Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan yang Dipahami dengan Hati dan Pikiran

Melakukan perjalanan kali ini sangat tidak mudah bagi saya. Saya berusaha meningkatkan energi saya dengan harapan para relawan luar negeri yang kembali dapat menyaksikan semangat Tzu Chi dan membangun tekad untuk menginspirasi lebih banyak Bodhisatwa dunia. Kekuatan satu orang terbatas, bahkan tidak bisa untuk membawa manfaat bagi orang-orang di seluruh dunia.

Pemikiran harus diikuti dengan tindakan. Hanya berpikir tanpa bertindak, maka tidak akan ada perubahan. Teori yang dapat dipraktikkan, itulah Dharma yang sesungguhnya. Jangan hanya membabarkan Dharma tanpa mempraktikkannya. Kebenaran yang terkandung dalam Dharma sangat mendalam. Jika kita tidak bisa mempraktikkannya, maka Dharma akan terpisah jauh dari dunia ini. Kita hanya melihat keindahan Dharma, tetapi tidak memiliki hubungan dengannya. Ini bukanlah Dharma yang ingin Buddha babarkan di dunia ini.

Buddha datang ke dunia ini untuk membabarkan Dharma yang bisa dipahami dan dipraktikkan oleh orang-orang. Dengan mempraktikkan Dharma sendiri, kita baru bisa memahami kebenaran. Jika kita hanya membaca artikel orang lain, tidak peduli dibaca sebaik apa pun, itu tetaplah bukan artikel kita. Kita harus mempraktikkannya secara langsung. Kita sangat menghargai Dharma karena Dharma merupakan pengalaman Buddha. Buddha mencapai pencerahan di bawah kondisi yang sederhana.

Bagaimana Buddha mencapai pencerahan?

Untuk mengetahuinya, kita harus mempraktikkan Dharma secara langsung. Jadi, selain memahami, kita juga harus mempraktikkan Dharma. Kita harus terjun ke tengah masyarakat dan menapaki Jalan Bodhisatwa secara langsung.


Jalan Bodhisatwa terdapat di tengah makhluk yang menderita. Tanpa menghadapi makhluk yang menderita, kita tidak bisa menapaki Jalan Bodhisatwa. Bodhisatwa datang ke dunia ini untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Jika tidak menapaki Jalan Bodhisatwa sekarang, kapan kita bisa menabur benih cinta kasih ini di dalam ladang batin kita? Ini membutuhkan jalinan jodoh.

Hari ini kalian berikrar di atas panggung, ini juga berkat jalinan jodoh. Jalinan jodohlah yang menyatukan kita. Saat kalian datang ke hadapan saya, saya selalu berkata, “Kalian harus saling mendampingi dan menggenggam jalinan jodoh.”  

Bodhisatwa sekalian, kapan kalian mengenal Tzu Chi, jalinan jodoh apa dan siapa yang mengajak kalian bergabung dengan Tzu Chi, serta tekad awal kalian, semua itu sangatlah penting. Kita harus menggenggam waktu, tempat, dan hubungan antarsesama manusia. Saya terus mengingatkan kalian untuk tidak melupakan sejarah Tzu Chi, orang-orang yang bersumbangsih, dan yang terpenting, tekad awal kita.


Untuk mewujudkan tekad awal, kita harus bersungguh hati dan menguras pikiran. Saat sebersit niat baik timbul, kita harus bertindak secara nyata untuk mewujudkannya. Untuk mempraktikkan yang kita pahami, kita harus menguras pikiran dan bersungguh hati setiap waktu. Buddha datang ke dunia ini juga demi membimbing kita agar bersungguh hati dan menguras pikiran untuk memahami dan mempraktikkan Dharma. Jadi, kalian harus ingat bahwa pemahaman, praktik, hati, dan pikiran kita harus selaras. Ini berasal dari sebersit niat.

Ada beberapa relawan yang berkata, “Master tidak perlu khawatir. Kami akan bekerja sama dengan harmonis.” Mereka mengatakan “kami”. Saya lalu berkata pada mereka, “Jangan melupakan ikrar yang kalian bangun hari ini.” Mereka meminta saya jangan khawatir. Namun, yang paling saya khawatirkan ialah jiwa kebijaksanaan murid-murid saya bertumbuh atau tidak. Dengan jalinan jodoh di antara kita, semoga saya bisa menabur benih cinta kasih di dalam ladang batin setiap orang.

Sebersit niat adalah sebutir benih. Benih ini telah tertanam di dalam ladang batin setiap orang. Dengan adanya benih ini di kehidupan sekarang, di kehidupan mendatang, kalian bisa menabur benih cinta kasih yang tak terhingga. Kita harus memulainya dari sekarang karena sebelum mencapai kebuddhaan, kita harus menjalin jodoh baik. Sesungguhnya, saya sering berkata bahwa saya tidak punya kelebihan apa-apa dan tidak bisa melakukan atau mencapai apa pun. Namun, saya banyak berbicara dan berpikir. Saya selalu berbagi tentang apa yang saya pikirkan.


Saya sangat bersyukur atas jalinan jodoh baik dengan kalian. Saya pasti telah memupuk banyak jalinan jodoh baik di kehidupan sebelumnya sehingga kalian selalu mengingat saya dan ajaran saya di dalam hati. Saya berbicara dengan pelan, tetapi para murid saya selalu mengingatnya di dalam hati dan mempraktikkannya secara nyata. Setelah saya mengulas sesuatu dan kalian memahaminya, maka kalian harus mempraktikkannya di Jalan Bodhisatwa. Jika hanya memahami tanpa mempraktikkan, berarti kita tidak menapaki Jalan Bodhisatwa.

Demi ajaran Buddha dan semua makhluk, kita harus berpegang pada ajaran Jing Si, yakni giat dan bersungguh-sungguh mempraktikkan jalan kebenaran. Mazhab Tzu Chi ialah Jalan Bodhisatwa di dunia. Kita harus membentangkan jalan yang rata dan lapang. Karena itulah, saya ingin murid-murid saya menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Tanpa Dharma, kita tetaplah makhluk awam yang mungkin diselimuti oleh lapis demi lapis noda batin. Bagaimana kita menghapus noda dan kegelapan batin? Bagaimana kita melakukannya? Kita bisa melakukannya. Untuk itu, marilah kita mendalami dan mempraktikkan Dharma.

Dharma yang sesungguhnya dapat dibabarkan sekaligus dipraktikkan
Pemahaman, praktik, hati, dan pikiran harus selaras
Mempertahankan tekad awal hingga selamanya dan menabur benih cinta kasih tak terhingga
Menabur benih kebajikan dan memupuk jalinan jodoh baik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Juli 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 4 Juli 2019

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -