Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Kebajikan, Menciptakan Berkah, dan Senantiasa Bersyukur


Di setiap Pemberkahan Akhir Tahun, saya selalu melihat bagaimana Bodhisatwa tekun dan bersemangat di dunia. Semua orang membentangkan jalan di dunia dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Hendaknya kita berdoa dengan tulus bagi dunia semoga dunia aman dan damai. Meski kita setiap saat berdoa bagi kedamaian dunia, tetapi manusia memiliki karma buruk kolektif. Beberapa negara tidak dalam keadaan damai dan beberapa negara mengalami kemiskinan. Empat unsur alam yang tidak selaras telah menyebabkan bencana alam di mana-mana.

Setiap malam, saya menonton berita internasional. Setiap hari, saya melihat banyak negara mengalami bencana alam. Saya sangat khawatir akan hal ini. Pikirkanlah, kita hidup dengan damai, stabil, dan berkecukupan. Setiap hari, ketika saya membuka kedua mata saya saat bangun tidur, saya akan menggerakkan tangan dan kaki saya. Kemudian, saya akan duduk dan merenung. Saya selalu mendengarkan napas alam, suara serangga, dan nyanyian burung. Semua ini terdengar saat kita berada dalam keheningan. Saya senantiasa bersyukur atas hal ini.

Mengucap syukur telah menjadi kebiasaan saya. Saya selalu bersyukur atas budi luhur Buddha, budi luhur semua makhluk, alam, angin, air, tanah, dan semua hal. Semua hal patut untuk kita syukuri. Kita semua adalah orang yang penuh dengan berkah sehingga sudah semestinya kita bersyukur. Berkah datang dari kerelaan dalam memberi. Ketika Anda rela memberi, Anda akan memperoleh manfaat. Dengan kerelaan hati dalam memberi, kita akan dipenuhi berkah. Berkah yang kita dapatkan ialah iklim dan cuaca yang bersahabat, alam yang aman dan tenteram, serta masyarakat harmonis. Bukankah ini semua dinamakan dengan berkah?


Setelah melihat banyak negara yang terkena bencana, hendaknya kita membangkitkan cinta kasih dan bersumbangsih bagi mereka yang menderita. Saya sering memberi tahu semuanya untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Hendaknya semua membungkuk dengan hormat, beranjali, dan mengucapkan terima kasih. Kita harus berterima kasih kepada penerima bantuan karena telah memberi kita kesempatan untuk berbuat baik. Jadi, renungkanlah, bukankah ini adalah prinsip yang benar?

Ini semua bukan tentang ketika seseorang terkena bencana, kita pergi membantu dan dia harus berterima kasih pada kita. Bukan itu. Prinsip sebenarnya adalah orang-orang tersebut telah memberikan kita kesempatan untuk dapat bersumbangsih dengan memberikan barang-barang yang mereka butuhkan. Kita harus bersumbangsih dengan penuh sopan santun. Inilah sumbangsih dengan cinta kasih yang tulus.

Saya berharap bahwa semuanya bisa melakukan hal yang sama seperti masa awal Tzu Chi. Ketika akan menjalankan misi bantuan internasional, semua orang harus membangun ikrar dan menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan. Jadi, orang yang menciptakan berkah akan memperoleh kedamaian. Inilah yang disebut dengan energi berkah. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.


Setiap tahun, saya selalu mengucapkan terima kasih saat Pemberkahan Akhir Tahun. Semua orang tahu bahwa Angpau Berkah dan Kebijaksanaan ini berasal dari royalti saya dan upaya semua bhiksuni Griya Jing Si. Selama bertahun-tahun, Griya Jing Si bekerja keras untuk menyokong kehidupan sendiri dan membagikan angpau kepada semuanya. Para bhiksuni Griya Jing Si berterima kasih kepada kalian semua atas cinta kasih yang kalian himpun tetes demi tetes sehingga dapat membawa bantuan bagi dunia seperti harapan saya.

Hendaknya kita membantu mereka yang menderita. Saat kita berseru, ratusan, ribuan, bahkan puluhan ribu orang akan merespons. Dengan menghimpun kekuatan cinta kasih, dalam satu waktu yang sama, kita dapat bersumbangsih bagi banyak negara. Inilah alasan saya selalu bersyukur. Saya berharap kalian dapat mewariskan semangat dan nilai Tzu Chi dari generasi ke generasi. Saya juga akan mewariskan Dharma dari generasi ke generasi. Nilai-nilai dan semangat Tzu Chi harus diwariskan kepada anak cucu kita dan generasi selanjutnya. Keluarga yang berbuat baik akan dipenuhi berkah.

Setiap tahun, para anggota Sangha juga datang menemui saya dan mendoakan saya. Saat ini juga ada anggota Sangha yang datang untuk melihat insan Tzu Chi yang bekerja sama dalam kesatuan dan keharmonisan. Jadi, kita patut bersyukur atas budi luhur Tiga Permata, yaitu Buddha, Dharma, dan Sangha. Inilah Tiga Permata.


Hendaknya kita semua menyebarkan ajaran Buddha di dunia. Inilah yang disebut bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Demi ajaran Buddha dan semua makhluk, kita hendaknya menapaki Jalan Bodhisatwa hingga menciptakan Tanah Suci di dunia. Inilah tujuan utama Buddha datang ke dunia.

Hendaknya kita sama-sama berusaha mewujudkan hal ini. Inilah Angpau Berkah dan Kebijaksanaan. Ketika kalian telah menerimanya, ingatlah untuk menciptakan berkah bagi dunia serta mencari kebijaksanaan dari Tiga Permata. Inilah makna dari Angpau Berkah dan Kebijaksanaan. Terima kasih. Hendaknya semuanya bersatu hati, harmonis, dan berikrar dengan tulus bagi masa depan. 

Bersyukur atas kehidupan yang aman dan damai
Rela untuk bersumbangsih tanpa pamrih
Memupuk kebajikan dan menciptakan berkah untuk mewujudkan Tanah Suci
Berikrar dengan tulus untuk menyebarkan Dharma dan mengembangkan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 13 Januari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 15 Januari 2024
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -