Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Sutra dan Menyucikan Hati Manusia
“Saya
sangat khawatir. Banjir begitu tinggi. Sebelah kiri basah, sebelah kanan juga
basah. Rambut saya juga basah, termasuk seluruh ranjang saya,” kata You Ming-niang, penghuni panti wreda.
“Kita
mendapati bahwa belum ada tempat yang bisa menampung para lansia. Karena itu, kita
segera menghubungi kepala Sekolah Menengah Heng Ee. Tanpa berpikir panjang, beliau
langsung menyetujui permintaan kita,” kata Ma Wei-xin, relawan Tzu Chi.
“Saya
berharap dengan kerja sama semua orang, termasuk para relawan Tzu Chi, termasuk
para relawan Tzu Chi, para lansia bisa mengungsi dengan tenang,” ujar Lu Si-bing, Kepala Sekolah Menengah Heng Ee.
Inilah kondisi banjir di Malaysia. Lihatlah para
lansia itu. Meski tubuh mereka basah terkena banjir, mereka tetap tidak bisa
bangun. Betapa menderitanya mereka. Saat bencana terjadi, siapa yang bisa
segera mencurahkan perhatian kepada para lansia? Beruntung, di tengah
masyarakat terdapat sekelompok Bodhisatwa dunia yang bisa segera mencurahkan
perhatian.
Curahan perhatian dan cinta kasih ini tidak
kalah dari curahan perhatian dan cinta kasih dari anak-anak para lansia. Melihat
penderitaan para lansia, saya sungguh merasa tidak tega. Pada zaman sekarang, yang
dibutuhkan adalah Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa datang ke dunia ini untuk menjangkau
semua makhluk yang menderita.
Pada zaman sekarang, Bodhisatwa bukan hanya harus
menolong orang yang menderita, tetapi juga harus menyucikan hati manusia dan
bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus. Saya berharap ada semakin banyak
orang yang dapat bersumbangsih sebagai Bodhisatwa. Intinya, semua orang harus
sepaham, sepakat, dan bertindak bersama. Sepaham, sepakat, dan bertindak
bersama adalah yang terpenting di zaman sekarang karena alam telah mengirimkan
sinyal darurat.
Setiap orang yang bertempat tinggal di bumi
harus tersadarkan, bermawas diri, dan berhati tulus. Untuk menyelamatkan bumi, kekuatan
segelintir orang tidaklah cukup. Kita bisa melihat relawan kita terus
menggalakkan pola makan vegetaris. Sungguh, setiap orang hendaknya tersadarkan.
Dengan berhenti membunuh hewan, berarti kita menghormati kehidupan dan membina
welas asih. Setidaknya, ini bisa mengurangi pencemaran dan menjaga kelestarian lingkungan.
Kini, jika setiap orang bisa mengendalikan nafsu makan dan mengasihi hewan, maka perlahan-lahan, lingkungan akan menjadi bersih dan peternakan akan berkurang. Dengan demikian, emisi karbon yang menimbulkan pencemaran juga akan berkurang. Setiap hari, ada banyak hewan yang dibunuh untuk memenuhi nafsu makan manusia. Kita harus menghindari karma buruk kolektif seperti ini. Jika tidak, setiap hari, lebih dari 150 juta ekor hewan dibunuh demi memenuhi nafsu makan manusia.
Lihatlah betapa besarnya karma buruk kolektif yang kita ciptakan. Akibat karma buruk kolektif, terciptalah penderitaan di dunia ini. Kini kita bisa melihat banyak penderitaan di seluruh dunia. Kita juga merasa tidak berdaya karena ada sebagian wilayah yang belum bisa kita jangkau. Melihat orang-orang dilanda penderitaan, kita sungguh merasa tidak tega. Melihat semua penderitaan di dunia ini, kita sungguh harus yakin pada ajaran Buddha.
Alam telah mengirimkan sinyal darurat. Kita tidak boleh berdiam diri lagi karena waktu kita terbatas. Di dunia yang penuh Lima Kekeruhan ini, kita membutuhkan Dharma. Jadi, kita harus memulainya dengan menyucikan hati manusia serta membimbing setiap orang menapaki dan membentangkan Jalan Bodhisatwa.
Buddha telah menunjukkan arah bagi kita. Karena itu, kita harus giat dan menggenggam waktu untuk menapaki dan membentangkan jalan. Di dalam batin setiap orang terdapat rumput liar sehingga orang-orang tidak bisa menemukan jalan meski sudah memiliki arah. Karena itu, kita harus membuka jalan.
Sutra menunjukkan jalan bagi kita dan kita harus mempraktikkannya secara nyata. Kita berharap dapat menyucikan hati manusia. Insan Tzu Chi terus mencari jalan untuk menyosialisasikan bahwa bervegetaris bermanfaat untuk kesehatan, juga bermanfaat untuk Bumi dan udara karena bisa menghemat energy dan mengurangi emisi karbon.
Kini semua orang di seluruh dunia harus sepaham, sepakat, dan bertindak bersama. Meski misi ini tidak mudah, tetapi asalkan setiap orang bersedia, maka tiada hal yang sulit. Lihatlah, anak sekecil ini juga bisa memahami kebenaran dan berbagi dengan orang lain.
“Saya menghimbau setiap orang bervegetaris. Tidak ada yang sulit jika dapat memulai sebisa kita. Setiap kali saya makan, saya memeriksa bahan-bahannya. Saya tidak akan memakannya jika mengandung daging karena saya benar-benar ingin bervegetaris. Temana-teman, mari bervegetaris untuk membuat bumi lebih lestari. Saya bisa melakukannya dan saya yakin kamu juga,” tutur Vincent Fransidy.
“Setiap kali saya memasak daging, putri saya menolak untuk memakannya. Dia berkata pada saya, “Ibu tahu tidak betapa menderitanya hewan? Ibu makan daging setiap hari, apakah Ibu tahu rasa sakit mereka?” cerita Zeng Qiu-ling.
Bayangkanlah, anak kecil saja bisa memahami jalan kebenaran dan mengasihi sesama makhluk hidup. Bukan hanya manusia, hewan juga bisa merasakan rasa sakit. Anak-anak juga bisa membangkitkan cinta kasih. Jadi, anak-anak bisa dibimbing dari usia dini untuk melakukan praktik Bodhisatwa. Kita jangan hanya memberikan bantuan saat terjadi bencana. Saat kondisi aman dan tenteram, kita juga harus membuka jalan dan membimbing orang-orang untuk bersama-sama membentangkan jalan.
Kita juga harus mengajak anak-anak menapaki jalan yang sama agar mereka bisa terus membentangkan jalan. Sutra menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Kita harus menyucikan hati manusia dari generasi ke generasi. Kita bisa melihat alam mengirimkan sinyal darurat.
Bodhisatwa sekalian, saat hidup aman dan tenteram, kita harus bermawas diri dan berhati tulus. Saat terjadi bencana, kita harus segera memberikan bantuan. Saat kondisi aman dan tenteram, kita harus menyucikan hati manusia dengan memulainya dari diri sendiri. Dengan demikian, kita baru bisa menjaga kelestarian lingkungan serta meredam pemanasan global dan perubahan iklim yang ekstrem.
Mencari tempat
pengungsian bagi para lansia dan memperlakukan mereka bagai keluarga sendiri
Menghormati
kehidupan dan menyucikan hati manusia
Menginspirasi
orang-orang menuju kebajikan dan menerapkan pola makan vegetaris
Mempraktikkan Sutra dan membimbing anak-anak menuju Jalan Bodhisatwa
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 September 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 September 2017