Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Berkah dan Membina Kebijaksanaan untuk Mewariskan Dharma

Kita bisa melihat Tzu Chi dimulai dari menginspirasi orang berada untuk menolong orang kurang mampu. Kini, kita juga membangkitkan kekayaan batin orang kurang mampu. Bukan hanya orang berada yang bisa menolong orang yang menderita, bahkan orang yang menderita juga bisa menolong orang yang lebih menderita dari mereka. Saat membagikan bantuan di berbagai negara, relawan kita juga berbagi Dharma. Kita memberi tahu mereka bahwa Tzu Chi berawal dari semangat celengan bambu. Dengan menghimpun tetes demi tetes donasi kecil, kita bisa menolong orang yang menderita.

Tahun ini, Tzu Chi akan melangkah dari usia 51 tahun ke usia 52 tahun. Kita harus tahu bahwa dalam sebutir beras terhimpun cinta kasih sepanjang masa dan dalam hal terkecil pun (Terkandung Dharma yang mengubah kehidupan) Benar. Lihatlah petani kurang mampu di Myanmar. Setiap hari, mereka menyisihkan segenggam beras hingga terkumpul satu stoples. Setelah itu, semua orang menuangkan isi stoples ke dalam satu wadah sehingga terkumpul berkarung-karung beras yang bisa digunakan untuk menolong berbagai keluarga. Bukankah ini menunjukkan bahwa sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit?

Seperti inilah kekuatan cinta kasih. Karena itu, saya berharap setiap orang dapat memupuk berkah. Jangan meremehkan kekuatan dari sumbangsih kecil yang telah terhimpun. Bagaimanapun, dahulu orang kurang mampu membutuhkan beras. Begitu pula dengan sekarang dan masa mendatang. Singkat kata, dalam menjalankan misi amal, kita harus memberikan barang bantuan dan bahan pangan untuk menjaga kelangsungan hidup penerima bantuan.

doc tzu chi

Selain memupuk berkah, kita juga harus membina kebijaksanaan dengan mendengar Dharma. Kita harus memahami kebenaran yang tidak bisa dilihat dan disentuh. Karena itu, saya berkata bahwa kebenaran terkandung dalam hal-hal kecil. Contohnya sebatang pohon yang sangat besar. Pohon besar itu berawal dari sebutir benih. Namun, jika kita membelah benih itu, kita tak akan melihat sebatang pohon di dalamnya. Inilah prinsip kebenaran yang terkandung dalam hal-hal kecil. Begitu pula dengan ajaran Buddha. Dalam hal terkecil pun terkandung Dharma yang mengubah kehidupan.

Ajaran Buddha sangat halus dan padat. Prinsip kebenaran yang terkandung di dalamnya tidak habis untuk diulas. Karena itulah, Dharma sangat dalam dan padat. Jadi, dalam hal terkecil pun terkandung Dharma yang mengubah kehidupan. Arah yang saya tunjukkan pada kalian tahun ini adalah memupuk berkah tanpa meremehkan sumbangsih kecil, membina kebijaksanaan dengan mendengar Dharma, memupuk pengetahuan tentang Dharma, serta tekun dan bersemangat melatih diri. Jadi, kita harus giat mempraktikkan ajaran Jing Si, mewariskan inti sari Dharma dengan ikrar agung, menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia, dan mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan (Dengan Empat Pikiran Tanpa Batas).

Saya berharap insan Tzu Chi dapat mewariskan Dharma. Yang harus diwariskan adalah inti sari Dharma. Untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, kita membutuhkan inti sari Dharma. Insan Tzu Chi harus membina ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan serta mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Untuk menjalankan Empat Ikrar Agung, dibutuhkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Tanpa hati yang tulus, bagaimana kita bisa menyelamatkan semua makhluk? Jadi, kita harus bersumbangsih dengan tulus.

Ceramah Master Cheng Yen

Kita bisa melihat insan Tzu Chi memperhatikan para penerima bantuan dengan penuh ketulusan. Kita merangkul dan membimbing mereka dengan kekuatan cinta kasih. Tidak peduli bagaimana kondisi penerima bantuan, kita tetap mendampingi mereka dengan cinta kasih yang tulus. Kita juga harus membina kebenaran.

Untuk memutus noda batin, kita harus memiliki pandangan benar, pikiran benar, perhatian benar, dan lain-lain. Kita harus mempraktikkan Jalan Mulia Beruas Delapan. Jika bisa demikian, kita tidak akan melakukan kesalahan dan menimbulkan noda batin. Jadi, kita harus membina kebenaran. Kita juga harus membina keyakinan. Keyakinan adalah ibu dari segala pahala dalam pelatihan diri.

Berhubung Dharma sangat dalam dan padat, maka kita harus memiliki keyakinan mendalam, baru bisa menerima ajaran Buddha dan terus mempelajarinya dengan sabar. Kita juga harus membina kesungguhan. Dengan bersungguh-sungguh melatih diri, barulah kita bisa mencapai kebuddhaan. Insan Tzu Chi tidak boleh tidak memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Kita juga harus mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin.

Jadi, kita harus mempraktikkan cinta kasih agung tanpa penyesalan untuk membina cinta kasih yang tak terbatas, welas asih agung tanpa keluh kesah untuk membangun ikrar tanpa batas, sukacita agung tanpa kerisauan untuk menciptakan kebahagiaan tanpa batas, dan keseimbangan batin agung tanpa pamrih untuk membina rasa syukur tanpa batas. Demi kebahagiaan dunia ini, kita rela bersumbangsih tanpa penyesalan. Semoga setiap orang dapat memiliki kesatuan hati bagai bola Kristal yang berpusat pada titik yang sama.

doc tzu chi

Kita semua memiliki tujuan yang sama, yakni jalan kesadaran atau Jalan Bodhi. Bodhi berarti kesadaran. Kita menyemangati dan membimbing satu sama lain. Karena itulah, kita berkata bahwa hutan Bodhi bertumbuh dari akar yang sama. Selain itu, semua relawan juga harus bersatu hati untuk menggarap ladang berkah. Dunia ini adalah ladang berkah yang besar. Kita harus lebih banyak menjalin jodoh baik dan menggarap ladang berkah. Karena itu, kita harus bekerja sama dengan harmonis.

Akar kebijaksanaan setiap orang harus tertanam dalam di Jalan Bodhisatwa. Inilah hal-hal paling mendasar yang harus dilakukan oleh insan Tzu Chi dengan penuh kesungguhan hati. Kami berikrar untuk bersungguh hati melindungi semangat Tzu Chi dan bervegetaris untuk melindungi semua makhluk. Karena mengasihi Master, mengasihi Tzu Chi, dan ingin mewariskan ajaran Jing Si, kami pasti akan mewujudkannya.

Baik, saya sangat tersentuh. Kalian mengasihi Tzu Chi dan saya, tetapi yang terpenting adalah mengasihi semua orang di seluruh dunia. Ada banyak orang yang menderita di dunia ini. Kita semua harus membangkitkan cinta kasih an menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita harus melangkah dengan mantap. Tzu Chi berasal dari Hualien, Taiwan. Relawan di Hualien hendaknya lebih menghargai jalinan jodoh ini.

Kini Tzu Chi telah menjangkau lima benua. Kalian harus membangun ikrar agung untuk mengasihi orang yang saya kasihi, melakukan hal yang ingin saya lakukan, menyerap ajaran Tzu Chi ke dalam hati, dan senantiasa memutar roda Dharma, tahu tidak? (Tahu). Saya bersyukur atas kekuatan cinta kasih insan Tzu Chi. Semoga kalian bisa bersiteguh menapaki Jalan Bodhisatwa serta membina berkah sekaligus kebijaksanaan. Terima kasih.

Memupuk berkah: Dalam sebutir beras terhimpun cinta kasih sepanjang masa
Membina kebijaksanaan: Dalam hal terkecil pun terkandung Dharma yang mengubah kehidupan
Mewariskan inti sari Dharma dengan ikrar agung
Mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan dengan Empat Pikiran Tanpa Batas

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Februari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 Februari 2017

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -