Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Dharma di Jalan Bodhisatwa
Kami berikrar untuk bervegetaris, menggalakkan pola makan vegetaris, mendengar Dharma untuk membimbing sesama, dan mempraktikkan Dharma. Kami berdoa dengan ketulusan yang mendalam kepada para Buddha semoga Master panjang umur.
Hati saya terasa berat saat mendengar kalian berkata bahwa berharap saya bisa panjang umur. Sesungguhnya, Buddha Sakyamuni juga berharap bisa panjang umur karena Beliau tidak tega meninggalkan semua makhluk di Dunia Saha ini. Saya juga sangat berharap bisa melihat ajaran Jing Si diwariskan dengan baik dan mazhab Tzu Chi berdiri dengan teguh. Saya juga berharap demikian. Namun, tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan kita. Karena itu, kita hanya bisa berusaha semampu kita dan segera melakukan hal yang harus dilakukan. Jangan menyia-nyiakan waktu, itulah yang terpenting.
Tadi, saya mendengar kisah tentang 33 komisaris kehormatan. Zheng Zhuang, seorang relawan yang hanya menghasilkan lebih dari 20.000 dolar NT per bulan, tetapi menyumbangkan 30.000 dolar NT per bulan. Saya bertanya padanya, “Dengan penghasilan lebih dari 20.000 dolar NT, dari mana kamu mendapatkan uang untuk menyumbangkan 30.000 dolar NT per bulan?” Tentu, dia memiliki kiatnya sendiri.
Dia menyekat kamarnya dan menyewakannya. Dia sendiri tinggal di ruang bawah tanah. Lihatlah, saya merasa tidak tega padanya bukan tanpa alasan. Kalian begitu bersusah payah. Ini membuktikan tekad pelatihan kalian.
“Memasuki pintu Saya tidak miskin, keluar dari pintu Saya tidak kaya.”
Meski perjalanan ini sangat sulit, tetapi kita telah menapakinya hingga sekarang. Meski saya merasa tidak tega, tetapi 33 relawan ini telah bersusah payah selama 33 bulan untuk bersumbangsih sebagai komisaris kehormatan. Bukan hanya 33 komisaris kehormatan ini saja, komisaris kehormatan yang lain juga demikian. Berkat jerih payah dan seruan mereka, banyak orang yang terinspirasi menjadi komisaris kehormatan.
Untuk menjadi komisaris kehormatan, mereka rela melakukan pekerjaan berat. Ada pula Zheng Ming-wen, relawan yang menjadi PRT selama 3 tahun demi menyumbang satu kamar pasien sebesar 300.000 dolar NT. Banyak relawan yang berbuat demikian. Saya berharap setiap orang bisa mengenang sejarah Tzu Chi, baik 33 komisaris kehormatan maupun relawan daur ulang, semuanya sangat bekerja keras. Mereka melakukan hal yang bermakna bagi dunia ini.
Kita juga melihat anggota Tzu Ching dari berbagai negara. Di antaranya, ada sepasang suami istri dari Afrika Selatan yang memiliki seorang putri yang sangat menggemaskan. Setelah mendengar bahwa pola makan vegetaris bermanfaat untuk melindungi Bumi, dia dan kakak sepupunya membangun ikrar dan terjun ke komunitas untuk menggalakkan pola makan vegetaris.
Dengan penuh ketulusan, mereka mengajak orang-orang dewasa di komunitas. Dalam sehari, mereka meyakinkan 22 orang untuk bervegetaris pada tanggal 11 Januari. Hingga kini, ada hampir 100 orang yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Meski masih merupakan anak kecil, tetapi dengan adanya tekad dan ikrar, mereka juga bisa melakukannya.
Semut kecil juga bisa mendaki Gunung Sumeru. Sesungguhnya, kini kita memiliki relawan lokal di tujuh negara di Afrika. Mereka semua hidup kekurangan, tetapi semangat mereka untuk membabarkan Dharma tidak kalah dari kita. Semangat mereka untuk menginspirasi cinta kasih orang-orang juga tidak kalah dari kita.
Berhubung mereka mengingat saya di dalam hati, maka ke mana pun mereka pergi, mereka selalu membawa foto saya dan menyebarkan ajaran saya ke sana. Mereka memutar video ceramah saya sambil menerjemahkan. Video tentang penyaluran bantuan internasional dan sumbangsih kita untuk Afrika juga mereka perlihatkan kepada warga setempat sehingga menginspirasi banyak relawan lokal.
Selama beberapa tahun ini, relawan kita bersungguh hati bersumbangsih di sana. Para relawan lokal dari Afrika Selatan dan Relawan Pan terus menjangkau berbagai negara di Afrika demi menolong orang-orang yang menderita. Karena mereka hidup kekurangan, kita membimbing mereka untuk menggarap ladang berkah.
Saya juga memberi tahu relawan kita untuk tidak membiarkan akar kebajikan terputus. Kita telah bersusah payah menabur benih kebajikan di Afrika, bisakah kita membiarkan akar kebajikan terputus? Lihatlah, betapa bekerja kerasnya mereka demi menabur benih kebajikan. Mereka begitu tekun, berhemat, dan bersusah payah untuk membimbing sesama.
Untuk membangkitkan cinta kasih orang-orang, kita harus menyalurkan cinta kasih ke sana. Karena itu, kita mengirimkan beras bantuan ke beberapa negara di Afrika. Semoga setelah menerima bantuan, warga setempat juga bisa membangkitkan cinta kasih mereka.
Meski kekurangan secara materi, tetapi dengan mengubah pola pikir, mereka bisa menjadi orang yang kaya batinnya. Dengan begitu, saya yakin perlahan-lahan, kondisi masyarakat setempat akan membaik. Orang yang rela bersumbangsih akan tekun. Orang yang tekun akan kaya.
Bodhisatwa sekalian, janganlah kita melepaskan cinta kasih kita. Kita harus terus mengembangkan cinta kasih. Kini, kita perlu memulihkan semangat Tzu Chi seperti sediakala, mengerti? (Mengerti)
Baik, saya yakin kalian semua mengerti. Namun, kalian juga harus yakin pada diri sendiri. Kita harus yakin pada orang lain, diri sendiri, dan Dharma. Dengan berpegang pada Dharma, kita tidak akan berjalan menyimpang. Tentu, kita juga harus yakin bahwa semua orang di sekeliling kita tidak akan menyimpang dari jalan cinta kasih. Inilah harapan saya terhadap kalian. Apa kalian bisa melakukannya? (Bisa)
Jika demikian, barulah kita bisa memulihkan semangat Tzu Chi. Dengan begitu, saya bisa merasa tenang dan tidak perlu khawatir. Terima kasih, semuanya. Daripada berulang kali berkata “Master tidak perlu khawatir”, lebih baik kalian bertindak secara nyata. Dengan begitu, saya tidak akan khawatir. Terima kasih.
Mengenang tekad awal lewat kisah 33 komisaris kehormatan
Pasukan semut berikrar mendaki Gunung Sumeru
Mengatasi kesulitan untuk membimbing sesama dan menabur benih kebajikan
Berpegang pada Dharma dan mempraktikkannya secara nyata
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 04 Januari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 06 Januari 2017