Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Mazhab Tzu Chi dan Mewariskan Ajaran Jing Si

Saya ingin berbagi dengan kalian bahwa selama 50 tahun ini, kita memegang teguh mazhab Tzu Chi dan ajaran Jing Si. Selama 50 tahun ini, kita berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Di dalam Buddhisme, kita harus membangun sebuah nama dan arah pelatihan diri. Agama berisi tujuan kehidupan dan pendidikan seumur hidup. Inilah agama.

Buddha datang ke dunia untuk mengajarkan kepada kita agar menghindari kejahatan dan memperbanyak kebajikan. Dengan memperbanyak kebajikan, baru kita dapat melenyapkan perbuatan jahat. Jadi, saat kebajikan bertambah, maka kejahatan akan berkurang. Pada saat berbuat baik, maka kita tidak akan menciptakan karma buruk. Selain itu, saat kita membangkitkan niat untuk berbuat baik, maka niat buruk tidak akan timbul. Dengan demikian, secara perlahan-lahan akan terpupuk kebiasaan untuk melakukan kebaikan.

Kita harus memiliki kebiasaan untuk melakukan kebaikan. Namun, jika hanya mengandalkan satu orang saja, kita tidak dapat melakukan banyak kebaikan. Karena itu, kita harus mengajak lebih banyak orang untuk bersama-sama mengerahkan kekuatan. Jika setiap orang dapat melakukan kebaikan dan bersumbangsih bagi sesama, maka akan terbentuk atmosfer kebajikan di masyarakat. Inilah keharmonisan.

Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Mazhab Tzu Chi  dan Mewariskan Ajaran Jing Si

Untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis, setiap orang harus memiliki cinta kasih di dalam hati. Inilah yang Buddha ajarkan kepada kita. Untuk memberi manfaat bagi semua makhluk, kita harus menstabilkan pikiran, menghindari kejahatan, dan memperbanyak kebajikan. Inilah cara kita menerima ajaran Buddha.

Selain mencegah diri dari perbuatan jahat, kita juga harus memberi manfaat bagi orang lain dengan cara mengajak mereka untuk menghindari kejahatan dan bersama-sama melakukan kebaikan untuk menciptakan berkah bagi umat manusia. Inilah yang harus kita usahakan.

Waktu terus berlalu tanpa henti. Waktu yang sudah berlalu tidak dapat kembali lagi. Karena itu, kita harus memanfaatkan waktu untuk mengikis tabiat buruk. Tabiat yang tidak baik, temperamen yang tidak baik, dan perbuatan yang tidak baik harus kita lenyapkan seiring berlalunya waktu. Kita juga harus berpacu dengan waktu untuk melakukan kebaikan. Kita harus memupuk karma baik dan menciptakan berkah bagi umat manusia.

Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Mazhab Tzu Chi  dan Mewariskan Ajaran Jing Si

Hanya di alam manusia dan di tengah masyarakat kita dapat membina berkah dan kebijaksanaan. Karena itu, seiring berlalunya waktu, kita juga harus mengikis kegelapan dan noda batin. Di saat yang bersamaan, kita harus terus mengembangkan niat baik. Inilah yang selalu saya katakan kepada kalian. Saya juga selalu menyemangati setiap orang untuk melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati.

Kita juga harus memiliki pandangan hidup yang benar. Pada saat berinteraksi dengan orang atau menangani suatu masalah, kita harus tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh. Inilah nilai dari kehidupan ini. Kita juga harus tekun dan bersemangat untuk menjadi penyelamat bagi orang lain. Kita harus mengembangkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Pada saat ada orang yang menderita, Bodhisatwa dunia harus segera bergerak untuk memberi bantuan. Inilah yang kita usahakan selama 50 tahun ini.

Selain 50 tahun yang sudah berlalu, kita masih memiliki tahun-tahun berikutnya. Karena itulah, kita harus mewariskan ajaran Jing Si. Kita harus memiliki tujuan yang jelas. Kita harus memiliki tujuan hidup yang sangat jelas. Kita harus berjuang demi semua makhluk dan mempraktikkan ajaran Buddha. Kini kita dapat melihat di seluruh dunia, tak peduli agama apa pun yang dianut, mereka tahu bahwa Tzu Chi adalah sebuah organisasi Buddhis yang berinteraksi dengan baik dengan orang-orang dari semua keyakinan. Kita berpegang pada satu prinsip yang sama, yakni cinta kasih universal yang tulus.

Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Mazhab Tzu Chi  dan Mewariskan Ajaran Jing Si

Dengan penuh rasa syukur dan cinta kasih penuh hormat, relawan Tzu Chi bersumbangsih bagi semua makhluk di dunia. Ajaran Tzu Chi dan ajaran di dalam keyakinan kita berlandaskan pada praktik cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Tzu Chi bagaikan sebuah keluarga besar yang memiliki tradisi sendiri. Sejak Tzu Chi berdiri, tradisi kita adalah mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin.

Sama halnya di dalam sebuah sekolah, juga terdapat tradisi dalam memberikan pendidikan. Lihatlah pendidikan di setiap sekolah kita, dimulai dari sekolah dasar, sekolah menengah, universitas, hingga Institut Teknologi Tzu Chi, semuanya sangat bersungguh hati dan penuh nilai budaya humanis. Para guru dan dosen sangat bersungguh hati.

Begitu pula dengan Universitas Tzu Chi. Berkat kesungguhan hati para dosen, menurut Global Views Monthly, Universitas Tzu Chi menduduki peringkat ke-19 dari lebih dari 100 universitas di Taiwan. Di antara universitas swasta, kita menduduki peringkat ke-6. Saya sungguh bersyukur. Ini berkat kesungguhan hati para pengajar dan para siswa yang belajar dengan giat.

Kita juga melihat warga Dominika yang hidup sangat kekurangan. Bagaimana cara anak-anak di sana menerima pendidikan dan mengubah kehidupan mereka? Di sana, kita mendirikan sebuah sekolah dan mengajarkan semangat budaya humanis. Dengan menggunakan Kata Renungan Jing Si sebagai bahan pelajaran, anak-anak dapat mempelajari prinsip sebagai manusia. Setiap tahun, upacara kelulusan di sana berlangsung dengan meriah.

Singkat kata, kita harus bersungguh hati untuk mengembangkan kekuatan cinta kasih. Sungguh, kita harus menggenggam setiap saat dengan baik untuk menciptakan kehidupan yang bermakna.

Melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati

Mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin

Mempraktikkan ajaran kebenaran demi semua makhluk

Bersungguh hati memberikan pendidikan untuk mendatangkan manfaat bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Oktober 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 09 Oktober 2016

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -