Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Berkah dengan Menyebarkan Dharma dan Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk


Saya sering berbicara tentang pelajaran besar. Iklim tengah mengalami perubahan. Bagaimana cara kita memperlambat perubahan ini agar bencana akibat iklim tidak sering terjadi? Satu-satunya cara ialah membangkitkan cinta kasih semua orang. Oleh karena itu, saya sering mengatakan bahwa hendaklah kita menyucikan hati manusia dan membawa keharmonisan di tengah masyarakat. Inilah tujuan bersama semua agama. Hal ini dapat dilakukan oleh semua orang dan bukanlah hal yang mustahil selama kita memiliki tekad dan bersatu hati.

Sebelum saya memulai perjalanan saya, relawan Tzu Chi Eropa telah berkumpul bersama. Apa yang mereka lakukan? Membantu warga terdampak perang Rusia-Ukraina. Kita melihat orang-orang yang kehilangan tempat tinggal dan kehilangan orang yang mereka cintai. Inilah penderitaan hidup. Sungguh banyak penderitaan dalam hidup ini. Ada juga penderitaan yang terjadi akibat siklus lahir, tua, sakit, dan mati; ada juga penderitaan karena kemiskinan dan kekurangan sumber daya medis saat sakit, seperti dokter dan obat-obatan. Hal ini terjadi di seluruh dunia.

Melihat kondisi banyak negara, saya memikirkan tentang kehidupan saya sendiri dan merasa bersyukur. Saya berterima kasih kepada diri sendiri karena terlahir sebagai manusia di dunia ini; saya berterima kasih kepada orang tua yang telah memberikan tubuh ini pada saya; saya juga berterima kasih kepada guru saya yang telah memberikan kalimat ini kepada saya, "Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk." Inilah arah saya untuk meneruskan jiwa kebijaksanaan. Saya sungguh senang menjaga jiwa kebijaksanaan saya.


Hari demi hari berlalu seiring berjalannya waktu. Kehidupan saya saat ini bagaikan semut yang tengah mendaki Gunung Sumeru. Beginilah saya yang terus mendaki dan seharusnya sudah hampir tiba. Namun, saat ini, saya akan meluncur turun dengan cepat dan menunggu kehidupan selanjutnya. Saya berharap di kehidupan selanjutnya, saya akan terlahir kembali sebagai manusia dan saya bersedia untuk mendaki kembali Gunung Sumeru bagaikan seekor semut. Inilah harapan yang saya bagi diri sendiri setiap harinya.

Ketika kita bersyukur atas tubuh kita, hendaklah kita berterima kasih kepada orang tua dan membalas budi orang tua yang telah memberikan tubuh ini pada kita. Saya ingin membalas budi orang tua, membalas budi guru, dan membalas budi semua makhluk. Berkat orang tua, saya dapat memiliki tubuh ini; berkat guru, saya memiliki arah yang benar dalam hidup; berkat semua makhluk di dunia, saya tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup.

Waktu akan terus berlalu dan Bodhisatwa akan terus berkumpul. Oleh karena itu, saya sering membahas tentang segenggam beras. Lihatlah Myanmar, para relawan di sana bersatu untuk membantu orang lain. Mereka yang hidup dalam kekurangan juga dapat membantu orang lain yang hidup dalam kemiskinan.

Saat ini, ada lebih dari 80 ribu orang yang senantiasa menyisihkan segenggam beras setiap hari. Ketika beras dikumpulkan setiap bulan, mereka dapat membantu hampir 4 ribu keluarga. Beberapa dari mereka pernah menerima bantuan dan saat ini, mereka terinspirasi untuk turut memberi dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Upaya mereka seperti ini dapat menyucikan dunia dan membantu orang-orang yang kesulitan.


Hendaklah kita percaya dengan keyakinan kita. Kita memiliki keyakinan akan ajaran Buddha. Buddha mengajarkan kepada kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Bagi umat Katolik dan Kristen, mereka diajarkan untuk memiliki kemurahan hati dan belas kasih. Semua agama pada dasarnya adalah sama, yaitu mengajarkan interaksi dengan cinta kasih.

Hendaklah kita menyucikan hati manusia dan memotivasi semua orang untuk membangkitkan cinta kasih. Kemurahan hati, cinta kasih, dan belas kasih akan bersatu menjadi sebuah cinta kasih agung. Kita harus menghormati semua agama dan saling bersyukur. Cinta kasih dan welas asih dari ajaran Buddha tidak terlepas dari kemurahan hati dan belas kasih. Semuanya memiliki jalan yang sama. Namun, manusialah yang membeda-bedakan dengan memberikan label agama. Sesungguhnya, kita tidak perlu membeda-bedakannya.

Agar kehidupan manusia damai dan tenteram, hendaklah semua orang mencintai Bumi, menjaga Bumi agar tetap bersih dari polusi, melatih diri sendiri, dan melindungi dunia dengan cinta kasih. Inilah nilai agama.

Setiap orang juga harus berterima kasih pada diri sendiri. Ketika kita masih memiliki jalinan jodoh, kita harus menggenggamnya dan terus menapaki Jalan Bodhisatwa tanpa henti. Inilah kondisi sebab akibat.


Hendaklah kita menjalin jodoh baik secara luas dan menyerukan cinta kasih kepada semua orang. Saat ini, kita masih memiliki kemampuan untuk menggalang cinta kasih, menyucikan hati manusia, menyatukan orang-orang dari berbagai agama, dan membimbing orang-orang yang tersesat untuk mengubah batin awam ke arah yang suci. Jalan suci ini adalah agama. Tidak peduli agama apa pun, kita semua harus saling menghormati.

Semua agama memiliki jalinan jodoh dengan makhluk hidup. Semua agama dapat membimbing orang untuk memiliki arah hidup yang benar. Bagi orang-orang yang memiliki jalinan jodoh dengan ajaran Buddha, hendaklah kita menyebarkan ajaran-Nya ke mana pun.

Belakangan ini, saya sering mendengar tentang menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Ya. Bagaimana cara kita menyebarkan Dharma? Ini membutuhkan usaha semua orang. Kita harus memiliki metode yang benar untuk bersumbangsih dan mempraktikkan kebajikan. Hanya dengan kebajikan, barulah kita dapat melenyapkan bencana. Oleh karena itu, saya sering berkata bahwa satu kebajikan dapat menghalau ribuan bencana dan keluarga yang berbuat baik akan dipenuhi berkah. Inilah yang disebut dengan berkah.

Semua orang dapat menciptakan berkah. Dengan menciptakan berkah, kita dapat mengurangi bencana. Jadi, agar dunia kita damai dan tenteram, kita harus merawat Bumi dengan baik dan mengurangi polusi udara. Hendaklah kita semua bermawas diri dan tulus. 

Membawa jalan yang benar dan mempraktikkan kebajikan yang abadi
Membantu yang miskin, membimbing yang kaya, dan menyucikan hati manusia
Seluruh agama bertujuan untuk membangkitkan cinta kasih agung
Melatih diri, membawa manfaat bagi orang lain, dan memupuk berkah     

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Desember 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 18 Desember 2022
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -