Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Kebajikan dan Menghayati Sutra Teratai dengan Tekun dan Bersemangat


Lihatlah berapa banyak negara yang menjalankan ritual namaskara. Barisannya sangat panjang. Semua orang sangat tulus dan terus melangkah maju. Dalam barisan yang panjang ini, semua orang sangat rapi. Baik lansia, anak muda, maupun anak-anak, semuanya sangat tulus. Saya telah mendengar tekad dan ikrar mereka, yaitu berdoa untuk kedamaian dunia dan keselarasan empat unsur alam. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Bukankah itu yang saya doakan setiap hari?

Saya berdoa semoga dunia damai, semua orang dapat melenyapkan kegelapan batin, dan semua orang dapat membangun tekad dan ikrar untuk terjun ke tengah masyarakat dengan cinta kasih. Inilah doa saya setiap hari, semoga dunia harmonis dan terbebas dari bencana. Semuanya telah memiliki ikrar yang sama.

Di Inggris, para relawan Tzu Chi juga melakukan ritual namaskara. Meski cuaca sangat dingin di atas gunung, mereka tetap melakukannya dengan hati yang tulus. Mereka begitu harmonis dengan alam. Di bawah langit yang cerah dan di alam yang luas, mereka melakukan ritual namaskara. Melihat hal itu, saya terpikir bahwa kita harus melapangkan hati agar dapat merangkul alam semesta.

Di mana pun relawan Tzu Chi berada, semuanya memiliki kesatuan hati. Meski hidup di lingkungan yang berbeda-beda, hati dan arah semua insan Tzu Chi tetap sama, yaitu menjalankan misi Tzu Chi. Entah dari mana mereka berasal, para relawan dari negara yang berbeda-beda terus berdatangan ke Griya Jing Si untuk membahas Tzu Chi dengan saya.

Saya selalu berkata, "Apakah kondisi kalian baik?" Semuanya menjawab, "Baik. Kami semua merindukan Master." Saya tahu bahwa kalian mengasihi dan menghormati saya. Saya dapat merasakan itu semua. Murid-murid saya begitu dekat dengan hati saya. Saya berkata bahwa hal terpenting ialah melangkah di jalan Tzu Chi dengan tekun dan bersemangat serta bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa.


Kita semua memiliki jalinan jodoh yang sama. Dengan adanya sebab dan kondisi pendukung, kita hidup di era yang sama dengan asal negara yang berbeda-beda, tetapi kita memiliki kesamaan, yaitu menjalankan Tzu Chi. Hendaknya kita menyebarkan benih ke seluruh dunia. Ketika butiran benih tersebar di tanah, benih-benih itu akan bertunas dan bertumbuh. Setelah melewati beberapa waktu, benih dan tunas tersebut akan menjadi pohon besar yang berbunga dan berbuah setiap tahunnya. Seperti inilah kekuatan cinta kasih Tzu Chi yang terus tersebar luas.

Insan Tzu Chi makin hari makin banyak dan aktivitas Tzu Chi makin luas pula. Dalam Empat Misi Tzu Chi, kita juga mengundang semua orang untuk mendedikasikan diri dalam pelestarian lingkungan. Pelestarian lingkungan hendaknya dijalankan oleh semua orang di dunia. Semua barang yang dinikmati oleh orang-orang akan berubah menjadi sampah ketika sudah lama dan tidak digunakan lagi.

Demi membuat suatu barang yang akan digunakan, orang-orang mengeksploitasi sumber daya alam dan merusak bumi. Tempat tinggal kita dan jalan yang kita lewati, semuanya adalah hasil kerja manusia yang memiliki andil dalam merusak bumi. Begitu pula dengan tanaman pangan yang kita makan. Saudara sekalian, bukankah hendaknya kita bersyukur setiap saat?

Hendaknya kita bersyukur dan terus membangkitkan ketulusan. Kita semua memiliki arah yang sama, yaitu mendengarkan Dharma. Buddha telah memberikan banyak ajaran kepada kita. Prinsip kebenaran inilah yang akan membangkitkan kebijaksanaan kita sehingga kita dapat berjalan di arah yang benar dan tidak tersesat. Ini berguna untuk kita melatih diri.


Terkadang, ketika melihat barisan panjang yang tengah melakukan ritual namaskara, saya bertanya, "Mengapa bersedia untuk bersusah payah?" Mereka menjawab, "Tidak, Master. Kami merasa sangat senang dan tidak lelah. Meski tubuh terasa sakit, tetapi hati kami senang." Saya tahu karena saya pernah merasakannya.

Tzu Chi telah berjalan di jalan Sutra Teratai selama 58 tahun. Sejak pertama kali membangun tekad, saya mulai mempelajari Sutra Teratai dengan menyalin setiap hurufnya dan bersujud pada setiap aksara. Setelah menyalin satu bagian, saya akan bersujud untuk setiap aksara. Intinya, pelatihan diri memiliki masa lalu dan masa kini; karier juga memiliki masa lalu dan masa kini; misi juga memiliki masa lalu dan masa kini.

Selama kita melakukan hal yang benar dan berada di arah yang benar, kita akan hidup tenang dan damai. Kita juga dapat berkata pada diri sendiri bahwa segala yang kita lalui sangatlah bernilai. Ya, sangat bernilai. Jadi, kita semua hendaknya memiliki ketulusan dan senantiasa bersungguh hati. 

Berdoa semoga dunia harmonis dan terbebas dari bencana
Membangkitkan kebijaksanaan dengan mendengarkan Dharma dan mempraktikkannya
Mempraktikkan kebajikan di Jalan Bodhisatwa dengan tekun dan bersemangat
Menghayati Sutra Teratai dengan hati yang lapang seluas jagat raya

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 04 Mei 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 06 Mei 2024
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -