Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Sutra dan Menggali Mata Air


“Kami sangat bersyukur kepada Master yang memberi kami pengalaman yang berbeda dan kesempatan untuk bekerja keras sehingga dunia dapat melihat misi kesehatan Tzu Chi. Kami mengumpulkan materi dari berbagai sisi, terutama yang bermanfaat untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan. Sesungguhnya, ini adalah sejenis pewarisan,”
kata Chien Sou-hsin, Kepala RS Tzu Chi Taichung.

“Master membimbing kami untuk memperhatikan pasien dan keluarga pasien. Sejak RS Tzu Chi Dalin beroperasi, di bawah pimpinan CEO, kami terus menjalankan misi tanpa keraguan. Tanpa disadari, 23 tahun telah berlalu dan rambut saya yang hitam telah beruban,” lanjut Chien Sou-hsin.

“Mengenang 23 tahun ini, saya sungguh sangat bersyukur kepada Master yang mendirikan Empat Misi Tzu Chi sehingga kami para tenaga medis dapat mengembangkan diri di Tzu Chi. Kini, kami juga memotivasi banyak kaum muda untuk bersama-sama menyebarkan pengetahuan medis dan sains dengan lebih baik. Kami pasti akan terus bekerja keras,” pungkas Chien Sou-hsin.


Dengan adanya interaksi yang penuh cinta kasih, barulah kita bisa berbagi kisah dengan orang lain. Sungguh, untuk berbicara sekarang, saya harus menguras energi. Ingin berdiri dari posisi duduk pun tidak mudah bagi saya. Saya sangat menghargai kesempatan untuk melakukan perjalanan. Jika tidak menggenggam kesempatan kali ini, apakah saya masih memiliki kesempatan berikutnya? Saya tidak tahu.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Terlebih lagi, setelah perjalanan kali ini, bisakah saya melakukan perjalanan berikutnya untuk rangkaian Pemberkahan Akhir Tahun di beberapa wilayah sebelum Tahun Baru Imlek? Saya tidak berani membayangkannya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok, apalagi Tahun Baru Imlek.

Saya ingin meminta kalian untuk mengingat kembali usia saya. Lihatlah sepuluh jari tangan saya. Satu jari tangan menandakan 10 tahun. Jadi, 10 tahun, 10 tahun lagi. Saya menghitung usia saya dengan 10 jari tangan saya. Saya bertanya-tanya apakah saya bisa melewati jari tangan yang kesembilan ini, apalagi yang kesepuluh. Namun, saya harus bersiteguh menggenggam kehidupan. Saya tidak ingin hanya duduk dan menanti orang untuk membantu saya berdiri. Setiap hari, saya selalu berusaha semaksimal mungkin. Intinya, kita harus menghargai kehidupan. Saya sangat bersyukur.


Tzu Chi telah berusia 58 tahun. Setiap hari, saya menghargai setiap menit dan detik untuk mendengar kisah murid saya. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kini saya hanya ingin mendengar orang-orang berbagi kisah dan pengalaman. Saat kalian berbagi tentang suatu peristiwa, berbagai kenangan yang berkaitan akan muncul dalam benak saya. Ini membuat saya merasa bahwa saya harus meningkatkan vitalitas saya untuk terus memberikan ceramah.

Meski suara saya telah sumbang, orang-orang tetap bersabar mendengar suara saya. Orang-orang berusaha, saya juga berusaha. Saya harus berusaha menguras energi untuk berbicara. Jangan merasa bahwa yang dibagikan terlalu banyak. Kita harus mendengar berbagai kisah yang dibagikan karena semua itu merupakan sejarah kita.

Kini, jarak pandang saya tidaklah jauh. Penglihatan saya sudah kabur. Dengan penglihatan yang kabur, saya tetap menapaki Jalan Tzu Chi. Dapat dibayangkan betapa sulitnya itu. Meski rekaman suara saya terdengar sumbang, kalian tetap mendengarnya. (Itu sangat merdu.) Ini terlalu berlebihan. Saya tahu bahwa kalian ingin memotivasi saya.

Saya sangat suka mendengar kalian berbagi kisah. Kisah yang kalian bagikan akan menjadi sejarah Tzu Chi. Banyaknya hal yang dilakukan oleh insan Tzu Chi menandakan betapa berharganya Tzu Chi di dunia. Ini bukan berarti pamer. Semua ini dibutuhkan untuk sejarah kita. Kisah yang dibagikan oleh setiap orang sangatlah berharga. Bodhisattva sekalian, bagikanlah lebih banyak kisah kalian. Apakah yang bisa kalian persembahkan bagi sejarah Tzu Chi? Dokumentasi kisah-kisah dalam kehidupan kalian.


Kini, saya harus menguras energi untuk berbicara. Orang-orang yang mendengarkan ceramah saya juga harus memiliki kesabaran. Meski kini suara saya seperti ini, kalian tetap mendengarnya dengan sungguh-sungguh. Inilah yang disebut tulus serta mengerahkan segenap hati dan tenaga. Kini, meski suara saya tidak enak didengar, tetapi dengan ketulusan saya, saya menguras energi untuk memberikan ceramah.

Teringat akan murid-murid saya yang begitu dekat di hati dan menghargai saya, meski harus menguras energi, saya tetap harus memberikan ceramah. Bodhisattva sekalian, kekuatan cinta kasih harus diwariskan kepada generasi berikutnya. Saya tidak meminta orang-orang untuk menjadi seperti saya. Saya hanya berharap orang-orang dapat memiliki semangat seperti saya, sanggup menghadapi segala kesulitan.

Berjalan hingga kini, saya telah menanggung banyak beban, baik secara batin maupun fisik. Adakalanya, tekanan yang terlihat ataupun tidak terlihat membuat saya merasa sesak, tetapi saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus sanggup menanggungnya karena saya belum selesai membabarkan ajaran Buddha dan belum melenyapkan semua penderitaan di dunia.

Meski demikian, saya tahu bahwa saya tidak bisa melenyapkan semua penderitaan di kehidupan sekarang. Akan tetapi, saya tidak boleh menyia-nyiakan waktu di kehidupan sekarang. Dengan pemikiran seperti ini, barulah saya dapat terus menggunakan kesadaran keenam untuk bersungguh hati mendengar para relawan kita membagikan pengalaman masa lalu.

Saya bersyukur dari lubuk hati saya karena saya tahu bahwa masih ada orang yang mencatat dan mendengar kisah mereka. Inilah yang disebut harapan. Masih ada harapan. Saya berharap murid-murid yang selalu menyertai saya dapat membangkitkan semangat untuk mendengar dan mencatatnya dengan baik. Saya berharap setiap orang dapat sungguh-sungguh membangkitkan tekad dan ikrar.

Menggenggam waktu untuk mendedikasikan diri
Guru dan murid saling mencurahkan isi hati dan menjalin jodoh Dharma
Membangkitkan ikrar agung di Dunia Saha
Mempraktikkan Sutra dan menggali mata air

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 26 Januari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 28 Januari 2025
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -