Ceramah Master Cheng Yen: Memuji dan Turut Melakukan Kebaikan
“Dahulu, saya bisa bekerja dengan baik, tetapi tidak harmonis dalam berinteraksi dengan orang lain. Saya sangat bekerja keras, tetapi hubungan dengan sesama sangat buruk. Dahulu, saya punya satu kekurangan, yaitu terlalu terus terang. Suami saya selalu berkata bahwa saya terlalu terus terang. Terhadap keluarga sendiri, saya juga terlalu terus terang. Kemudian, saya mengikuti pelatihan relawan dan mendengar Master berkata bahwa kita harus menjalin jodoh baik dengan orang lain. Setelah melakukannya, saya baru menyadari perbedaannya,” tutur Yan Lin A-gui, relawan Tzu Chi.
“Sungguh. Kini saya bisa melakukan berbagai hal dengan lancar. Ke mana pun saya pergi, semua orang sangat menyukai saya. Saya tersenyum setiap hari. Master sering berkata bahwa jika kita tersenyum, orang lain juga akan tersenyum. Karena itu, saya selalu tersenyum. Di jalan, setiap orang yang berpapasan dengan saya juga tersenyum meski tidak mengenal saya. Jadi, saya semakin merasa bahwa ajaran Master sungguh luar biasa,” tambahnya.
Dalam hidup ini, saat memahami sepenggal, satu kalimat, bahkan satu kata dari Dharma, kita harus mempraktikkannya. Ini akan mendatangkan sukacita bagi kita. Saat berinteraksi dengan orang lain, kita hendaknya berbagi prinsip kebenaran yang dapat dipraktikkan. Jadi, setelah mempelajari Dharma dan mempraktikkannya, kita juga membimbing orang mempraktikkannya. Ini disebut mewariskan Dharma.
Setelah mendengar Dharma dan mempraktikkannya, kita harus terus mewariskan Dharma. Kita harus memuji kebaikan dan turut melakukan kebaikan. Saat melihat orang lain melakukan hal yang baik dan benar, meski bukan kita yang melakukannya, kita hendaknya memuji mereka dan berkata, “Jika dibutuhkan, saya bisa membantu.”
Saat orang lain melakukan hal yang benar dan membutuhkan bantuan, kita pun hendaknya membantu mereka tanpa diminta. Inilah yang disebut memuji kebaikan dan turut melakukan kebaikan. Kebaikan hendaklah dilakukan bersama. Dharma dan kebaikan yang berwujud merupakan tanggung jawab kita. Kita harus melakukan hal yang seharusnya dilakukan.
Jika tidak ada orang yang melakukan hal yang seharusnya dilakukan, apakah di dunia ini masih ada kebaikan? Kita harus membangkitkan niat baik dan mempraktikkannya secara nyata. Kita membutuhkan banyak orang untuk melakukan kebaikan bersama. Dengan adanya tindakan nyata, barulah kebaikan di dunia bisa terwujud.
Buddha mengajari kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dengan terjun ke tengah masyarakat. Kita tahu bahwa kita harus terjun ke masyarakat untuk melakukan hal yang benar dan bermanfaat bagi orang banyak. Saat melihat kebaikan, kita hendaknya memuji dan turut melakukannya. Ini juga merupakan hal yang benar. Jadi, kita harus memuji kebaikan dan turut melakukannya.
Saat terjun ke tengah masyarakat untuk bersumbangsih sebagai Bodhisatwa, kita hendaknya turut mendukung ketika melihat orang lain berbuat baik. Kebaikan hendaknya dilakukan bersama. Contohnya saat ini, semua insan Tzu Chi menggalakkan vegetarisme.
Pandemi COVID-19 telah mendatangkan pelajaran besar bagi kita. Penyebaran pandemi ini belum bisa dihentikan. Apa yang harus kita lakukan? Kita harus membina ketulusan. Bagaimana kita menunjukkan ketulusan kita? Dengan bervegetaris dan membina cinta kasih menyeluruh. Kita harus membina kebajikan dan cinta kasih menyeluruh.
Hanya mengasihi sesama manusia tidaklah cukup. Kita harus mengasihi sesama manusia sekaligus hewan. Kita harus mengerahkan cinta kasih menyeluruh untuk melindungi kesehatan dan kehidupan manusia sekaligus kehidupan semua hewan. Inilah yang disebut cinta kasih menyeluruh.
Bagaimana menjaga kesehatan kita? Tanaman pangan merupakan bahan pangan yang paling menyehatkan dan bergizi. Sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian merupakan tanaman pangan yang disediakan oleh alam. Sesungguhnya, dengan mengonsumsi tanaman pangan saja, kita bisa menjaga kesehatan kita. Mengapa harus mengonsumsi daging hewan? Hewan juga merupakan makhluk hidup. Jangan membangkitkan niat buruk untuk mengonsumsi makhluk yang bernyawa.
Dalam tubuh hewan terdapat bakteri. Jika kita mengonsumsi daging hewan, bakteri tersebut akan masuk ke dalam tubuh kita lewat mulut. Pandemi COVID-19 telah membawa pelajaran yang sangat penting bagi kita. Karena itulah, saya menyebutnya pelajaran besar. Pandemi kali ini merupakan peringatan bagi umat manusia.
Kini kita tahu bahwa satu-satunya cara untuk menjaga kesehatan semua orang dan mengakhiri pandemi ialah semua orang bervegetaris. Untuk membina cinta kasih menyeluruh, kita harus bervegetaris. Kita harus percaya bahwa dengan bervegetaris dan membina cinta kasih, kita bisa menciptakan pahala besar. Kita harus melatih diri, membangkitkan niat baik, dan mempraktikkannya secara nyata.
Pada saat seperti ini, kita harus memetik hikmah dari pandemi ini dan berbagi prinsip kebenaran dengan orang-orang. Jangan menjadikan hewan sebagai makanan karena penyakit bisa masuk melalui mulut. Jadi, kita harus menggalakkan vegetarisme. Ini merupakan pahala terbesar. Setiap orang hendaklah bertutur kata baik dan mengendalikan nafsu makan untuk memupuk berkah. Ini ditentukan oleh niat kita.
Kita ingin menciptakan karma buruk dengan mengonsumsi daging atau memupuk berkah dengan bertutur kata baik? Ini bergantung apakah kita sungguh-sungguh memahami kebenaran. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati setiap waktu.
Mendengar
dan mempraktikkan Dharma hingga memperoleh sukacita
Memuji,
turut melakukan, dan mewariskan kebaikan
Bervegetaris
dan mengendalikan nafsu makan
Menciptakan pahala besar dengan cinta kasih, welas
asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina