Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Berkah dan Pahala dengan Mengendalikan Nafsu Keinginan

“Kami menerima semakin banyak pasien anak yang mengalami malagizi. Karena kondisi ekonomi yang buruk, sebagian orang tua tidak punya uang untuk membawa anak mereka berobat ke RS sehingga anak mereka meninggal dunia,” kata perawat.

Ini sangat mengkhawatirkan. Perbuatan manusia telah mendatangkan berbagai bencana. Wabah penyakit dan kelaparan terus terjadi di berbagai tempat.

Kini, orang yang kekurangan bahan pangan dan dilanda kelaparan di seluruh dunia sudah melebihi 800 juta orang. Ini sungguh mengkhawatirkan.

Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia terus terjadi. Atas berkah yang dimiliki hari ini, kita hendaklah bersyukur. Kita harus sering bertobat dan senantiasa bersyukur. Kita harus mempraktikkan Dharma untuk mengobati dunia ini.

Saat ini, untuk menjauhkan segala bencana, kita harus menjaga Dharma yang mendalam. Kita harus bersungguh-sungguh menjaga Dharma. Kebenaran harus dipraktikkan karena merupakan santapan jiwa kebijaksanaan dan obat mujarab bagi dunia ini.

Saat ini, yang terpenting ialah mengobati dunia ini dengan Dharma dan menjauhkan segala bencana dengan menjaga Dharma yang mendalam. Kita harus terus menyelami Dharma yang mendalam.


Meski terlihat sangat sederhana, tetapi pola makan vegetaris merupakan obat mujarab bagi dunia. Pola makan vegetaris sangat sederhana, tetapi ia mengandung kebenaran yang mendalam. Jika hal yang sederhana saja tidak bisa dilakukan, bagaimana kita mengatasi wabah penyakit? Inilah yang harus kita khawatirkan. Jadi kita harus bersungguh hati.

Lihatlah bagaimana Bodhisatwa melatih diri dahulu. Dalam melatih diri, Bodhisatwa harus mengendalikan banyak nafsu keinginan. Nafsu keinginan terhadap makanan saja sudah sangat besar.

Saat ini, kita mengimbau orang-orang untuk bervegetaris. "Bisakah Anda bervegetaris? Saya bisa sekali atau dua kali saja. Mengapa tidak sepenuhnya bervegetaris? Bukan saya tidak mau, tetapi keluarga saya tidak mau. Anda bisa mengajak mereka untuk bervegetaris bersama. Itu sangat sulit. Saya sendiri bisa bervegetaris, tetapi mengajak keluarga saya sangat sulit. Benarkah sesulit itu?"

Jadi, belakangan ini, saya terus merasa bahwa bervegetaris merupakan hal yang sangat sulit bagi orang-orang. Hal yang sangat mudah ini malah menjadi kesulitan besar bagi orang-orang. Semua orang hendaknya memahami bahwa bervegetaris sangatlah mudah. Jika semua orang bervegetaris, tidak akan ada hewan yang dibunuh untuk dikonsumsi. Ini berarti menabur benih baik.

 

Benih dan kondisi pendukung yang baik akan menghasilkan buah dan akibat yang baik. Ini bergantung pada sebersit niat. Dengan adanya niat untuk bervegetaris, perlahan-lahan, mulut, fisik, dan batin orang-orang akan tersucikan. Dengan demikian, unsur alam akan kembali selaras dan tercipta lingkungan yang bersih.

Kini dunia ini penuh dengan kekeruhan karena pola makan orang-orang. Pikirkanlah, kini dunia ini penuh penderitaan. Bencana-bencana yang terjadi merupakan buah dari benih yang telah ditabur. Jadi, kita harus sepenuh hati merenungkannya.

Para Buddha dan Bodhisatwa yang bijaksana melatih diri dari kehidupan ke kehidupan dengan melindungi kehidupan dan dunia ini. Mereka mengasihi kehidupan. Dari kehidupan ke kehidupan, mereka mengasihi dan melindungi kehidupan. Kehidupan melatih diri mereka sangat sederhana.

Terjun ke tengah masyarakat untuk menyelamatkan semua makhluk merupakan ikrar para Buddha dan Bodhisatwa. Mereka berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk yang tak terhingga. Mereka melindungi semua makhluk dan membimbing orang-orang untuk melindungi dan mengasihi kehidupan. Ini demi menyucikan hati kita.

Kita harus menciptakan berkah untuk meredam bencana. Berkah dan pahala dapat menawarkan racun. Kini seluruh dunia diselimuti pandemi COVID-19. Akibat pandemi ini, perekonomian global sangat terpukul. Banyak orang yang kelaparan ataupun kehilangan pekerjaan. Keluarga yang kekurangan dan menderita semakin lama semakin banyak. Ini termasuk racun. Jadi, jika setiap orang dapat menciptakan berkah, akan ada penawar untuk racun ini.

 

Saat terjadi bencana, seperti wabah penyakit ini, jika kita dapat menciptakan berkah dan pahala serta membina pikiran benar, kita akan terbebas dari bencana.

Pandemi kali ini sungguh mendatangkan pelajaran besar bagi kita. Untuk mencegah penyebaran pandemi, kita harus mengendalikan nafsu keinginan. Jangan biarkan diri kita menciptakan begitu banyak karma buruk hanya karena tamak akan cita rasa makanan. Jadi, kita harus segera menciptakan karma baik. Bagaimana menciptakan berkah bagi dunia? Kita harus bervegetaris.

Dengan demikian, barulah berkah dan pahala kita dapat menawarkan racun-racun itu. Racun yang saya maksud di sini berkaitan dengan peternakan. Selain menghabiskan sumber daya alam, peternakan juga menimbulkan pencemaran, baik bagi udara maupun bumi. Ini bisa mendatangkan bencana.

Kenikmatan yang dirasakan sekarang menyimpan bahaya bagi masa mendatang. Kenikmatan sekarang merupakan hasil dari merusak alam sebelumnya dan dapat meninggalkan racun bagi masa mendatang. Jadi, setiap orang hendaklah tersadarkan.

Saat bencana terjadi, setiap orang harus tersadarkan. Kini sudah waktunya untuk tersadarkan.

Menjauhkan segala bencana dengan menjaga Dharma
Obat mujarab bagi dunia hanyalah pola makan vegetaris
Memetik hikmah dari pelajaran besar dan membina pikiran benar
Memupuk berkah dan pahala dengan mengendalikan nafsu keinginan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Oktober 2020
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 01 November 2020

Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -