Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Kebajikan dan Berkah untuk Mewujudkan Keharmonisan


“Hari ini, saya sangat gembira tim alat bantu kita dapat kembali untuk berbagi dengan Master tentang apa yang kami lakukan selama beberapa bulan ini. Pada November lalu, kami memulai program alat bantu untuk Alishan. Dalam proses pengiriman selama tiga hari berturut-turut, kami membagi diri ke dalam lima rute. Setiap hari, ada hampir 50 orang relawan yang bergerak untuk mengirimkan alat bantu ke desa terpencil dan membawa kehangatan bagi warga setempat,”
kata Chen Ming-zhou relawan Tzu Chi.

“Tahun 2022, saya menjadi narahubung tim pembersih alat bantu dan mengikuti relawan lain mengirimkan alat bantu. Saya melihat banyak orang yang tidak berdaya dan mengalami penderitaan yang tak terkira. Karena itu, saya menyucikan hati diri sendiri, menyadari berkah setelah melihat penderitaan, dan makin sungguh-sungguh membersihkan alat bantu,” kata Weng Li-qian relawan Tzu Chi.

“Alat bantu dapat membawa harapan dan kehangatan bagi pasien. Ini jugalah yang menjadi motivasi tim alat bantu. Melihat kebutuhan dan ketidakberdayaan penerima bantuan serta banyaknya orang yang membutuhkan bantuan darurat di wilayah terpencil, tim kami pun makin bekerja keras,” pungkas Weng Li-qian.

Melihat dedikasi tim alat bantu kita, saya sangat bersyukur kepada para anggota Tzu Cheng. Tentu saja, anggota komite kita juga sangat mengagumkan. Semuanya bersumbangsih tanpa pamrih. Di mana pun orang yang membutuhkan berada, baik wilayah pegunungan maupun desa terpencil, kalian tetap mengirimkannya. Kalian mengeluarkan biaya bahan bakar sendiri. Selain itu, saat melakukan peninjauan ulang, kalian juga membawa bingkisan untuk mereka.


Kalian tahu apa yang dibutuhkan setiap keluarga dan berkunjung dengan membawa kebutuhan mereka. Jika ada yang kekurangan suplemen, kalian pun menyiapkan suplemen untuk mereka. Kalian merogoh kocek sendiri untuk semua itu dan bersumbangsih tanpa pamrih. Saat kembali ke Griya Jing Si, kalian selalu berkata, "Master, kami sangat bersyukur. Kami bersumbangsih dengan sukacita." Demikianlah Bodhisatwa. Kalian bukan hanya merasa sukacita, tetapi juga memperoleh sukacita dalam Dharma. Kalian menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Setelah melihat penderitaan, kita secara alami akan memperbaiki kebiasaan buruk kita.

Ada istri-istri yang merasa tidak puas dan mengeluh bahwa suami mereka tidak bisa menghasilkan uang sebanyak orang lain. Namun, setelah melakukan kunjungan kasih dan survei kasus, mereka berkata pada suami mereka, "Terima kasih telah memenuhi kebutuhan kami." Jadi, melihat penderitaan dapat membangkitkan potensi kebajikan hakiki kita sehingga kita mengenal rasa puas dan bersedia menciptakan berkah.

Ketua misi amal kita, Ketua Yan, yang dahulu bekerja di sektor bisnis telah melakukan penghitungan. Suatu kali, dia berkata pada saya, "Master, di tengah masyarakat, Tzu Chi telah banyak bersumbangsih dalam program alat bantu, seperti memperbaiki dan membersihkan alat bantu serta mengantarkannya ke rumah warga kurang mampu. Master, jika sumbangsih para relawan kita dihitung dengan upah 140 dolar NT (68 ribu rupiah) per jam, upah per hari setiap orang akan lebih dari seribu dolar NT (lebih dari 483 ribu rupiah). Jika demikian, akan sangat sulit untuk menghitungnya."

Benar, jika dibayangkan, sungguh sulit untuk menghitung berapa banyak sumbangsih para insan Tzu Chi bagi masyarakat dan dunia. Ini berkat dedikasi dan sumbangsih para anggota komite dan Tzu Cheng kita. Mereka mengumpulkan barang bekas, memperbaikinya, lalu memberikannya kepada orang yang membutuhkan. Daur ulang sangatlah penting. Lakukanlah daur ulang dengan kedua tangan yang bertepuk.


Dalam sebuah seminar, saya mengimbau orang-orang untuk melakukan daur ulang dengan kedua tangan yang bertepuk. Kini, konsep pelestarian lingkungan kita telah tersebar ke dunia internasional. Di berbagai negara, para insan Tzu Chi melakukan pelestarian lingkungan di negara masing-masing. Asalkan ada insan Tzu Chi yang membimbing warga komunitas, maka kita bisa meningkatkan kesadaran orang-orang tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Sungguh, hal yang patut disyukuri sangatlah banyak.

PBB juga mengadakan rapat tentang pelestarian lingkungan dan mengundang insan Tzu Chi untuk menghadiri rapat. Dalam rapat itu, insan Tzu Chi berbagi tentang konsep pelestarian lingkungan dan bagaimana melakukannya. Kita semua tahu bahwa barang daur ulang yang dikumpulkan masih sangat bermanfaat setelah diperbaiki dan dibersihkan. Barang-barang ini dapat digunakan untuk menolong orang yang kesulitan di tengah masyarakat. Jadi, mereka dapat memperoleh perabot rumah tangga yang bersih dan kuat.

Ada sebagian murid yang tidak memiliki meja belajar dan alat tulis. Setelah menyiapkan kebutuhan mereka, insan Tzu Chi pun mengantarkannya ke rumah mereka. Ini sungguh sangat bermanfaat bagi mereka. Intinya, ada banyak insan berbakat yang bersedia bersumbangsih dan mengumpulkan barang daur ulang demi membawa manfaat besar bagi orang-orang. Semua ini merupakan sumber daya untuk bersumbangsih bagi masyarakat agar yang kekurangan tak lagi kekurangan karena kita telah memenuhi kebutuhan mereka. Saya yakin kalian semua mengerti akan hal ini.


Sesungguhnya, kita merekrut donatur bukan demi uang. Jika memiliki dana, kita bisa berbuat lebih banyak. Jika dana kita terbatas, yang bisa kita lakukan pun terbatas. Sesungguhnya, yang terpenting bagi saya ialah menggalang cinta kasih orang-orang. Kita memperkenalkan Tzu Chi kepada orang-orang yang belum mengenal Tzu Chi agar mereka mengenal Tzu Chi dan mengubah pola pikir. Ada orang yang dahulu diliputi ketamakan ataupun mengejar kenikmatan hidup. Namun, setelah memahami hukum sebab akibat dan mengenal ajaran Buddha, mereka mulai melatih fisik dan batin mereka. Inilah yang disebut melatih diri.

Kita dapat melatih diri dalam kehidupan sehari-hari karena kita bersentuhan dengan Dharma sejati. Inilah Dharma yang ingin Buddha babarkan di dunia ini. Buddha mengajari kita agar tidak tamak. Kita hendaknya berdana. Jadi, kita hendaknya mentransformasi tabiat buruk menjadi pembinaan diri yang baik. Inilah ajaran Buddha. Kita hendaknya melatih diri dan menciptakan berkah bagi orang banyak.

Lihatlah bagaimana kalian mengirimkan alat bantu. Kalian menghargai berkah dengan mengumpulkan dan membersihkan alat bantu, lalu mengantarkannya ke rumah orang-orang yang menderita karena kekurangan dan jatuh sakit. Dengan niat apakah kalian mengirimkan alat bantu kepada orang-orang yang mengalami kesulitan? Dengan niat untuk menghargai dan memupuk berkah. Kita terus memupuk berkah. Inilah yang disebut berkah.

Saya sering mengulas tentang energi berkah. Mari kita menginspirasi satu sama lain untuk menciptakan energi berkah. Saya sering berkata bahwa kita harus menggalang Bodhisatwa dunia. Kalian harus bersungguh hati menggalang Bodhisatwa dunia dan menyucikan hati manusia, baru bisa mewujudkan masyarakat yang harmonis.

Insan Tzu Chi menjangkau wilayah terpencil demi menolong orang yang menderita
Bersumbangsih tanpa pamrih dan membangkitkan potensi kebajikan
Menggalang cinta kasih, memupuk kebajikan, serta membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus
Menggalang Bodhisatwa dunia untuk mewujudkan keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 13 Juli 2023
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -