Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk dan Mewariskan Kebajikan dalam Keluarga
“Hari ini ada Kakak Gao-ai dan Kakak Xie.”
“Sepasang suami istri menjual bakpao goreng sepanjang hidup mereka dan menyumbangkan dua puluhan juta dolar NT sebagai komisaris kehormatan. Mereka ada di sini.”
“Terima kasih atas welas asih Master yang telah menyelamatkan banyak orang,” kata Xie Ming-he relawan Tzu Chi usia 90 tahun.
“Kakak Gao-ai selalu bangun pada pagi hari dan pergi menyapu Jembatan Huazhong demi membantu Master membangun rumah sakit,” kata Chen Zhao relawan Tzu Chi usia 87 tahun.
“Ketika berpikir bahwa Master ingin membangun rumah sakit, saya benar-benar sedih karena saya tidak memiliki uang. Saya berpikir apa yang bisa saya lakukan. Saya hanya bisa menyapu jalanan dan tidak memiliki keterampilan apa pun. Untuk membangun rumah sakit, Master pasti membutuhkan biaya yang besar. Batu besar pasti terbentuk dari kumpulan batu yang kecil. Saya bahkan tidak berani mengatakan bahwa saya adalah batu kecil, melainkan hanyalah butiran pasir,” kata Huang Gao-ai relawan Tzu Chi usia 91 tahun.
Saya sangat berterima kasih. Semuanya begitu sepenuh hati. Ketika saya ingin membangun rumah sakit, kalian semua berusaha membantu saya. Saat itu, seorang relawan bernama Sheng-sheng berkata bahwa, bahkan jika dia terjatuh dan ada pasir yang mengenai bajunya, dia akan membawa pasir itu ke lokasi pembangunan rumah sakit dan menaruhnya bersama dengan semen yang kita punya. Inilah yang kalian lakukan selama ini. Semuanya memiliki hati yang sama. Inilah sebabnya saya selalu berharap agar kita semua menggenggam sejarah Tzu Chi.
Selama kita masih ada, kita dapat menjadi saksi satu sama lain bahwa apa yang kita lakukan adalah benar. Misalnya, ketika kita bercerita, orang sebelah akan berkata, "Benar, saat itu tidak hanya dia, tetapi ada saya dan yang lainnya." Dengan demikian, cerita kita akan menyeluruh. Begitulah sejarah Tzu Chi di zaman ini. Hal terpenting saat ini ialah menyucikan hati manusia. Terlebih lagi, teknologi telah berkembang pesat dan kita dapat menggunakan berbagai alat untuk mencatat kebenaran. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa pada awalnya, kita memulai segalanya dari sumbangan kecil hingga saat ini kita dapat membawa bantuan ke banyak negara.
Saat ini, ke mana pun kita membawa bantuan, orang-orang akan membangkitkan rasa syukur. Selain itu, ketika insan Tzu Chi ada di suatu tempat dan membawa bantuan, orang lain akan tersentuh dan anggota donatur akan terus bertambah. Oleh karena itu, saya sangat bersyukur dapat ada hingga saat ini. Tanpa langkah yang mantap di awal, bagaimana kita bisa ada hari ini dan meninggalkan jejak Tzu Chi di seluruh dunia? Setiap langkah yang kita ambil dapat terlihat jelas. Oleh karena itu, saya selalu berterima kasih atas kerja keras banyak orang hingga saat ini.
Saya ingin terus memberi tahu semuanya bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur. Saya sangat berterima kasih kepada kalian, tetapi saya tidak memiliki waktu untuk mengatakannya kepada setiap orang satu per satu. Namun, kalian semua harus percaya bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur. Tidak hanya kita yang akan memperoleh manfaat, kita juga bisa membagikannya kepada banyak orang. Kita bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Ajaran Buddha dapat disebarkan ke seluruh dunia dan disaksikan oleh semua orang.
“Pada awalnya, kami memang adalah pekerja seni. Namun, tidak pernah terpikirkan bahwa keterampilan dalam pertunjukan seni dapat dipadukan dengan Dharma. Terlebih lagi, kami dapat mengikuti jejak Master untuk menyebarkan ajaran benar ke seluruh dunia dan semua orang. Setiap kali memerankan kisah di pondok kayu kecil dan melihat tampilan di layar belakang, saya akan membayangkan Master. Inilah ikrar Master jalankan selama setengah abad lebih. Seiring dengan suara dan gambar, kita kembali mengulas inti sari Dharma dan Jalan Bodhisattva Tzu Chi,” kata Tang Mei-yun Ketua Tim Opera Tang Mei Yun.
“Selama proses pementasan adaptasi Sutra, ketika melihat insan Tzu Chi, saya hanya bisa mengatakan satu kata, yaitu kagum. Penampilan mereka sangat tak terbayangkan. Saya sangat berterima kasih atas sumbangsih dari insan Tzu Chi dan bimbingan Master. Benih cinta kasih dan kebajikan telah kita taburkan kepada banyak orang. Saya menyadari bahwa tingkat tertinggi dari agama ialah mendobrak pagar pembatas agama dan ras,” kata Huang Zhi-qun Direktur U-Theatre.
“Sebagai seorang seniman, dengan kesempatan yang ada di hadapan saya, saya benar-benar memikirkan bagaimana melangkahi tembok ini dengan kekuatan seni,” kata Liu Ruo-yu Pendiri U-Theatre.
Untuk pementasan adaptasi musikal Himne Inti Sari Dharma Sutra Makna Tanpa Batas, saya sangat berterima kasih kepada Guru Liu, Guru Huang, dan Mei-yun. Mereka telah menjalankannya lebih dari sekadar pekerjaan. Profesi mereka di bidang seni telah berjalan lebih dari 10 tahun. Namun, hati mereka sama seperti kita semua. Semuanya sama-sama adalah murid saya dan mereka juga menyebarkan Dharma dan memberi manfaat bagi semua makhluk. Mereka sangat sepenuh hati dan telah melakukannya dengan baik.
Seluruh dunia telah menyaksikan pementasan adaptasi Sutra ini. Mereka telah membantu meningkatkan visibilitas keindahan dari kebenaran sejati. Ini semua dimungkinkan karena cinta kasih dan kebajikan banyak orang yang bersumbangsih tanpa pamrih. Dengan ketulusan seperti ini, bagaimana mungkin para Buddha dan Bodhisattva tidak mendengarnya? Saya sangat berterima kasih. Kita sungguh telah menyebarkan ajaran Buddha. Kita juga bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Kita telah meningkatkan visibilitas ajaran Buddha. Saya sangat berterima kasih.
“Melakukan pementasan selama 3 hingga 4 jam bukanlah suatu masalah bagi kita. Kita telah menyelesaikan pementasan adaptasi Sutra dengan sangat baik,” kata Xie Luo Yu-mei relawan Tzu Chi usia 90 tahun.
“Meski sudah tua, saya tidak menyerah. Saya sangat senang dapat mengambil bagian dalam pementasan adaptasi Sutra. Saya mengalami kesulitan mendengar pada kedua telinga. Ada yang bertanya, ‘Anda sulit mendengar. Bagaimana Anda bisa tampil dalam pementasan?’ Saya menjawab, ‘Saya melihat orang-orang di sekitar saya dan meniru gerakan mereka.’ Sebagai sutradara, Kakak Ci Yue membimbing kami untuk memperagung ladang pelatihan ini. Dia juga memuji penampilan para lansia dan memberikan nilai 100,” kata Leng Zhong Yu-hui relawan Tzu Chi usia 92 tahun.
Saya sangat berterima kasih karena tahun ini kita memiliki pementasan yang begitu indah. Inilah akumulasi dari citra Tzu Chi. Selama puluhan tahun, insan Tzu Chi dengan tulus hati mempraktikkan ajaran saya. Semuanya benar-benar melakukan apa yang saya katakan. Saat ini, kita mengarahkan pandangan setiap orang agar dapat melihat apa yang Tzu Chi lakukan. Selain menyalurkan barang bantuan dan bersumbangsih di tengah masyarakat, kita harus menunjukkan memperlihatkan Tzu Chi dengan gambaran yang lebih kuat, yaitu melalui pementasan adaptasi Sutra. Saya berharap ini akan terus ada dan diwariskan dari generasi ke generasi.
“Awal tahun ini, ketika ibu saya memberi tahu bahwa tahun ini ada pementasan adaptasi Sutra, saya tidak bersedia ikut sama sekali. Bahkan, setelah mulai latihan, saya masih tidak terlalu bersedia mengambil bagian. Kemudian, saya secara inisiatif berubah pikiran menjadi bersedia. Hal yang ingin saya bagikan ialah setelah saya mengubah pola pikir, saya mulai memperoleh manfaat, yaitu Dharma meresap ke dalam hati saya. Ketika hati saya terbuka, Dharma akan masuk. Saya mulai melihat ke dalam hati saya dan mengintrospeksi diri. Kemudian, saya mulai bertobat. Saya menyadari bahwa dahulu, saya memiliki banyak kebiasaan buruk. Jadi, saya mulai mengintrospeksi diri dan memikirkan cara untuk berubah,” kata Huang Jia-hui relawan pementasan adaptasi Sutra.
“Sekarang, setelah saya melalui ini, dan berpartisipasi dalam pementasan, saya menyadari bahwa Dharma sebenarnya ada di mana-mana. Saya juga berikrar untuk menjadi seseorang yang dapat membawa manfaat bagi semua makhluk. Jadi, mulai tahun depan, saya akan mendedikasikan diri menjadi relawan komunitas. Saya juga bersedia memberikan kekuatan kecil yang saya miliki, menghimpun kebajikan bersama semua orang, dan menjadi aliran murni di Masyarakat,” pungkas Huang Jia-hui.
Hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh. Kalian semua telah mewariskan kebajikan di dalam keluarga. Saya berharap kalian dapat terus mewariskannya ke setiap generasi. Saya juga berharap dapat mewariskan Tzu Chi kepada generasi berikutnya. Dengan harapan yang penuh seperti ini, Tzu Chi baru dapat diwariskan.
Menghimpun kekuatan sedikit demi sedikit
Melangkah dengan mantap dalam menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia
Mengikuti ajaran benar dan mewariskan kebajikan dalam keluarga
Meneruskan ajaran Sutra Makna Tanpa Batas
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 27 November 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 29 November 2023