Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Karma Baik dengan Membawa Manfaat bagi Sesama


Saya bersyukur kepada seluruh komisaris kehormatan yang terus mendukung Tzu Chi. Bagaikan tetesan air yang memenuhi guci besar, himpunan donasi semua orang dapat digunakan untuk melakukan banyak hal bagi masyarakat dan dunia. Tentu saja, saat terjadi bencana besar ataupun kecil, bantuan berupa tenaga dan materi dari setiap orang sangat dibutuhkan.

Di wilayah yang aman dan tenteram pun pasti ada orang yang hidup kekurangan dan menderita. Ini tidak bisa dihindari. Di negara yang makmur pun pasti ada orang yang menderita. Karena itu, pelaksanaan misi amal kita tidak pernah berhenti sehari pun. Misi amal selalu dijalankan tanpa henti. Berkat himpunan tetes demi tetes donasi dari banyak orang, barulah kita bisa melakukannya.

“Ada satu pertanyaan dalam benak saya. Sesungguhnya, berapa banyak karma buruk saya dan bagaimana saya mengikisnya? Belakangan ini, saya tengah mengerjakan sesuatu yang agak besar, tetapi terus menghadapi banyak rintangan. Ini tentu memengaruhi suasana hati saya. Tentu saja, saya tetap harus menghadapinya. Saya ingin tahu, saya harus melatih diri dengan karma buruk yang menyertai saya atau saya harus mengikis karma buruk terlebih dahulu, baru bisa sungguh-sungguh melatih diri,” kata Liao Jun-qing Pengusaha.

Kita terlahir di dunia dengan menerima atau membawa karma kita. Sesungguhnya, keduanya tidak jauh berbeda. Keduanya berkaitan dengan karma kita. Terlahir di dunia ini dengan membawa karma berarti semuanya di luar kendali kita karena segalanya ditentukan oleh karma kita di masa lalu.

Sebelum terlahir di kehidupan sekarang, kita memiliki kehidupan sebelumnya. Segala sesuatu yang kita lakukan di kehidupan sebelumnya merupakan karma yang akan selalu menyertai kita. Di manakah karma itu tersimpan? Di dalam kesadaran kita. Kita terlahir di dunia ini dengan membawa karma yang tersimpan di dalam kesadaran kita.


Dahulu, ada seorang dosen dari Amerika Serikat yang berbagi dengan saya bahwa di dalam otak kita terdapat bagian yang berkaitan dengan welas asih. Mendengarnya berkata demikian, saya segera bertanya padanya, "Apakah Anda melakukan studi buddhis?" Beliau berkata, "Bukan." Mereka melakukan penelitian terkait welas asih. Karena itulah, beliau mendalami ajaran Buddha.

Ajaran Buddha sangatlah mendalam. Ajaran Buddha terkandung dalam segala sesuatu di dunia ini dan merupakan pendidikan yang sangat mendalam. Karena itu, saya berharap setiap orang dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan berusaha untuk mempelajarinya. Dengan demikian, barulah kita dapat memahami bahwa kita datang dengan membawa atau menerima karma kita.

Meski sudah memahaminya, tetapi jika kita dapat mendalaminya, itu juga sangat baik. Mungkin ada pula orang yang sudah memahaminya begitu datang ke dunia ini, ini disebut datang dengan membawa ikrar. Saat jalinan jodoh matang, meski tahu bahwa itu membutuhkan kerja keras, kita tetap tidak takut bekerja keras dan bersedia bersumbangsih. Inilah yang disebut datang dengan membawa ikrar. Kita bersedia melakukannya.

Ajaran Buddha sering mengulas tentang keyakinan, ikrar, dan praktik. Dengan adanya keyakinan, saat bertemu ajaran Buddha, kita memahami bahwa kehidupan penuh penderitaan. Dari penderitaan demi penderitaan yang ditemui, kita menyadari bahwa kehidupan penuh dengan penderitaan dan memang demikianlah hukum alam.


Saat batin dan fisik kita bertemu dengan cuaca dan lingkungan di sekitar kita, kita merasakan penderitaan atau kebahagiaan? Karma apa yang kita ciptakan? Karma kebahagiaan atau karma penderitaan? Baik kebahagiaan maupun penderitaan, semua yang kita rasakan merupakan buah dari karma yang menyertai kita. Jadi, ada banyak hal yang di luar kendali kita.

Saat seseorang dilanda penderitaan, dia merasakannya dan menerimanya dengan sukarela. Saat dia menerimanya dengan sukarela, dia akan bersyukur. Dia bersyukur atas penderitaan itu sehingga dia dapat menyaksikan dan memahaminya. Meski tahu bahwa hidup ini penuh dengan penderitaan, tetapi sebelum merasakannya, kita tidak bisa memahaminya.

Saat orang lain menuangkan segelas air dan memberi tahu kita bahwa air itu panas, kita pun tahu bahwa air itu panas. Namun, panasnya seperti air yang baru mendidih atau pas untuk diminum? Jika tangan kita tidak menyentuhnya, kita tidak akan tahu suhu air tersebut. Kita hanya tahu bahwa air itu panas. Begitu pula dengan ajaran Buddha.

Ajaran Buddha sangatlah mendalam. Kita hanya tahu bahwa ajaran Buddha sangat mendalam dan yakin bahwa ajaran Buddha dapat membimbing kita ke arah yang benar. Kita mungkin tahu bahwa jalan ini adalah jalan yang benar dan sangat baik. Namun, jika kita hanya berdiri di tempat dan enggan melangkah, kita tidak akan bisa menapaki jalan ini.


Jika tidak menapakinya, kita tidak akan bisa memahami kebenaran sejati. Prinsipnya sama dengan segelas air tadi. Kita tahu bahwa air itu panas, tetapi tidak berani menyentuhnya sehingga tidak bisa mengetahui secara jelas seberapa panasnya air tersebut. Jadi, jika kita tidak berani menapaki jalan kebenaran, akan sulit bagi kita untuk memahami kebenaran sejati.

Bagi kalian yang tertarik pada ajaran Buddha, saya membahas ini demi menyemangati kalian untuk mendalami ajaran Buddha. Kalian semua tahu tentang Empat Pikiran Tanpa Batas. Semua Sutra mengulas tentang cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin untuk membangkitkan cinta kasih dan welas asih orang-orang.

Sifat hakiki manusia ialah bajik. Baik Konfusianisme, Taoisme, maupun Buddhisme, semuanya mengajarkan bahwa sifat hakiki manusia ialah bajik. Ada yang mengatakan bahwa kebaikan dan keburukan berbagi sumber yang sama, ini juga benar. Prinsip kebenaran membimbing orang menapaki jalan kebajikan. Kebajikan ini merupakan hakikat kebuddhaan yang murni tanpa noda. Dengan cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih yang merasa sepenanggungan, setiap orang bersedia untuk bersumbangsih.

Jika setiap orang memiliki pelatihan diri yang baik, masyarakat akan dipenuhi keharmonisan dan kebaikan. Dengan demikian, terwujudlah masyarakat yang aman dan tenteram. Saat semua orang dapat bersatu hati dan kompak, maka negara akan harmonis. Jadi, mari kita bersama-sama menjaga kesehatan dan ketenteraman masyarakat.

Tetes demi tetes sumbangsih membentuk lautan pahala
Membawa manfaat bagi sesama dengan welas asih
Menapaki jalan kebajikan dengan keyakinan dan pemahaman yang mendalam
Membangkitkan sifat hakiki dan memancarkan kecemerlangan          
                                  
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Maret 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 27 Maret 2022
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -