Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Dharma Tanpa Batas untuk Menolong Semua Makhluk

Kita bisa melihat cuaca di Serbia yang sangat dingin saat ini. Insan Tzu Chi dari beberapa negara telah pergi ke Serbia. Dari tanggal 2 hingga 8 Desember, mereka akan membagikan 5.450 set pakaian musim dingin. Inilah pembagian bantuan musim dingin di Serbia. Menerima pakaian yang menghangatkan, para pengungsi bersyukur dari lubuk hati mereka.

Setelah tiba di Serbia, insan Tzu Chi terlebih dahulu menghibur dengan cinta kasih, baru berkomunikasi dengan mereka dan memberikan bantuan kepada orang yang paling membutuhkan. Karena itu, semua orang bisa menerima bantuan dengan gembira dan penuh sukacita. Mereka mengungkapkan rasa syukur mereka dengan penuh ketulusan. Sementara pakaian musim dingin dibagikan, kita juga sedang mempersiapkan nasi Jing Si yang akan dikirimkan ke sana lewat udara.

Kini makanan yang mereka dapatkan adalah roti beku dan air mineral. Inilah makanan yang dibagikan setiap hari. Lewat laporan dan foto yang dikirimkan relawan kita, kita bisa melihat para pengungsi hanya mengonsumsi sepotong roti beku dan sebotol air mineral. Saya sungguh tidak sampai hati melihatnya.

Kita masih terus berkoordinasi dengan pihak yang bersangkutan bagaimana mengirimkan barang bantuan ke Serbia lewat udara. Setelah berkoordinasi selama berhari-hari, barang bantuan kita akhirnya bisa dimuatkan ke dalam pesawat terbang hari ini. Saya sangat bersyukur kali ini, beberapa relawan dari Bosnia juga membantu dalam pembagian barang bantuan. Jika tidak, tenaga kita tidak akan cukup.

Relawan kita membagikan bantuan dengan penuh budaya humanis sehingga setiap orang merasa dihormati dan bisa membuka pintu hati mereka. Setelah menderita begitu lama, mereka akhirnya bisa merasakan sukacita meski sangat singkat. Mereka juga bisa merasakan bahwa terdapat cinta kasih dalam interaksi antarsesama manusia. Inilah yang relawan kita lakukan di Serbia.

Kita juga bisa melihat Kamboja. Dengan menyebarkan cinta kasih, kita bisa menyucikan hati manusia. Tadinya, Kamboja adalah sebuah negara agraris, tetapi akibat iklim yang tidak selaras, tanaman pangan gagal panen. Warga kurang mampu tidak mampu membeli beras karena harga beras naik. Karena itu, kita mengirimkan beras dari Taiwan untuk dibagikan di Kamboja. Banyak orang yang turut membantu.

Awalnya, supir salah seorang anggota komite kita hanya menjadi penonton. Namun, setelah menyaksikan berkali-kali, dia akhirnya tidak bisa menahan diri untuk turut membantu memikul beras dan membagikan barang bantuan. Kini dia juga mengemban tanggung jawab sebagai relawan dokumentasi. Dia bersedia mengemban tanggung jawab untuk mengabadikan momen-momen yang menyentuh.

Selain membagikan barang bantuan, insan Tzu Chi juga berbagi Dharma dengan warga setempat. Relawan kita berusaha untuk meningkatkan kesadaran lingkungan warga dan menjelaskan kepada mereka tentang semangat celengan bambu agar mereka dapat memahami kebahagiaan menciptakan berkah bagi dunia. Selain mengajak mereka menabur benih berkah, relawan kita juga menyosialisasikan konsep pelestarian lingkungan. Jadi, dalam setiap pembagian bantuan, kita bisa melihat pemandangan yang menyentuh dan penuh kehangatan.

Kita juga bisa melihat bahwa insan Tzu Chi bukan hanya menyucikan hati manusia. Dalam perjalanan saya kali ini, saya mendengar banyak kisah di Xindian. Ada banyak orang yang menderita karena penyakit. Salah satu di antaranya adalah relawan kita, Yue-li. Dia merupakan anggota komite senior. Saat masih muda, dia mendapatkan banyak uang di pasar saham. Pendidikannya tidak tinggi, tetapi dia sangat peka terhadap angka. Dia sangat pandai berhitung dan tahu bagaimana cara mendapat keuntungan di pasar saham.

Singkat kata, dia mendapatkan keuntungan dan menghabiskannya dengan berfoya-foya. Saat Yayasan Wu Tsun-hsien mengundang saya untuk berceramah, dia mengikuti ceramah saya dan langsung tersadarkan. Dia pun mulai memperbaiki dirinya. Dia mulai melakukan daur ulang, terjun ke komunitas, dan bersumbangsih bersama insan Tzu Chi. Namun, beberapa tahun belakangan ini, dia menderita nyeri sendi.

Berhubung melakukan daur ulang di ruang bawah tanah, dia harus naik turun tangga. Nyeri sendi membuatnya sangat menderita. Dia telah meminum banyak obat dan menghabiskan banyak uang untuk berobat, tetapi tak kunjung sembuh. Akhirnya, dia datang ke RS Tzu Chi Taipei. dr. Hung melakukan bedah artroskopi untuknya.

Setengah tahun kemudian, rasa nyerinya pun hilang. Meski naik turun tangga membuatnya sangat menderita, tetapi dia tetap bersiteguh pada tujuannya. Dia tetap mengumpulkan donasi serta melakukan daur ulang dan kunjungan kasih. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Setelah rasa nyerinya hilang, dia bisa dengan leluasa berbagi Dharma dengan orang lain dan menyucikan hati manusia. Ini sungguh sangat menyentuh.

Di RS Tzu Chi Dalin, ada seorang dokter yang merupakan lulusan fakultas kedokteran kita. Kini dia telah menjadi dokter. Salah seorang pasiennya berbagi pengalaman. Dia berkata, “Tiga orang presiden terakhir kita masing-masing menjabat selama 8 tahun. Sebelum itu, saya telah menderita penyakit ini. Tinja dan air seni keluar dari saluran yang sama,” kata Ibu Wang.

Pertama kali pergi ke RS Tzu Chi Dalin dan melihat dokternya masih begitu muda, dia merasa ragu apakah dokter itu bisa menanganinya. Dokter muda ini menjalankan operasi untuknya sehingga dia terbebas dari penderitaan. Jika tidak, dia harus tidur di atas ranjang yang telah dilubangi untuk menaruh sebuah ember. Dia juga tak bisa mengenakan celana saat tidur. Dia mengalami penderitaan seperti ini selama lebih dari 20 tahun. Dia tidak berani keluar rumah ataupun naik bus.

Singkat kata, dia terbebas dari penderitaan setelah bertemu dengan dokter muda yang menanganinya. Karena itu, setelah dipikir-pikir, kita sangat beruntung memiliki rumah sakit. Terlebih, kita juga memiliki fakultas kedokteran sehingga bisa membina begitu banyak dokter humanis. Ini membuat kita merasa penuh harapan.

Membagikan pakaian musim dingin dan mempersiapkan makanan hangat
Menabur benih berkah untuk menyucikan hati manusia

Berbagi Dharma setelah bebas dari penderitaan

Menolong semua makhluk dengan memberi pengobatan sesuai penyakit

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Desember 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 7 Desember 2016

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -