Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Enam Paramita Demi Semua Makhluk

“Termasuk tangki dan pompa bensin, semuanya rusak karena gempa. Retakan terjadi di mana-mana,” kata Rogelio Sandoval, pemilik SPBU.

“Masih banyak masalah yang harus diselesaikan, termasuk kemana saya harus pergi, siapa yang dapat membantu, dan apa yang dapat saya lakukan. Namun, saya berterima kasih kepada kalian,” kata Michelle Brooke Porter, salah satu warga yang terdampak gempa.

"Kini saya masih kekurangan uang untuk membayar sewa rumah. Namun, kartu uang tunai dari Tzu Chi telah banyak membantu. Saya bisa membeli makanan dan kebutuhan lain. Terima kasih banyak,” kata Maria Martinez,  warga korban gempa.

“Tzu Chi memberi kami enam ratus dolar sehingga kami dapat memperbaiki rumah. Tuhan memberkati. Semoga Tuhan memberkati orang-orang ini. Tanpa mereka, kami tak punya tempat tinggal,” kata Jose Rodriguez, warga korban gempa lainnya.

Benar, kita harus merangkul semua makhluk. Di dunia ini banyak orang yang menderita. Jika setiap orang dapat bertekad untuk membawa manfaat bagi dunia dan membuka hati, kita akan dapat memandang dunia ini dengan hati yang lapang dan dapat merangkul semua orang ke dalam hati kita. Betapa pun besar dan luasnya dunia ini, selama kita dapat membuka hati, kita akan mampu merangkul semua makhluk.

 

Di dalam otak manusia terdapat bagian yang mengatur sifat welas asih demi manfaat orang lain. Sifat welas asih dalam bagian otak ini sudah ada sejak manusia dilahirkan. Karena itu, Buddha mengatakan bahwa setiap orang memiliki hakikat Kebuddhaan. Inilah hakikat Kebuddhaan yang sudah kita miliki sejak awal. Jika kita tidak mengaktifkan bagian otak ini, ia tentu akan tertutup. Karena itu, semua makhluk memiliki tabiat. Tabiat ini disebut batin awam yang mementingkan kepentingan pribadi. Seumur hidup, makhluk awam hanya mengejar keuntungan diri sendiri dan tidak menyadari ketidakkekalan.

Dunia ini memiliki dimensi waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia. Lihatlah, para insan Tzu Chi bersumbangsih dengan sungguh-sungguh tanpa menyia-nyiakan waktu sedikit pun. Kita selalu memanfaatkan setiap waktu untuk bersumbangsih bagi dunia. Ini menunjukkan nilai kehidupan kita.

Setelah bergabung ke dalam Tzu Chi, Anda akan merasa kehidupan lebih bernilai dan bermakna. Sesungguhnya, Buddha datang ke dunia demi sebuah tujuan mulia, yaitu membimbing semua makhluk untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Bagaimana Jalan Bodhisatwa ditapaki?

Dengan praktik Enam Paramita. Yang pertama ialah berdana. Berdana sama dengan bersumbangsih. Jika kita tak rela memberikan cinta kasih, kita tak dapat menjadi Bodhisatwa. Bodhisatwa harus bisa melepas dan memberi dengan sukacita. Orang berada (kaya) hendaknya bersumbangsih karena telah memperoleh sumber daya dari masyarakat dan hendaknya berkontribusi kembali bagi masyarakat. Meski sedikit, tetesan sumbangsih ini dapat terhimpun bagaikan lautan luas sehingga dapat menolong orang di dunia.


Tak peduli berapa besar kemampuan kita, dengan kekuatan besar, kita dapat menggarap ladang berkah yang besar. Kekuatan yang kecil pun dapat dihimpun sedikit demi sedikit sehingga mampu menolong semua makhluk di dunia. Keduanya sama saja. Asalkan kita bisa membangkitkan kerelaan untuk memberi, kita akan memperoleh manfaat. Inilah keindahan dunia Tzu Chi.

Keindahannya terletak pada setiap orang yang memiliki niat murni dan cinta kasih tanpa pamrih. Cinta kasih ini dapat merangkul seluruh dunia. Jadi, saya berterima kasih kepada kalian semua. Meski setiap hari saya selalu berterima kasih kepada kalian, tetap tidak ada cukup waktu untuk menyampaikannya satu per satu.  Terlebih lagi, waktu berlalu sangat cepat.

Saya sudah tua, tubuh saya juga sudah lemah. Sesungguhnya, jika saya tidak menggenggam setiap waktu, entah masih berapa lama lagi saya mampu berbicara. Jadi, kita semua harus memanfaatkan waktu. Kehidupan tidaklah kekal. Tiada yang tahu berapa lama usia kita. Namun, luasnya makna kehidupan dapat kita tentukan sendiri. Seberapa banyak kekuatan yang kita punya, sebanyak itulah yang dapat kita lakukan.

Sumbangsih dalam bentuk materi, tenaga, ataupun pikiran, semuanya termasuk berdana. Buddha mengajarkan enam metode untuk membuka jalan bagi kita. Kita hendaknya dapat membentangkan jalan ini. Jadi, jalan harus dibentangkan, barulah bisa menjadi jalan yang rata. Jalan harus dibuka, barulah menjadi jalan yang lapang. Sutra adalah jalan, dan jalan harus dipraktikkan. Sutra mengandung kebenaran alam semesta yang hendaknya kita praktikkan dalam kehidupan. Kita harus mempraktikkan jalan ini di dunia.


Inilah Jalan Bodhisatwa. Jalan ini sudah terbuka dengan lapang. Kini kita harus terus membimbing orang untuk turut membentangkan dan meratakan jalan ini di dunia agar jalan ini bisa berlanjut hingga masa depan. Inilah silsilah Dharma Jing Si dan mazhab Tzu Chi. Silsilah Dharma Jing Si berisi semangat. Mazhab Tzu Chi adalah metode praktik. Keduanya tak lepas dari Jalan Bodhisatwa karena semua makhluk di dunia memiliki berbagai penderitaan.

Bodhisatwa harus menggunakan metode yang sesuai untuk mengatasi semua itu. Inilah praktik welas asih dan kebijaksanaan. Welas asih dan kebijaksanaan harus seimbang dan dipraktikkan secara bersamaan. Inilah praktik Enam Paramita secara luas yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan semua makhluk. Enam metode praktik Bodhisatwa ini harus kita pelajari dengan sepenuh hati. Semua yang saya sampaikan kepada kalian juga berlaku bagi semua insan Tzu Chi. Inilah jalan yang harus ditapaki insan Tzu Chi.

Insan Tzu Chi harus bersama-sama membuka Jalan Bodhisatwa. Inilah yang ingin saya sampaikan kepada kalian. Kita melihat para Bodhisatwa dunia telah membangun jalan Tzu Chi. Ladang dalam kesadaran kedelapan kita telah terbuka dan ditanami benih kebajikan yang tumbuh dari satu menjadi tak terhingga. Kita tidak boleh berhenti melangkah di jalan ini. Jalan yang benar harus kita tapaki. Hal yang benar harus kita lakukan. Jadi, kita semua harus senantiasa memiliki satu hati dan satu arah. Hal yang benar, lakukan saja. Untuk itu, kita harus selalu bersungguh hati.

Benih welas asih tertanam dalam kesadaran kedelapan
Mempraktikkan Enam Paramita demi semua makhluk
Rela memberi dengan niat yang murni
Meneruskan mazhab Tzu Chi dengan welas asih dan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Agustus 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 12 Agustus 2019
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -