Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Welas Asih dan Kebijaksanaan demi Tercapainya Kedamaian


Pelatihan Fungsionaris 4 in 1 Tzu Chi daring tahun 2021 resmi dimulai. Kita melihat para relawan dari berbagai negara ikut serta dalam pelatihan Tzu Chi global dengan perbedaan waktu di berbagai belahan dunia. Meski ada perbedaan waktu, para relawan mengikuti pelatihan pada saat yang sama.

Selama pelatihan, kita mendengar para relawan dari berbagai negara membagikan kisah mereka. Contohnya, relawan dari India Nepal, Tiongkok, Selandia Baru, Zimbabwe, dan Mozambik membagikan kisah mereka secara daring.

Lebih dari dua puluh ribu relawan dari 48 negara dan wilayah terhubung secara bersamaan. Semua orang sangat bersyukur. Mereka semua merupakan insan Tzu Chi yang menjalankan aktivitas Tzu Chi di berbagai negara untuk membantu orang-orang yang menderita di dunia ini. Mereka memiliki niat yang sama. Meskipun berada di zona waktu yang berbeda, mereka memiliki satu kesamaan, yaitu memberi tahu semua orang tentang penderitaan orang-orang di negara mereka.


Begitu banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia saat ini. Namun, beruntungnya ada Tzu Chi yang merupakan Jalan Bodhisatwa di dunia. Bodhisatwa hadir karena ada makhluk hidup yang menderita. Jadi, di jalan ini, para Bodhisatwa Tzu Chi menjalankan hal yang sama sesuai zona waktu masing-masing. Mereka juga bisa mendengarkan ceramah saya pada waktu bersamaan. Jadi, Jalan Bodhisatwa di era ini berkembang seiring kemajuan teknologi modern yang dapat membantu penyebaran Dharma ke seluruh dunia. Ini adalah jalan kebijaksanaan.

Welas asih tersebar luas di seluruh dunia, begitu pula kebijaksanaan. Setiap orang bersumbangsih tanpa pamrih dan saling mengungkapkan rasa terima kasih. Lewat Da Ai TV, kita bisa melihat di berbagai negara, orang-orang dari berbagai ras menjadi relawan Tzu Chi.

Kita juga melihat mobil-mobil yang penuh dengan barang-barang bantuan melaju di jalan pegunungan atau di kota. Saya mendengar staf kita melaporkan bahwa bantuan sudah tiba di Nepal dan sebagian sudah dikirim ke daerah pegunungan, tetapi pengiriman terhambat karena jalan terputus. Kondisi di sana sungguh memprihatinkan. Mereka bekerja dengan sepenuh hati dan tenaga. Mereka hanya memiliki satu tekad, yakni menolong orang dan mengantar barang bantuan sampai tujuan. Jadi, misi ini harus tercapai.

Jalan di pegunungan itu sangat berbahaya. Saya juga melihat bukan hanya manusia yang mengangkut barang, melainkan juga keledai. Saya sungguh tidak tega melihatnya. Manusia tidak mampu memikul barang ke gunung, jadi keledailah yang mengangkut barang.

Barang-barang yang begitu berat, semuanya ditaruh di atas punggung keledai. Keledai mendaki gunung dengan barang-barang di punggungnya. Betapa berat beban yang dibawanya. Jalannya sangat curam. Saya sungguh tidak tega melihat keledai-keledai itu. Karena tidak tega melihat orang-orang yang menderita akibat tidak memiliki makanan, kita mengirimkan banyak barang kepada mereka.

Kita juga melihat risiko dan kesulitan yang harus dihadapi orang-orang saat mengirimkan barang. Banyak perasaan di hati saya yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata.


Hal-hal seperti ini memang terjadi di dunia dan benar-benar luar biasa. Ada begitu banyak kesulitan, bagaimana kita bisa memberi pertolongan? Jadi, setelah melihat yang mereka lakukan, saya mengatakan bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama, jangan berjalan di jalan yang berbahaya.

Meski kita tahu bahwa ada banyak orang yang membutuhkan bantuan di sana, tetapi ketika jalan pegunungan terputus dan berbahaya, apa yang bisa kita lakukan? Jangan terlalu memaksa dan jangan mengambil risiko besar.

Kita telah melihat para relawan Tzu Chi melayani sebagai Bodhisatwa dunia dan mengatasi banyak kesulitan. Namun, saya tidak menganjurkan hal ini. Di dunia ini, setiap orang hendaknya menjaga keselamatan satu sama lain dan mengatasi kesulitan bersama-sama.


Di mana pun ada bencana, kesulitan, atau orang yang menderita kemiskinan, memang sangat baik jika ada orang yang bertekad dan berikrar untuk membantu. Ini tentu harus didukung. Namun, saya sangat khawatir akan bahaya dan risikonya.

Orang yang menunggu bantuan mungkin berada di tempat yang relatif aman, tetapi mengambil risiko untuk menjangkau mereka adalah tindakan yang berbahaya. Jika terjadi sesuatu, kita akan menanggung penyesalan di hati. Kita harus menghindari risiko seperti itu.

Dunia ini penuh dengan dilema dan kontradiksi. Namun, kita harus mengembangkan dan memperluas kebijaksanaan di dunia, sehingga menemukan jalan yang aman dan damai.

Relawan di seluruh dunia mengatasi perbedaan waktu untuk mengikuti pelatihan
Bodhisatwa datang untuk menolong makhluk yang menderita
Tidak mengambil risiko yang terlalu besar dalam menyalurkan bantuan
Mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan demi tercapainya kedamaian

Master Cheng Yen tanggal 02 Agustus 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 04 Agustus 2021
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -