Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Berkah dan Kebijaksanaan di Jalan Kesadaran


“Nama saya Liu Xian-ting. Saya berterima kasih kepada kalian semua yang mendengarkan pertobatan saya di sini. Sejak muda, saya sangat memperhatikan penampilan. Saat duduk di bangku SMK, saya mulai belajar dandan. Nafsu keinginan saya terhadap materi sangat besar. Begitu pula dengan ketamakan saya. Saat bekerja, saya bahkan menginginkan suvenir yang disediakan perusahaan untuk klien kami. Namun, kini, saat membeli dan membuang barang, saya selalu mempertimbangkannya berulang kali,”
kata Liu Xian-ting relawan daur ulang.

“Kini saya tahu untuk menghargai dan mengasihi barang. Saya telah memahami makna dari berpuas diri. Melihat para relawan di depo daur ulang menjalankan fungsi masing-masing, bahkan ada yang menjalankan berbagai fungsi, kesombongan saya yang selalu merasa bahwa diri sendiri paling hebat pun perlahan-lahan luntur. Saya dapat memandang setara orang-orang dari berbagai profesi dan tahu bahwa setiap orang memiliki nilai masing-masing. Saya perlahan-lahan memahami bahwa tiada perbedaan mulia dan hina dalam pekerjaan,” lanjutnya.

“Saya hendak bertobat kepada Master, Bodhisatwa sekalian, dan semua orang yang pernah saya lukai. Dahulu, saya memiliki rasa iri hati yang kuat dan sering kali melukai orang lain tanpa saya sadari. Saya melukai orang lain, juga melukai diri sendiri. Melihat para relawan di sekitar saya mendukung pencapaian orang lain, saya juga belajar untuk mendoakan dan mendukung pencapaian orang lain dengan tulus,” pungkasnya.

Semua orang saling berbagi pengalaman yang sangat berharga dan patut kita dengar. Kita mendengar bagaimana para relawan kita menganalisis kehidupan mereka serta memotivasi dan mendukung pencapaian satu sama lain. Sungguh, setiap orang memiliki kehidupan yang indah. Keindahan ini berasal dari kebajikan. Setiap orang berpikiran dan berbuat baik. Perbuatan baik ini berasal dari ketulusan.


Bodhisatwa sekalian, bukankah kebenaran, kebajikan, dan keindahan telah terwujud dalam tutur kata dan perilaku kalian? Inilah kehidupan terbaik.

Kini teknologi sangat maju. Berkat kemajuan teknologi, di mana pun saya memberikan ceramah, orang-orang dapat mengikutinya. Setiap kali saya duduk, ada orang yang memberi tahu saya bahwa ada sekian ribu orang di sekian puluh negara yang mengikuti ceramah saya secara daring.

Saudara sekalian, kini ucapan kita dapat tersebar luas dan jauh. Kita dapat menyebarkan suara kita ke tempat yang jauh dan diri kita terlihat di mana-mana. Ini berkat kemajuan teknologi sekarang. Dengan membangkitkan sebersit niat baik dan mempraktikkannya secara nyata, kita dapat menginspirasi orang-orang di seluruh dunia. Orang-orang di seluruh dunia akan memuji perbuatan baik kita. Orang yang memiliki citra yang baik patut menjadi teladan bagi semua orang. Kita memberikan bimbingan setiap waktu.

Saya sering mengulas tentang pelajaran besar. Pada zaman sekarang, kita harus terus menyebarkan pelajaran besar ini agar setiap orang dapat memahaminya. Apa pelajaran besar ini? Bervegetaris.

Kita harus membuka pikiran kita agar kita dapat memahami kebenaran sejati tentang kehidupan. Kita harus tahu mengapa kita meneladan Buddha dalam melatih diri. Mengapa Buddha datang ke dunia ini? Apakah kalian tahu? Tahu tidak? Demi membimbing semua makhluk. Apakah semua makhluk ini hanya manusia? Bukan.


Semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Makhluk hidup yang sangat kecil pun memiliki hakikat kebuddhaan. Kita bisa melihat semut-semut. Saat dua ekor semut berpapasan, mereka akan berhenti sejenak. Menurut saya, mereka sedang menyapa satu sama lain. Saya merasa bahwa mereka berhenti sejenak untuk menyapa satu sama lain. Setelah itu, barulah mereka melanjutkan perjalanan masing-masing. Manusia hendaknya belajar dari semut. Jadi, banyak hal yang harus kita pelajari.

Dalam meneladan Buddha, kita harus memahami secara menyeluruh kebenaran di balik segala sesuatu di dunia ini. Karena itulah, kita mendengar Dharma. Setelah memahami kebenaran, kita bertobat atas kesalahan masa lalu kita.

Kini kita semua bergabung di Tzu Chi dan disebut sebagai insan Tzu Chi. Siapa yang bisa mengatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan kesalahan? Saya pun tidak berani berkata demikian. Namun, saya tahu bahwa saya tidak melakukan kesalahan besar.

Saya pernah melakukan kesalahan kecil yang menurut saya dampaknya tidak signifikan. Karena itu, saya memberikan nilai 99 untuk diri sendiri. Intinya, mari kita menginventarisasi kehidupan kita. Renungkanlah seberapa banyak kesalahan kita. Baik kesalahan besar maupun kecil, kita hendaknya bertobat atas semua itu.

Di kehidupan lampau, kita mungkin juga pernah melakukan kesalahan. Karena itu, kini kita juga harus bertobat atas kesalahan di kehidupan lampau. Kita berharap di kehidupan sekarang, kita dapat memupuk berkah dan kebijaksanaan bagi kehidupan mendatang. Kita memiliki lingkungan yang baik untuk menciptakan berkah.


Berhubung Tzu Chi merupakan sebuah keluarga besar, kita dapat memotivasi satu sama lain untuk bersumbangsih di tengah masyarakat. Kita mengasihi semua makhluk bagai keluarga sendiri serta menyayangi dan menjaga anak-anak bagai anak cucu sendiri. Jadi, semua insan Tzu Chi sangat kaya dan memiliki anak cucu di seluruh dunia. Bukankah kita merupakan orang yang dipenuhi berkah?

Besarnya berkah yang kita ciptakan bergantung pada banyaknya orang yang kita perhatikan. Besarnya kebijaksanaan yang kita kembangkan bergantung pada banyaknya orang yang kita bimbing. Jadi, untuk memupuk berkah dan kebijaksanaan, kita harus terus melakukan hal yang benar.

Jalan Bodhisatwa di dunia sangatlah panjang. Kita harus menapakinya dari kehidupan ke kehidupan hingga kita mencapai kebuddhaan dan pencerahan. Jalan ini sangat panjang dan harus ditapaki dari kehidupan ke kehidupan.

Kita harus memanfaatkan kehidupan kita untuk membimbing orang-orang menapaki jalan kesadaran para Buddha dan Bodhisatwa. Untuk itu, kita harus menggenggam waktu dan jalinan jodoh. Mari kita menginventarisasi masa lalu kita dan menjaga masa depan kita sekarang agar kita dapat menapaki Jalan Bodhisatwa selamanya.    

Membina keindahan, kebajikan, dan ketulusan di dalam hati
Bervegetaris dan memandang setara semua makhluk
Bertobat atas kesalahan masa lalu dan bersumbangsih dengan sukacita
Memupuk berkah dan kebijaksanaan dengan membimbing semua makhluk yang tak terhingga

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 12 Juni 2022    
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -