Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Enam Paramita demi Menolong Dunia

“Kemarin sebelum ada Covid-19, saya jualan beras dan nggak laku. Banyak orang dapat bantuan peduli Covid,” cerita Nonon Suryati, pedagang kelontong.

“Kemarin terdampak banjir yang lumayan. Di sini mulai dari RT 12, 13, 14, 15 di RW 2 ini semua terdampak,” ujar Kolonel Inf Dadang Ismail Marzuki, Dandim 0503/Jakarta Barat.

“Masyarakat di sini adalah buruh dimana sama-sama kita ketahui bahwa banyak perusahaan, pabrik, industri yang gulung tikar karena Covid-19. Tentu mereka sekarang dirumahkan,” ungkap Saumun, S.Sos, Camat Kebon Jeruk.

“Bahwa ke depannya supaya mereka yang terdampak Covid-19 bisa terbantu,” harap Joe Riadi, relawan Tzu Chi.

“Sangat bermanfaat karena beras kan makanan pokok untuk warga Indonesia, jadi adanya bantuan beras ini sangat bermafaat untuk warga,” aku Cindy, warga.

“Kami berinteraksi dengan warga di sini karena pandemi Covid-19. Kami bisa memahami penderitaan dan kebutuhan mereka. Terima kasih kepada Master yang memberi saya kesempatan untuk menciptakan berkah di masyarakat lewat program bantuan ini,” tutur Gan Soon Hean, relawan.

“Saya adalah sopir bus sekolah. Kira-kira sudah setahun saya tidak bekerja. Saya datang kemari pagi-pagi karena Tzu Chi akan memberi bantuan,” kata Kang Chun-fa, warga.

“Semoga kelak saya juga bisa membantu orang lain. Walaupun berbeda suku bangsa, kalian tetap membantu saya. Saya merasa terharu dan gembira,” tutur Mohd Noor bin Abdul Rahman, warga.


Kini berbagai bidang usaha mengalami dampak pandemi Covid -19. Perekonomian pun menurun. Jumlah pengangguran semakin banyak dan warga kurang mampu semakin kesulitan. Jadi, saya sering berkata bahwa kita sungguh beruntung. Karena itu, kita harus bersyukur. Selain bersyukur, kita juga harus bersumbangsih dan menjadi orang yang bisa membantu orang lain karena kita telah melihat orang-orang yang menderita.

Di Mozambik dan Amerika Latin, kini bencana akibat cuaca ekstrem kerap terjadi. Bencana alam akibat cuaca dan iklim kerap terjadi. Setiap kali bencana terjadi, korban yang terkena dampak begitu banyak.

Lihatlah Mozambik. Saat menyalurkan bantuan kepada mereka, kita sungguh melihat kondisi warga di sana. Orang-orang yang sakit tidak dapat berobat. Para tenaga medis TIMA kita mengadakan baksos kesehatan di sana. Kita menyalurkan bantuan dan memberikan pelayanan kesehatan.

Dokter Long ini berasal dari Malaysia. Beliau belajar dan menjadi dokter di Inggris. Setelah mendengar bahwa tim relawan Tzu Chi akan pergi ke Mozambik, beliau pun ikut serta bersama tenaga medis TIMA lainnya. Kemudian, beliau melepaskan pekerjaannya di Inggris dan menetap di Mozambik untuk merawat warga setempat. Inilah cinta kasih yang tidak tega melihat semua makhluk menderita. Beliau rela untuk tidak mencari kesenangan bagi diri sendiri dan meninggalkan kenyamanan hidup untuk tinggal bersama para warga di Mozambik. Inilah Bodhisatwa dunia.


Lepas dari dunia ini, tiada Bodhisatwa. Bodhisatwa muncul di dunia karena dunia ini adalah tempat hidup makhluk lima alam. Artinya, makhluk alam dewa, manusia, neraka, setan kelaparan, dan binatang sama-sama hidup di tempat ini dalam kondisi yang kompleks. Kebajikan dan kejahatan bercampur di sini.

Kebajikan terbagi atas kebajikan unggul, kebajikan menengah, dan kebajikan rendah. Makhluk dengan kebajikan unggul terlahir di alam surga. Makhluk dengan kebajikan menengah terlahir di alam manusia. Makhluk dengan kebajikan rendah juga masih bisa terlahir di alam manusia. Namun, makhluk dengan kebajikan unggul hidup penuh kenikmatan di alam surga dengan usia panjang dan bebas dari penyakit. Mereka menikmati kesenangan materi, usia panjang, dan kehidupan yang berkelimpahan.

Bagaimana dengan alam manusia?

Orang dengan kebajikan menengah tidak begitu kaya, juga tidak begitu miskin. Kehidupannya seperti rata-rata kebanyakan orang.

Orang dengan kebajikan rendah, meski tetap terlahir sebagai manusia, tetapi tidak kaya. Namun, adakalanya mereka juga memiliki tekad, “Saya bisa bekerja, saya rela untuk membantu orang.” Meski tidak kaya secara materi dan berada di bawah garis kemiskinan, mereka memiliki batin yang kaya.

Selama masih terlahir sebagai manusia, mereka masih bisa memupuk kebajikan. Inilah tiga jenis kehidupan. Namun, Buddha memberi tahu kita bahwa cinta kasih bersifat setara.


Dalam laporan insan Tzu Chi AS lewat telekonferensi, mereka melaporkan tentang Sierra Leone, bagaimana kita harus menyalurkan bantuan di sana, dan bagaimana kita membina anak muda. Bagaimana anak muda menjalankan misi amal? Kini kita harus melakukan internasionalisasi. Untuk itu, kita harus membina insan berbakat.

Saya mendengar anak-anak muda ini sangat bersungguh hati. Bukan hanya itu, mereka juga sangat bijaksana. Mereka mengerahkan kebijaksanaan mereka untuk menghimpun kekuatan cinta kasih. Saat mendengar laporan mereka, saya sungguh kagum dan memuji mereka. Sulit bagi saya untuk melukiskan kesungguhan hati mereka dalam bersumbangsih.

Intinya, saya ingin menyampaikan kepada kalian bahwa kita harus sungguh-sungguh memanfaatkan waktu yang ada. Dalam mendengar Dharma, tak peduli berada jauh ataupun dekat, kalian harus menghargai kesempatan yang ada. Kalian yang mengerti bahasa saya hendaknya dapat menyerap ajaran ke dalam hati dan sungguh-sungguh mengingatnya.

Saya sering membahas ketidakkekalan. Saat saya berbicara sekarang, kalian hendaknya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Saya mungkin sering mengulang topik bahasan. Namun, inti dari Dharma memang selalu sama, tidak pernah berbeda.


Ajaran Buddha selalu menekankan 12 Sebab Musabab yang Bergantungan dan mengajarkan kepada kita untuk menggenggam jalinan jodoh atau kesempatan. Seiring berjalannya waktu, apakah yang diajarkan kepada kita? Praktik Enam Paramita.

Praktik Enam Paramita meliputi dana, sila, kesabaran, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Dari semua poin ini, praktik dana adalah yang paling dekat dengan kita.

Kita semua adalah insan Tzu Chi. Kita semua adalah insan Tzu Chi. Insan Tzu Chi menjalankan aktivitas Tzu Chi. Semangat Jalan Bodhisatwa Tzu Chi ialah memberi pertolongan dengan welas asih. Bodhisatwa memiliki semangat welas asih. Bodhisatwa muncul karena ada makhluk yang menderita demi memberi pertolongan. Inilah yang disebut menolong dunia dengan welas asih. Inilah arti dari Tzu Chi.

Tzu Chi berarti menolong dunia dengan welas asih. Untuk mempelajari semangat dan makna dari "Tzu" dan "Chi" saja, waktu seumur hidup tidaklah cukup bagi kita. Kita harus melanjutkannya pada kehidupan mendatang.

Bodhisatwa menolong semua makhluk yang menderita
Membina insan berbakat untuk kembali pada kebajikan
Tidak melupakan ajaran inti dan mempraktikkan Enam Paramita
Berani memikul tanggung jawab untuk menolong dunia dengan welas asih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Maret 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 Maret 2021
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -