Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Cinta Kasih, Pahala, dan Berkah

Setiap hari, saya memperhatikan kebakaran hutan yang terjadi di berbagai negara dan wilayah. Saat kebakaran hutan terjadi, sangat sulit untuk memadamkannya. Di Bumi ini, lahan hutan tidaklah banyak, tetapi kebakaran terus berlangsung dan tidak bisa dipadamkan. Ini sangat mengkhawatirkan.

Kebakaran hutan juga berkaitan erat dengan perubahan iklim karena dapat menimbulkan polusi udara. Kita hendaknya lebih bersungguh hati memandang ke seluruh dunia dan memperhatikan kondisi lingkungan. Bukan hanya tumbuhan yang layu, hewan-hewan juga mati kehausan. Bagaimana manusia bisa bertahan hidup? Ini sungguh mengkhawatirkan.

Saya juga berharap dalam keseharian, kita dapat mengemban tanggung jawab untuk melindungi Bumi dengan menghargai sumber daya alam, baik air maupun sumber daya lainnya. Semoga setiap orang dapat mengasihi diri sendiri dan menghargai sumber daya. Kita harus mengasihi moralitas dan jiwa kebijaksanaan diri sendiri.

Kita juga harus mengasihi bumi. Dengan mengurangi konsumsi, kita dapat menghemat sumber daya alam yang bisa membawa manfaat bagi makhluk hidup lain. Jangan mengira bahwa orang dan makhluk hidup lainnya yang dilanda bencana berada jauh dari kita dan tidak memiliki hubungan apa pun dengan kita. Sesungguhnya, semua orang hidup di bumi dan menghirup udara yang sama. Jadi, kita yang hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama hendaknya hidup berdampingan.

 

Dengan menghimpun setetes cinta kasih, berarti kita memupuk setetes pahala. Kita harus mengasihi jiwa kebijaksanaan diri sendiri dan mengasihi bumi. Kini, setiap orang hendaknya bersungguh-sungguh memahami kondisi Bumi dan bertindak secara nyata untuk melindungi Bumi. Asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja.

Lewat siaran berita, kita tahu bahwa di seluruh dunia, banyak kaum cendekiawan yang telah paham pentingnya pelestarian lingkungan, tetapi sulit bagi mereka untuk menjalankannya. Orang-orang berharap dapat mengembangkan perekonomian negara masing-masing.

Demi mengembangkan perekonomian, orang-orang mencemari bumi dan udara. Negara maju tidak akan menyerah untuk mengembangkan perekonomian. Begitu pula dengan negara berkembang. Jika berkesempatan, negara tertinggal juga akan berusaha untuk mengembangkan perekonomian. Singkat kata, aktivitas manusia telah memperparah pencemaran bumi dan udara.

Setiap orang tahu dan merasakannya, tetapi tidak waspada akan hal ini. Bencana yang menggemparkan dunia akan segera datang, tetapi orang-orang belum menyadarinya. Ini sangat mengkhawatirkan. Kita bisa melihat banyak orang yang menderita karena kekurangan ataupun dilanda bencana, kekeringan, dan kelaparan.


Kini, harga secangkir kopi di Taiwan lebih dari 100 dolar NT. Ada yang meminum kopi demi menikmati rasa kopi, ada pula yang demi mengikuti tren. Dengan menghemat pengeluaran untuk secangkir kopi, kita bisa menolong banyak orang yang kekurangan bahan pangan. Jadi, kita hendaknya bersyukur atas kehidupan kita yang berkecukupan dan jangan memboroskan sumber daya. Dengan tidak memboroskan sumber daya, kita bisa menolong banyak orang tanpa memengaruhi kelangsungan hidup kita.

Kita juga sedang berusaha untuk memperbaiki kehidupan orang-orang yang menderita di Afrika. Kita berharap terdapat pelayanan medis dan rumah bagi warga untuk melindungi mereka dari angin dan hujan. Inilah yang tengah kita rencanakan dan koordinasikan dengan pemerintah setempat. Kita tidak bisa langsung menjalankannya karena ada banyak aturan yang harus ditaati.

Kita harus menyebarkan Dharma di dunia ini. Namun, untuk menyebarkan Dharma, kita harus berinteraksi dengan orang lain. Dengan adanya kesempatan dan jalinan jodoh untuk menjangkau orang yang membutuhkan, kita baru bisa memberikan bantuan pada mereka. Berhubung kita berada di tempat yang jauh, satu-satunya cara ialah memanfaatkan kekuatan relawan lokal. Dengan menginspirasi warga setempat bergabung menjadi relawan, barulah mereka bisa terbebaskan. Dengan membangkitkan kekayaan batin, mereka juga bisa menolong sesama. Ini sangat menyentuh.


Saya sangat mengasihi para Bodhisatwa di Afrika. Dengan hati yang cemerlang, mereka bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih. Meski juga hidup kekurangan dan tinggal di rumah yang bobrok, mereka bisa menolong orang-orang yang tidak bisa bertahan hidup sendiri. Kita tengah berusaha untuk menolong orang-orang yang membutuhkan.  Orang yang menderita tengah menantikan bantuan kita yang penuh cinta kasih.

Di seluruh dunia terjadi banyak bencana akibat ketidakselarasan empat unsur alam. Setiap hari, saya merasa sangat sedih dan terus memikirkan cara untuk menolong orang yang membutuhkan. Dengan kekuatan cinta kasih, kita memperhatikan hal-hal yang terjadi di seluruh dunia dan terus melangkah maju dengan penuh semangat.

Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Kita harus terus menginspirasi Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa harus terjun ke tengah masyarakat. Inilah yang diajarkan oleh Buddha. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Kalian hendaknya mendengar Dharma dan berusaha untuk menjalani kehidupan dengan baik dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kalian harus tekun dan bersemangat dalam hal ini. Saya mendoakan kalian.

Memandang ke seluruh dunia dan menyadari peringatan alam
Dunia ini tidak tenteram bagai rumah yang terbakar
Mengendalikan nafsu keinginan dan mengasihi bumi
Memupuk cinta kasih, pahala, dan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Desember 2019    
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 Desember 2019
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -