Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Welas Asih dan Kebijaksanaan dengan Empat Pikiran Tanpa Batas

Saya merasa penuh sukacita dalam Dharma. Saya berterima kasih kepada para Bodhisatwa yang membuat saya merasakan sukacita disertai sukacita dalam Dharma. Sukacita dan sukacita dalam Dharma tidaklah sama. Sukacita hanyalah turut berbahagia saat melihat orang lain bahagia. Sedangkan sukacita dalam Dharma akan selamanya terukir di dalam hati. Inilah yang saya sebut sukacita dalam Dharma. Saya juga sering berkata bahwa kita harus lebih bersungguh hati dalam mendengar, membabarkan, mewariskan, dan mempraktikkan Dharma secara nyata. Benar, inilah yang harus kita lakukan. Setelah mendengar Dharma, kalian harus menyerap dan mengukirnya di dalam hati serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Relawan kita dapat berbagi Dharma dengan orang-orang yang ditemui karena terdapat Dharma di dalam hati mereka. Topik pembicaraan relawan kita dengan orang lain selalu tidak terlepas dari Dharma. Jadi, pewarisan ajaran Buddha tidak terlepas dari segala sesuatu di dunia ini. Saya berharap setiap orang dapat memahami hal ini. Saya merasa penuh sukacita karena mendengar bahwa setiap relawan dan setiap tim menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia. Melihat sumbangsih mereka, saya sungguh sangat gembira. Yang lebih menggembirakan adalah melihat para relawan lansia dan senior kita yang sepenuh hati mendalami Dharma dan teguh mengikuti jejak langkah saya.

Saya juga gembira melihat mereka menginspirasi anak-anak mereka menjadi relawan. Anak-anak mereka juga mewariskan Dharma. Kita bisa melihat anak-anak muda yang bukan hanya mewarisi bisnis orang tua, tetapi juga misi orang tua. Ini merupakan hal yang sangat menggembirakan. Kita bisa melihat benih-benih kebajikan. Ini semua tak akan terjadi tanpa jalinan jodoh. Di kehidupan yang lampau, mereka pasti telah mendengar Dharma. Mereka terlahir dengan membawa misi. Mereka terlahir di keluarga relawan Tzu Chi dan terus mewariskan Dharma. Ini semua berkat jalinan jodoh yang luar biasa.

Bodhisatwa muda sekalian, jangan melupakan tekad awal kalian dan teguhkanlah tekad pelatihan kalian. Dapat begitu lancar menapaki Jalan Bodhi yang begitu lapang dan lurus menuju kesadaran, kalian sungguh penuh berkah. Kalian harus menghargai berkah dan jalinan jodoh ini. Kalian juga harus memantapkan langkah kalian untuk melangkah maju. Dengan menjalankan bisnis dan misi sekaligus, kita bisa membina berkah dan kebijaksanaan. Setiap langkah kita harus mantap.

Lihatlah sumbangsih insan Tzu Chi di dunia internasional. Saat Ekuador diguncang gempa bumi, saya terus berpikir bahwa tanpa adanya relawan dan jalinan jodoh di sana, bagaimana kita bisa memberi bantuan di Ekuador? Beberapa hari kemudian, saya menerima kabar dari seorang pengusaha yang belasan tahun lalu pernah datang ke Hualien dan berikrar di hadapan saya. Dia berkata bahwa setelah pulang ke Ekuador, dia ingin menabur benih cinta kasih di sana. Namun, setelah pulang ke Ekuador, dia sangat sibuk dengan bisnisnya. Belasan tahun berlalu dengan cepat, tetapi benih ini masih belum bertunas.

Hari ini, kita melihat orang tua Relawan Huang yang datang ke sini pada siang hari. Mereka datang dari Ekuador. Ayahnya berkata kepada saya bahwa dia mewakili warga Ekuador mengucapkan terima kasih. Mereka telah berimigrasi ke Ekuador selama 30 tahun lebih. Dia berkata bahwa warga Ekuador sangat berterima kasih kepada Tzu Chi. Ibunya juga berada di sini. Saya berkata pada ibunya untuk menginspirasi lebih banyak pengusaha Taiwan menjadi relawan. Ibunya berkata bahwa bukan hanya pengusaha Taiwan, warga setempat juga bertekad untuk bergabung menjadi relawan. Tindakan mereka menunjukkan bahwa benih kebajikan telah bertunas. Segala sesuatu membutuhkan jalinan jodoh. Singkat kata, kita bersumbangsih dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih.

Saya bersyukur kepada insan Tzu Chi Kaohsiung yang begitu bersungguh hati mewariskan Dharma. Selain mempersiapkan pameran 50 tahun Tzu Chi, mereka juga mengajarkan cara menggunakan buku elektronik Tzu Chi, menggelar kegiatan bedah buku, dan lain-lain. Jadi, Dharma terus diwariskan. Setiap relawan adalah relawan yang hebat. Saya sungguh terharu mendengarnya. Suara lonceng dan genderang tadi juga sangat menggugah hati. Gerakan mereka sangat indah dan suara yang dihasilkan sangat serentak. Semua partisipan bersatu hati. Jika tidak bersatu hati, suara yang dihasilkan tak akan begitu serentak. Jadi, inilah kesatuan hati dan keharmonisan. Saya sungguh sangat tersentuh. Saya berharap Dharma dapat diterapkan dalam semua tindakan kita. Ini membuat saya merasa sangat bersyukur dan tersentuh. Jadi, kita harus giat mempraktikkan ajaran Jing Si, mewariskan inti sari Dharma dengan ikrar agung, menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia, dan mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan dengan Empat Pikiran Tanpa Batas.

Benar tidak? (Benar)

Kita harus tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh. Kita harus berikrar menyelamatkan semua makhluk dengan ketulusan, memutus noda batin dengan kebenaran, mempelajari seluruh pintu Dharma dengan keyakinan, dan mencapai kebuddhaan dengan kesungguhan. Karena itu, setiap orang harus lebih bersungguh hati setiap waktu. Melihat kalian begitu bersungguh hati mendalami Dharma, saya juga merasakan sukacita dalam Dharma. Kalian seharusnya juga merasakan sukacita dalam Dharma dan dipenuhi sukacita. Kita harus membentangkan setiap inci jalan dengan cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang. Saya berharap setiap orang dapat lebih bersungguh hati setiap waktu.

Mendengar, mewariskan, dan mempraktikkan Dharma

Mewarisi misi orang tua dengan tekad yang teguh

Membangun ikrar agung untuk menjalankan profesi dan misi sekaligus

Mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan dengan Empat Pikiran Tanpa Batas 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Juni 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 28 Juni 2016

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -