Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Berkah dan Menghemat Sumber Daya Alam
Perubahan iklim yang ekstrem terjadi di seluruh dunia. Perubahan iklim ini bisa dirasakan oleh semua orang. Karena itulah, saya mengimbau orang-orang untuk membangkitkan ketulusan. Pada musim dingin, cuaca sebegitu dingin. Pada musim panas nanti, entah akan sepanas apa cuacanya.
Di tengah iklim yang ekstrem, cuaca yang dingin dan panas akan jauh berbeda. Orang-orang sering berkata bahwa cuaca di Taiwan bersahabat sepanjang tahun. Apakah tahun ini juga bisa demikian? Belum tahu. Cuaca pada musim semi ini begitu dingin. Bagaimana dengan musim panas nanti? Kita tidak tahu.
Singkat kata, hari demi hari terus berlalu. Kita harus memulai setiap hari dengan membangkitkan ketulusan.
Menghadapi perubahan iklim, kita harus membangkitkan ketulusan karena ia berkaitan erat dengan kehidupan kita. Saya sering berkata bahwa cuaca, bumi, dan manusia saling berkaitan. Saat cuaca tidak bersahabat, bumi akan terkena dampaknya. Begitu pula dengan kehidupan manusia. Jadi, saat cuaca dingin, manusia juga akan merasa dingin.
Berhubung alam berkaitan erat dengan kita, maka kita hendaklah waspada akan hal ini. Semua ini terjadi karena kekuatan karma. Perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia. Kita juga melihat lahan luas yang mengalami penggurunan.
“Berdasarkan penelitian sekitar tahun 2019, sekitar 76,8 persen dari lahan Mongolia telah terkena dampak penggurunan dan 24 persen di antaranya sangat serius,” kata Gomboluudev kepala urusan perubahan iklim Institut Meteorologi, Hidrologi, dan Lingkungan.
“Bagian yang berwarna merah menunjukkan bahwa jumlah hewan ternak melebihi daya tampung lahan peternakan berkali-kali lipat. Sebanyak 70 persen dari bagian yang berwarna merah sudah mengalami penggurunan. Artinya, jumlah ternak terlalu banyak sehingga lahan peternakan tidak memadai,” kata Dashdulan kepala bagian budi daya ternak Badan Pangan dan Pertanian Provinsi Tov.
Untuk bertumbuh, hewan membutuhkan makanan. Baik air maupun tumbuhan, hewan membutuhkannya dalam jumlah tertentu untuk pertumbuhan mereka. Di masa mendatang, tumbuhan membutuhkan air, hewan juga membutuhkan air. Untuk bertahan hidup, hewan juga membutuhkan tumbuhan dalam jumlah besar. Dengan siklus seperti ini, berapa banyak tumbuhan dan air yang tersisa untuk manusia? Karena itulah, manusia harus segera sadar. Jika kita mengurangi konsumsi daging atau tidak mengonsumsinya sama sekali, tidak akan ada begitu banyak hewan.
Manusia menggunakan ilmu pengetahuan dan rekayasa genetic untuk mengembangbiakkan hewan ternak sehingga jumlah hewan meningkat drastis. Untuk menernakkan hewan, dibutuhkan banyak sumber daya alam. Sesungguhnya, jika tidak menernakkan begitu banyak hewan, air dan tumbuhan yang dihabiskan tidak akan begitu banyak.
Kita hendaknya menaati hukum alam serta melindungi dan mengasihi kehidupan. Jika bisa demikian, barulah dunia ini akan dipenuhi berkah. Jika tidak, iklim kita akan menjadi iklim buatan. Mengapa disebut iklim buatan? Karena karma buruk kolektif semua makhluk telah menimbulkan polusi udara dan meningkatkan temperatur Bumi.
Kini kita sering melihat di berbagai negara, guyuran hujan deras mengakibatkan banjir. Ada pula yang dilanda kekeringan sehingga manusia pun sulit untuk bertahan hidup. Sungguh, ini merupakan kondisi iklim abnormal. Manusia sudah mulai mengalaminya, merasakan dampaknya, dan menghadapi kesulitan karenanya. Ini adalah tantangan yang perlahan-lahan harus dihadapi umat manusia.
Kini, orang-orang menggunakan air, seperti untuk mencuci tangan, dengan sesuka hati. Saya sering berkata bahwa krisis air bisa saja terjadi. Mulai sekarang, kita harus waspada. Kita harus senantiasa mengingatkan diri sendiri. Saat tangan kita menyentuh air, kita harus mengingatkan diri sendiri untuk menghemat air dan menghargai sumber air.
Jika setiap orang dapat menghemat sedikit air, konsumsi air akan banyak berkurang. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Jadi, mulai sekarang, mari kita bersungguh-sungguh menghargai sumber air. Kita harus mengurangi pemakaian air agar orang-orang tidak perlu merasakan bagaimana rasanya kekurangan air. Itu akan mendatangkan penderitaan tak terkira.
Meski kita menyerukan untuk menghemat air, tetapi orang-orang yang tak menyadari masalah ini mungkin berpikir bahwa air masih sangat berlimpah. Demikianlah orang yang tidak waspada dan belum pernah kekurangan air. Namun, jika itu terjadi, semuanya akan terlambat. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus memupuk berkah. Selain berhemat dan mengurangi pemborosan, kita juga harus memupuk berkah. Ini disebut mengakumulasi berkah.
Dengan mengurangi konsumsi, kita bisa menjaga ketersediaan sumber daya alam. Kita harus mengurangi laju konsumsi yang tinggi ini. Jadi, setiap orang harus mengingatkan diri sendiri untuk berhemat agar ada sumber daya alam yang berlimpah yang dapat digunakan dalam jangka panjang.
Kita harus mengakumulasi berkah. Jangan mengikis berkah. Intinya, orang-orang harus menyadari masalah ini sebelum terlambat.
Waspadalah terhadap
perubahan iklim yang ekstrem
Krisis air mengingatkan
orang-orang untuk menghargai sumber daya alam
Mengendalikan nafsu
makan dan mengurangi pertikaian
Memupuk berkah dan menghemat
sumber daya alam
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 24 Maret 2021