Ceramah Master Cheng Yen: Memulihkan Luka dan Merasakan Penderitaan Orang Lain
Akibat perubahan iklim dan ketidakselarasan empat unsur alam saat ini, kita sering melihat bencana gempa bumi, banjir, kebakaran, dan badai. Gempa bumi sungguh menakutkan. Pada tanggal 18 September pukul 2 siang lebih, gempa bumi melanda secara tiba-tiba selama puluhan detik. Kita telah melihat bagaimana bangunan dan jalan di Hualien dan Taitung mengalami kerusakan. Pemerintah telah memasang tanda merah dan kuning pada bangunan sesuai dengan tingkat kerusakannya.
Hingga saat ini, meski kita masih terus melanjutkan survei, kita merasa beruntung. Tentu saja, kondisi area yang terkena bencana sungguh mengerikan dan menderita kerugian yang cukup besar. Namun, jumlahnya tidak banyak. Inilah yang patut kita syukuri. Hendaklah semua orang memendam rasa syukur, hormat, dan yang terpenting ialah cinta kasih. Kita harus memiliki cinta kasih yang dalam untuk turut merasakan penderitaan orang lain. Inilah jalinan kasih sayang dan cinta kasih Bodhisatwa.
Setelah melihat bencana gempa bumi, insan Tzu Chi dari Taipei, Taichung, Kaohsiung, Pingtung, Hualien, dan Taitung secara inisiatif bergerak dan berhimpun di daerah bencana. Mereka menyampingkan pekerjaan atau mengambil cuti untuk berhimpun dan membawa bantuan. Saat anggota Tzu Cheng tiba, mereka bekerja dengan kesatuan hati dan keharmonisan untuk mengerahkan cinta kasih mereka.
Saat tiba di sana, mereka dibagi ke tempat berbeda-beda sesuai jumlah orang dan keahlian mereka. Mereka harus memiliki keahlian untuk menghibur orang-orang yang terkena bencana dan terjun untuk melakukan survei. Dengan melakukan survei, kita akan mengetahui bahan apa saja dan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan. Inilah insan Tzu Chi.
Di mana pun terjadi bencana, mereka akan melakukan survei, mencatat kondisi bencana, dan mendedikasikan diri untuk membawa bantuan. Saya sungguh berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi.
“Kami telah menemukan bahan yang serupa untuk ubin yang akan kami perbaiki hari ini,” kata He Wan-chun relawan Tzu Chi.
“Yayasan Tzu Chi telah hadir untuk membantu kami memperbaiki retakan dinding di dapur. Saya sungguh berterima kasih,” kata Ibu Huang warga.
“Sejak bencana gempa bumi hingga saat ini, telah menyebabkan perubahan dan ketidaknyamanan dalam kehidupan mereka. Jadi, kami berusaha menyelesaikan pekerjaan dalam satu hari. Ini sungguh berarti untuk menenangkan hati mereka,” kata He Wan-chun relawan Tzu Chi.
“Kami akan berusaha untuk membantu mereka memperbaiki segala kerusakan. Menyelesaikan pekerjaan rekonstruksi secepat mungkin adalah harapan terbesar saya,” kata Chen Wen-xiong relawan Tzu Chi.
Relawan juga akan mencatat rumah yang memiliki ubin dan warna ubin mereka. Pada gempa kali ini, jika ubin mereka hancur, relawan akan berusaha mencari ubin yang sama dengan yang asli untuk dipasang kembali. Ada beberapa ubin yang telah terpasang puluhan tahun sehingga relawan kita sulit untuk menemukannya.
“Di desa ini terdapat banyak lansia. Sesungguhnya, mereka sungguh khawatir karena rumah yang mereka tinggali seumur hidup ini telah retak hingga seperti ini. Rumah mereka ada yang rusak, retak, dan miring. Kami sangat berterima kasih kepada Yayasan Tzu Chi yang telah datang untuk melakukan survei,” kata Liao Su-ling Kepala Desa Funan.
“Kami dapat menemukan ubin dengan ukuran sama, tetapi tidak untuk warna,” kata Lü Fang-chuan Kepala Divisi Pengembangan Misi Amal Tzu Chi.
“Tidak masalah jika warna berbeda,” kata warga.
“Baik.” kata Lü Fang-chuan.
“Lihatlah ubin putih ini. Dahulu, kami juga tidak dapat menemukannya,” kata warga.
“Baik. Jika Anda setuju, kami akan mencatatnya,” kata Lü Fang-chuan.
“Baik,” kata warga.
Namun, relawan kita tetap berusaha menemukan ubin dengan warna yang sama. Mereka melakukannya dengan sepenuh hati. Tidak hanya sekuat tenaga, mereka juga sepenuh hati dalam membantu setiap keluarga agar dapat melewati hari-hari dengan baik. Mereka berusaha membantu setiap rumah untuk mengganti ubin yang rusak akibat bencana dengan ubin yang serupa. Meski warnanya tidak sama, kita akan berusaha mencari yang serupa agar perbedaan warna tidak terlihat jelas. Kita telah membantu dengan sepenuh hati dan tenaga.
Jika ada retakan di dinding, kita akan memeriksa dengan teliti apakah retakan itu memengaruhi struktur bangunan. Mereka sungguh teliti dan berhati-hati. Dapat dikatakan bahwa mereka bekerja dengan sekuat tenaga dan sepenuh hati. Saya sungguh-sungguh bersyukur. Ada banyak hal yang patut disyukuri.
Relawan kita telah memperpanjang jalinan kasih sayang yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Kata terima kasih menggambarkan rasa syukur yang tak terhingga. Saya berharap seluruh insan Tzu Chi sama seperti saya. Ketika melihat relawan kita tengah bersumbangsih, kita harus membangkitkan rasa terima kasih.
Relawan kita telah membantu dan menghibur banyak korban bencana. Dalam pembangunan, baik lantai maupun dinding, relawan kita berusaha memperbaiki segala kerusakan yang terjadi hingga kerusakannya tidak terlihat kembali. Hendaklah kita semua berterima kasih kepada para relawan yang telah mendedikasikan diri.
“Saat mesin berat bergetar, tubuh kita juga bergetar sehingga kita merasa Lelah,” kata Chen Zhen-qing relawan Tzu Chi.
“Sulit untuk bekerja dengan memakai jas hujan. Basah sedikit tidak masalah,” kata Li Jin-quan relawan Tzu Chi.
“Saya memakai koyok di punggung saya,” kata Deng Cun-de relawan Tzu Chi.
“Koyok?”
“Ya, karena dua hari ini, saya memindahkan banyak barang berat,” kata Zhou Yi-chang Relawan Tzu Chi.
“Entah karena lelah atau bagaimana, saya merasa seluruh tubuh saya tidak nyaman,” kata Deng Zheng-xiong Relawan Tzu Chi.
“Jarum ini membuat saya merasa lebih baik,” kata Chen Bi-xia relawan Tzu Chi.
“Anda bisa bernapas lebih lancar sekarang,” kata He Zong-rong Wakil Kepala Pusat Medis Tzu Chi Hualien.
“Jika tidak, saya merasa sesak napas,” kata Chen Bi-xia relawan Tzu Chi.
“Karena saat bencana ini terjadi, kami sangat ingin membantu korban bencana untuk memperbaiki ubin mereka yang retak sehingga kami mengangkati barang-barang yang berat tanpa pemanasan terlebih dahulu. Saat jarum ini ditusukkan, rasa sakit saya berkurang,” kata Li Wei-hong relawan Tzu Chi.
Saya juga berterima kasih kepada dokter yang memberikan pelayanan medis untuk relawan kita. Sekelompok Bodhisatwa kita telah lanjut usia dan menderita sakit punggung. Jadi, dokter kita merawat mereka dengan memberikan terapi akupunktur dan lainnya. Perhatian dan cinta kasih terus disampaikan dan sungguh menghangatkan hati. Saya sangat ingin berterima kasih dan mengunjungi seluruh relawan Tzu Chi. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Saya mendoakan kalian semua.
Keretakan dan kerusakan bangunan menyimpan potensi rasa takut
Bodhisatwa berhimpun untuk mengerahkan segala kemampuan
Memulihkan luka dan membawa kehangatan hati
Memperpanjang jalinan kasih sayang dengan cinta kasih tak terhingga
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Oktober 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 13 Oktober 2022