Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Berkah dan Keluhuran Bersama


Akibat ketidakselarasan pikiran segilintir orang, pecahlah perang antarnegara. Ada begitu banyak orang yang melarikan diri. Ke manakah mereka harus pergi? Bagaimana perasaan mereka sekarang? Hati saya sangat sedih ketika terpikir akan hal itu.

Setiap hari, saya berkata bahwa kita harus tulus berdoa agar ketulusan kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Sesungguhnya, ada berapa banyak orang yang telah tulus berdoa? Gema doa ini terlalu pelan. Karena tidak cukup banyak orang yang tulus berdoa, maka gema doa ini pun menjadi sangat pelan.

Belakangan ini, saya sering berpesan kepada semua orang untuk menggalang Bodhisatwa dunia karena jika hanya saya sendiri yang menyerukannya, suara saya sangatlah pelan. Bagaimana agar makin banyak orang yang berseru? Seruan saya sendiri sangatlah pelan dan tidak banyak yang dapat mendengarnya, bahkan lebih sedikit lagi yang dapat menyerapnya ke dalam hati dan tersadarkan. Jadi, berhubung tidak banyak yang mendengar seruan saya, saya merasa bahwa harapan sangatlah kecil.

Kita bisa melihat bahwa akibat perang Rusia dan Ukraina, harga barang kebutuhan pun melonjak. Begitu harga minyak bumi naik, biaya pengiriman barang pun ikut meningkat dan inflasi makin parah. Terlebih, konsumsi minyak bumi secara terus-menerus dapat memperparah polusi udara. Intinya, begitu nafsu keinginan manusia terbangkitkan, banyak sumber daya yang akan terkuras. Itulah yang menyebabkan terjadinya banyak pencemaran.


Lihatlah tumpukan pakaian bekas yang menggunung. Setiap helai pakaian yang dibuang menjadi sampah yang mencemari dan merusak lingkungan. Bukankah semua itu disebabkan oleh pikiran manusia? Jadi, jika kita semua sadar akan hal ini, kita pun dapat menjalani hidup dengan sederhana. Relawan kita selalu mengenakan seragam biru putih ketika mereka menjalankan aktivitas Tzu Chi. Mereka mengenakannya hampir setiap hari selama puluhan tahun. Bukankah pakaian itu masih terlihat baru? Intinya, kehidupan semula sangat sederhana.

Hanya karena pikiran yang bergejolak, orang-orang telah mencemari lingkungan, menciptakan karma buruk membunuh, dan sebagainya. Ketika ketamakan orang-orang terbangkitkan, timbullah rasa ingin memiliki. Bahkan orang yang telah memiliki rumah pun ingin membeli lahan tetangga. Ambisi seorang pemimpin negara mungkin lebih besar. Mereka mungkin berharap dapat menguasai negara tetangganya. Karena itulah, mereka terus menyerang negara tetangga dan menyebabkan banyak kerusakan.

Di dunia ini, semua materi tak luput dari pembentukan, keberlangsungan, dan kerusakan. Setelah lingkungan hidup mengalami kerusakan, orang-orang tidak bisa lagi tinggal di sana. Akhirnya, semuanya mengalami kehancuran. Ada banyak hal yang tidak habis untuk dibagikan. Di tengah penderitaan, ke manakah para pengungsi harus pergi? Jadi, kehidupan sungguh dipenuhi banyak penderitaan.


Saya tetap hendak mengingatkan kalian semua untuk senantiasa membangkitkan niat baik dan bersumbangsih sedikit demi sedikit semampu kita. Tak peduli berapa jumlah donasi, yang terpenting ialah kita membangkitkan ketulusan. Mari kita beranjali dan tulus berdoa. Dengan sumbangsih yang dipenuhi rasa syukur dan ketulusan doa, semoga cinta kasih kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Semoga dengan demikian, perang dapat segera berakhir dan kedamaian dunia terwujud. Semoga semua orang dapat mengubah pola pikir. Janganlah kita membawa bencana bagi dunia.

Kita harus menciptakan berkah bagi dunia. Dengan demikian, dunia akan damai dan semua orang akan dipenuhi berkah. Jadi, kini kita harus membantu para pengungsi agar mereka dapat makan kenyang dan memperoleh pakaian yang hangat. Dengan bersumbangsih sedikit demi sedikit semampu kita dan lewat estafet cinta kasih, bantuan kita dapat menjangkau para pengungsi serta membawa kehangatan bagi fisik dan batin mereka.

Kita harus yakin bahwa tetes-tetes sumbangsih kita dapat digunakan untuk membantu para pengungsi. Namun, sebagian orang mungkin akan berkata, "Apakah para pengungsi yang begitu jauh dari kita bisa menerima bantuan yang kita berikan?" Pasti bisa. Selama kita menghimpun tetes-tetes sumbangsih, maka akan terbentuk kekuatan yang tak terbatas. Karena itu, saya sering kali berkata bahwa dengan bersumbangsih, kita dapat memupuk pahala tak terhingga. Saat kita semua menyatukan cinta kasih bersama, barulah kita dapat membantu orang yang membutuhkan. Demikianlah kita memupuk pahala dan membina keluhuran.


Setiap orang bisa membina keluhuran dengan cinta kasih yang murni tanpa noda. Asalkan hati kita penuh cinta kasih dan kita menghimpun tetes-tetes cinta kasih bersama, maka akan terbentuk kekuatan besar. Kita harus memiliki keyakinan karena keyakinan adalah ibu dari segala pahala. Donasi-donasi kecil yang terhimpun bersama akan membentuk kekuatan besar.

Bodhisatwa sekalian, hendaklah setiap orang membangkitkan cinta kasih. Kita melakukannya bukan demi uang, melainkan untuk menginspirasi semua orang agar mereka dapat membangkitkan ketulusan. Dengan tulus menciptakan berkah dan melakukan kebajikan, semoga ketulusan kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Dengan menjaga keselarasan unsur alam dan keharmonisan antarmanusia, ketenteraman dunia akan terwujud. Dengan mengubah pikiran buruk menjadi pikiran baik, dunia akan damai dan tenteram.

Pikiran yang bergejolak menghancurkan lingkungan hidup
Perang menyebabkan peningkatan inflasi global
Membangkitkan cinta kasih bagi dunia
Memupuk berkah dan keluhuran bersama

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 29 April 2022
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -