Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Kebajikan demi Membawa Kehangatan bagi Dunia


Melihat kondisi dunia ini, kita sungguh sangat khawatir. Akibat perubahan iklim, di wilayah yang sudah memasuki musim semi malah turun salju lebat yang seakan-akan membekukan semua daya hidup. Sesungguhnya, kondisi batin saya pun demikian.

Sungguh, selama beberapa waktu ini, hati saya bagaikan membeku di tengah salju musim dingin. Saya terus merasa khawatir. Apa yang saya khawatirkan? Semua makhluk. Daya hidup semua makhluk bagaikan membeku di musim dingin. Semoga kita dapat membawa kehangatan bagi hati setiap orang.

Harapan ada di depan mata kita asalkan kita semua dapat bersungguh hati, bermawas diri, dan berhati tulus. Bunyi lonceng dan genderang menyemangati kita untuk tekun dan bersemangat mengikuti kebaktian pagi. Setiap orang memasuki aula kebaktian dengan tertib. Dengan hati yang tenang dan tulus, kita memasuki aula kebaktian dengan tertib dan khidmat.

Setelah setiap orang berdiri di posisi masing-masing, baik secara horizontal maupun vertikal, formasi kita terlihat sangat tertib dan rapi. Saat dilihat secara diagonal, formasi kita juga terlihat sangat agung. Berhubung ada banyak orang dan setiap orang sangat tertib, maka kita bisa melihat formasi yang sangat luar biasa dan indah.


Keindahan ini berasal dari ketulusan dan kebajikan. Keindahan dari kebajikan dan ketulusan juga merupakan ladang pelatihan. Kita berkumpul di ladang pelatihan dengan tulus untuk melatih diri. Apa makna dari melatih diri? Saat kita melatih diri bersama, berarti kita memiliki kesatuan hati, pikiran, dan arah.

Saat berdoa pada siang hari, kita menyanyikan lagu dengan melodi yang sangat indah. Dengan diiringi musik, setiap kata yang kita nyanyikan sangatlah indah. Ini berkat adanya ketulusan. Jadi, keindahan dari ketulusan dapat ditampilkan lewat nyanyian kita dan dituangkan ke dalam tindakan nyata untuk membimbing sesama.

Saat Anda berdiri di posisi yang benar dan saya juga berdiri di posisi yang benar dan sejajar denganmu dengan tulus, berarti kita tengah menjadikan diri sendiri sebagai teladan. Saat melihat orang di hadapan kita bisa dijadikan teladan dan kita berdiri sejajar dengannya, maka kita adalah teladan bagi orang di belakang kita. Demikianlah sesama manusia mengajari dan membimbing satu sama lain.


Kita membimbing orang lain dengan memberi teladan. Asalkan kita berdiri mantap di posisi yang benar, maka orang lain akan melihat posisi kita berdiri serta ikut berdiri mantap di posisinya yang benar. Ini disebut memberi teladan.

Saat semua orang berdiri di posisi yang benar, dilihat dari mana pun, formasi kita akan terlihat sangat indah. Setiap tindakan kita selalu dilandasi oleh hati dan pikiran yang tulus. Jadi, keindahan dari ketulusan dan kebajikan merupakan ladang pelatihan kita.

Melatih diri bukan hanya saat berkumpul di ladang pelatihan. Konfusius berkata bahwa kita harus melatih hati dan tabiat kita serta memperbaiki perilaku kita. Kita harus selalu memperhatikan tata krama kita. Dalam menghadapi semua orang dan hal, kita harus menjaga tata krama.

Lihatlah para insan Tzu Chi yang membangun tekad dan ikrar agung untuk menjangkau orang-orang yang menderita. Mereka bersumbangsih dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur. Insan Tzu Chi bertekad dan berikrar untuk mengantar dan membagikan barang bantuan dengan tulus.


Saat ada orang yang membutuhkan, harus ada orang yang bersumbangsih. Setelah barang bantuan tiba, relawan kita membongkarnya satu per satu dan menyusunnya dengan rapi. Relawan kita juga berbaris dengan rapi untuk mengarahkan penerima bantuan ke lokasi pembagian bantuan.

Sesuai jumlah anggota keluarga masing-masing keluarga, kita dengan saksama dan tulus membagikan barang bantuan yang cukup untuk jangka waktu tertentu. Inilah keyakinan dan cinta kasih yang tulus para insan Tzu Chi. Selain membagikan bantuan, kita juga mendoakan penerima bantuan dengan lembut serta beranjali dan membungkukkan badan pada mereka. Demikianlah insan Tzu Chi.

Kita menunjukkan ketulusan kita lewat tata krama dan sopan santun kita. Jadi, tata krama dan sopan santun kita menunjukkan ketulusan. Relawan kita selalu bersumbangsih dengan hati tertulus dan terindah.  

Berdisiplin serta bersama-sama melatih hati dan tabiat
Mempraktikkan kebajikan dan menaati tata krama
Saling membimbing dengan memberi teladan
Menolong orang-orang yang membutuhkan bagai musim semi yang membawa kehangatan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Maret 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 18 Maret 2022
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -