Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Tiga Kebajikan demi Mendamaikan Dunia
Kami sudah cukup siap mental. Namun, kondisi semalam berada di luar kendali. Ombak setinggi empat lantai menghantam masuk dari dinding itu. Kami telah menerima hampir 500 panggilan telepon permintaan bantuan dan menjalankan 100 misi penyelamatan dalam 48 jam terakhir. Ini adalah angka yang tidak bisa diterima. Bencana di Australia membuat saya merasa bahwa waktu sudah tak cukup lagi. Saya sungguh merasa waktu sudah tak cukup lagi karena bencana yang kerap terjadi. Beberapa hari ini, kita yang berada di Taiwan sering merasakan guncangan gempa bumi. Karena itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan.
Belakangan ini, cuaca sangat panas. Dua hari yang lalu, suhu di Taipei mencapai 37-38 derajat Celsius sehingga membuat warga merasa tidak tahan. Di wilayah selatan California, AS, terjadi kebakaran hutan yang mengakibatkan 5.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Amerika Serikat yang luas ini dilanda ketidakselarasan unsur api, sedangkan Australia dilanda ketidakselarasan unsur air. Unsur air dan api yang tidak selaras merupakan ancaman bagi umat manusia. Melihat wilayah yang dilanda bencana begitu luas, sungguh membuat orang merasa takut. Bumi hanya ada satu. Kita juga tinggal di Bumi ini. Tegakah kita melihat bencana terjadi akibat ketidakselarasan unsur air dan api?
Saya sungguh merasa tidak tega. Hidup di Bumi ini, setiap orang harus lebih bersungguh hati dan tulus untuk memperbaiki dan memperindah pikiran. Dalam ceramah pagi ini, saya juga mengulas bahwa setelah mendengar Dharma dan mengubah pola pikir diri sendiri, kita secara alami akan bertutur kata baik, berpikiran baik, dan berbuat baik. Jika setiap orang dapat berbagi Dharma dengan sesama dan memperbaiki interaksi antarmanusia, maka saya yakin, seluruh kehidupan di bumi ini akan harmonis.
Kemarin, Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi menggelar upacara kelulusan. Sekolah ini diresmikan pada tanggal 17 September 1989. Saat itu, sekolah ini bernama Akademi Keperawatan Tzu Chi dengan masa kuliah lima tahun. Pada hari peresmian itu, ada 107 anak yang mendaftar dan lebih dari 20.000 orang turut memeriahkannya karena ini merupakan sekolah pertama Tzu Chi. Kita bisa melihat barisan yang tertib dan indah di sana. Beberapa murid yang saat itu membawa bendera, kini telah menjadi kepala perawat di Rumah Sakit Tzu Chi. Mereka merupakan anak didik kita.
Kini, Akademi Keperawatan Tzu Chi telah diganti namanya menjadi Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi. Kemarin, upacara kelulusan berlangsung tertib. Dalam upacara kelulusan kali ini, anak-anak kita mempersembahkan pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak. Sungguh, kita bisa mendengar dan melihat anak-anak kita yang begitu rapi mempersembahkan pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak. Isi Sutra ini telah terukir di dalam hati mereka sehingga mereka bisa melakukan pementasan bersama guru di atas panggung dengan lancar. Rektor juga berpesan kepada anak-anak untuk berpegang pada kebenaran, menghormati orang lain, bertutur kata baik, membina cinta kasih, menjalani hidup dengan jujur, dan menguasai keterampilan. Inilah pesan rektor kita kepada anak-anak.
Kita semua telah mendengar pesan yang disampaikan rektor kita. Murid-murid kita sungguh penuh berkah. Upacara kelulusan yang agung hanya dialami sekali dalam satu jenjang pendidikan. Baik sekolah dasar, menengah pertama, maupun menengah atas, masing-masing hanya sekali upacara kelulusan. Begitu pula di perguruan tinggi. Upacara kelulusan sarjana, magister, dan doktor masing-masing hanya sekali. Karena itulah, upacara kelulusan kita digelar dengan sangat agung.
Berbicara mengenai pendidikan kita, Lin Guan-rong yang merupakan alumni Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi telah bekerja di Rumah Sakit Tzu Chi selama empat tahun. Setelah lulus, dia pun mendedikasikan diri di rumah sakit kita. Lihatlah, dia sangat baik hati. Dia tidak banyak berbicara, tetapi sangat bersungguh hati dan penuh cinta kasih. Berhubung ibunya juga merupakan anggota TIMA, maka dia sering memanfaatkan waktu untuk memberikan pelayanan medis di wilayah pegunungan dan pedesaan bersama anggota TIMA. Meski harus pergi ke pulau terpencil, dia tetap ikut serta. Dia mengikuti kegiatan TIMA dengan sepenuh hati.
Dengan cara inilah dia membina cinta kasih. Dia terus-menerus menekan dada korban. Lihatlah, gerakannya sangat profesional. Dia bahkan membantu kami menggunakan alat pacu jantung. Tanpa dia, saat itu mungkin akan kurang sepasang tangan yang bisa menyelamatkan orang. Kami sangat berterima kasih padanya. Saya mendatanginya untuk memeriksa kondisinya. Berhubung melihat wajahnya berwarna gelap, saya pun mulai memberi pernapasan buatan dengan harapan dapat menyelamatkannya.
Tadi saya bertanya padanya, apakah jalan terasa panas. Namun, dia tidak memikirkan hal itu. Dia hanya berpikir bagaimana menyelamatkan korban itu dan memberi pelayanan yang berkualitas. Jadi, dia memanfaatkan apa yang dipelajarinya untuk menyelamatkan nyawa manusia. Setelah ambulans datang, dia pun melanjutkan perjalanannya ke RS kita. Dia tidak menganggapnya sebagai hal besar. Saat melihat berita di surat kabar, kita baru mengetahui apa yang telah dilakukan oleh perawat kita ini. Kita baru mengetahui bahwa anak ini begitu bersungguh hati dalam bersumbangsih. Ini sungguh menyentuh hati.
Kemarin juga ada satu hal yang membuat saya sangat bersyukur. Toko Buku Eslite mengadakan acara peluncuran buku bagi dua buku baru kita. Kedua buku yang diterbitkan oleh Commonwealth Publishing ini adalah “Mengikuti Perjalanan Master” dan “Setengah Abad Menjalankan Ikrar”. Kami bekerja sama dengan Tzu Chi untuk menerbitkan buku dengan harapan buku-buku ini dapat dibaca oleh semua orang. Dengan nama Commonwealth Publishing, kami ingin menyebarkan semangat cinta kasih, filosofi, dan kisah Tzu Chi kepada seluruh masyarakat Taiwan, bahkan seluruh pembaca buku bahasa Mandarin. Jadi, bukan hanya untuk dibaca insan Tzu Chi.
Tzu Chi merupakan merek yang paling bernilai di Taiwan. Dari segi manajemen, kemampuan Tzu Chi untuk menggerakkan anggota tidak tertandingi oleh perusahaan mana pun di seluruh dunia. Dalam 50 tahun terakhir, Tzu Chi telah mendatangkan pengaruh yang positif bagi Taiwan. Ada banyak relawan yang menyebarkan kehangatan dan cinta kasih. Di mana pun ada penderitaan dan bencana, kita selalu melihat Tzu Chi berada di garis terdepan.
Terima kasih atas dedikasi dan perhatian Tzu Chi bagi Taiwan selama 50 tahun ini. Saya berharap untuk 50 tahun mendatang, Tzu Chi dapat membimbing setiap orang memperoleh lebih banyak kebahagiaan dan kegembiraan. Kita bisa melihat begitu banyak cendekiawan menghadiri acara peluncuran buku baru kita. Hal yang harus disyukuri sungguh sangat banyak. Singkat kata, kita harus memperbanyak tutur kata baik dan perbuatan baik.
Melihat bencana yang kerap terjadi, umat manusia hendaknya tersadarkan
Mengukir isi Sutra di dalam hati dan mempersembahkan pementasan adaptasi Sutra
Menyelamatkan nyawa pasien dengan cinta kasih dan kebijaksanaan
Menyaksikan perjalanan Tzu Chi selama 50 tahun
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Juni 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 09 Juni 2016