Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Kebajikan dengan Teguh dan Tanpa Pamrih
“Perkumpulan anggota komite senior telah berjalan selama 7 tahun. Tentu saja, kita selalu berkata bahwa kita harus menggalang Bodhisatwa dunia. Hal yang paling penting bagi saya ialah menjaga cinta kasih dan mencari kembali cinta kasih. Master berkata bahwa kita harus merawat lansia dan menginspirasi anak muda. Saat ini, murid-murid Master di Tainan telah melakukannya dengan baik,” kata Yang Feng-xu relawan Tzu Chi.
“Saya ingat dengan kalimat Master, ‘Mengundang insan berhati mulai di seluruh dunia untuk menggarap ladang berkah. Puluhan ribu kuntum teratai hati menciptakan dunia Tzu Chi.’ Hingga kini, saya masih ingat dengan kalimat ini. Saya berikrar untuk menggalang donatur. Setiap hari, saya berikrar untuk pergi ke beberapa tempat dan menggalang dana bagi misi amal Tzu Chi. Saya berikrar jika dalam 1 hari saya tidak berbicara tentang Tzu Chi, saya tidak akan makan dalam satu hari itu,” kata Wu Mao-sen relawan Tzu Chi.
Kalian sungguh-sungguh dekat dengan hati saya. Saya sangat berterima kasih. Saat ini, semua yang ada di hadapan saya sudah senior. Selama puluhan tahun ini, kalian telah berjalan di jalan Tzu Chi dengan satu hati dan satu tekad. Jalinan jodoh kita sangatlah istimewa. Kita dapat hidup di era yang sama dan bersama-sama berjalan di jalan Tzu Chi. Hendaknya kita menghadapi segala sesuatu dengan hati yang penuh rasa syukur. Saya sendiri pun melakukannya.
Dalam hidup ini, sulit bagi kita untuk menghindari penyakit. Saat masih muda, saya tidak memiliki penyakit berat, tetapi tetap tidak bisa terhindar dari penyakit ringan. Sejak pagi hingga malam, saya terus mengeluhkan tentang tubuh saya. Namun, hendaknya kita menghargai tubuh kita dan memanfaatkannya dengan baik. Inilah nilai dalam kehidupan. Terlebih lagi, teknologi telah sangat maju. Melalui jaringan internet, ke mana pun saya pergi, insan Tzu Chi dapat terus mengikuti agenda saya. Kapan pun dan di mana pun saya membabarkan Dharma, semuanya dapat mendengarkan saya dengan jelas.
Sesungguhnya, pembicaraan saya tidak terlepas dari Empat Kebenaran Mulia dan 12 Sebab Musabab yang Bergantungan. Dunia tak lepas dari penderitaan, sebab penderitaan, akhir penderitaan, dan jalan untuk mengakhiri penderitaan. Bagaimana cara kita mengatasi penderitaan? Kita harus mulai dari kegelapan batin yang menimbulkan bentukan mental dan karma. Apa pun yang kita bahas, tidak terlepas dari 12 Sebab Musabab yang Bergantungan.
Kalian telah mendengarkan ceramah saya dalam jangka waktu yang sangat lama. Ketika saya menyebutkan angkanya saja, kalian langsung tahu apa itu 12 Sebab Musabab yang Bergantungan. Semuanya dimulai dari kegelapan batin. Dalam kehidupan ini, kita harus menciptakan karma baik ataukah menciptakan karma buruk? Pikiran kita dapat menyimpang karena kita adalah makhluk awam. Berkat adanya jalinan jodoh, kita dapat bergabung dengan Tzu Chi dan kembali ke arah yang benar.
Hidup di dunia ini, hendaknya kita berjalan di jalan yang lurus, yaitu Jalan Bodhisatwa. Terlahir di dunia ini, kita akan mengalami tua, sakit, dan mati. Ini disebut dengan hukum alam. Buddha dan kita adalah sama. Buddha memiliki masa muda, paruh baya, dan tua. Akhirnya, Buddha wafat pada usia 80 tahun. Terkadang, saya berpikir, bagaimana saya bisa melewati usia Buddha? Inilah jalinan jodoh yang saya miliki. Jadi, seiring bertambahnya 1 hari usia saya, saya harus terus membabarkan Dharma. Meski saat ini saya harus mengerahkan seluruh kekuatan, saya merasa bahwa inilah tanggung jawab saya.
Kita semua memiliki jalinan jodoh yang istimewa sehingga dapat berjalan di arah yang sama, yaitu menapaki Jalan Bodhisatwa. Setiap kali mendengarkan laporan, kita mendapatkan pengetahuan yang baru. Begitu pula dengan wakil ketua Tzu Chi, Simon Shyong, tidak hanya dirinya sendiri yang mengikuti saya, melainkan juga para karyawan di kantornya. Dengan kemajuan teknologi saat ini, beliau dapat terus terhubung dengan setiap informasi yang ada.
Setiap hari, beliau akan membagikan laporan tentang negara mana yang terkena bencana, di mana terjadi pertikaian antarmanusia, di mana ada kelaparan, ke mana kita harus mengirimkan pakaian musim dingin, atau ke mana kita harus mengirimkan makanan. Saya merasa sangat bersyukur dan tersentuh.
Teknologi saat ini dapat membuat kita terus terhubung satu sama lain. Jadi, hendaknya kita memperhatikan peristiwa dunia. Ketika kita mengubah pikiran kita ke arah kebajikan, kita akan menciptakan pahala. Saya menemukan nilai kehidupan saya setiap kali saya memperhatikan peristiwa dunia dan mencari cara untuk membantu. Ketika saya menyampaikan cara tersebut, relawan akan mulai bergerak menyiapkan barang bantuan dan mencari cara untuk menyalurkannya. Ini membuat hati saya merasa tenang.
Saya bersyukur atas adanya teknologi saat ini yang memungkinkan saya untuk dikelilingi banyak Bodhisatwa yang memiliki satu hati, satu jalan, dan satu tekad. Dengan berhimpun, kita menciptakan kelompok dan tidak akan sendirian. Kita semua adalah relawan. Semuanya telah bersumbangsih tanpa pamrih dengan keyakinan yang teguh.
Lihatlah, semuanya adalah orang baik. Sesungguhnya, semuanya dapat dinamakan sebagai Bodhisatwa yang tulus. Bodhisatwa bukanlah patung, melainkan orang. Mereka adalah orang-orang yang bersedia untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Saya sangat berterima kasih kepada semuanya.
Ada banyak hal yang patut disyukuri. Lihatlah bagaimana relawan Tzu Chi menyiapkan makanan vegetaris bagi yang membutuhkan. Dalam sehari, mereka menyiapkan banyak porsi. Inilah pahala. Ini semua bukan tentang uang, melainkan mengenyangkan perut orang lain dan membuat mereka sehat. Membangun bisnis juga dapat menciptakan pahala karena memudahkan orang lain. Oleh karena itu, jika ingin membangun usaha, pilihlah usaha yang benar yang membuat hati kita merasa tenang. Bergabung dengan insan Tzu Chi, kita pasti melakukan hal yang benar. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.
Selama puluhan tahun ini, kalian selalu mengasihi saya dan mengikuti langkah saya tanpa menyimpang. Saya mendoakan kalian semua dan berterima kasih kepada kalian. Hendaknya kalian menjaga kesehatan dengan baik. Dari pagi hingga malam, saya pun tidak terlepas dari penyakit ringan. Seiring berjalannya usia, tubuh kita secara alami akan melemah. Namun, saya merasa bahwa hati dan pikiran saya selalu sehat. Inilah yang terpenting. Janganlah kita memiliki pikiran yang menyimpang. Berhubung masih dapat berbuat sesuatu. hendaknya kita selalu bersyukur.
Menapaki Jalan Tzu Chi dengan hati Buddha dan tekad Guru
Menghargai jalinan jodoh di Jalan Bodhisatwa
Menyadari prinsip kebenaran dan hukum alam
Mempraktikkan kebajikan dengan teguh dan tanpa pamrih
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 13 Maret 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 15 Maret 2024