan tidak memiliki rasa takut

Mempraktikkan Dharma dengan sukacita

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Agustus 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 30 Agustus 2019

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -